Delapan

2.4K 142 22
                                    

"Balik ke tanggal 29 mau?" Ucap Deven pelan. Anneth diam. Ia memilih menatap mata Deven.

"Ngga elit ngomongnya di toko sepatu," bisik Anneth ke telinga Deven. Lalu ia pergi meninggalkan toko sepatu dan Deven di sana.

Deven segera mengejar Anneth yang sudah keluar toko sepatu. Anneth sedang berjalan di depan dengan langkah yang pelan Deven segera mensejajarkan langkahnya dengan Anneth.

Datang-datang Deven langsung menautkan jemarinya ke jemari Anneth membuat gadis itu sedikit kaget dan terlihat tegang, tapi ia menerimanya dan tidak melepas genggaman tersebut.

"Sekarang kita ke restoran sushi ya? Buat pipimu gembul lagi," Deven menoleh ke Anneth dan tersenyum. Anneth yang mendapatkan senyuman Deven hanya mengangguk dan mengikuti langkahnya.

Sudah di restoran sushi, Deven memesan sesuai selera mereka. Bahkan sampai sekarang Deven masih ingat sushi favorit Anneth. Ia memesan lebih banyak karena ia yakin Anneth sudah lapar apalagi porsi makannya yang tidak bisa hanya satu kali saja. Kini Deven memilih duduk di sebelah Anneth karena ingin mengobrol lebih dekat.

"Neth..."

"Hemm?" Anneth menengok ke sebelah kirinya dimana Deven duduk. Mereka saling tatap selama beberapa detik.

"Udah lama ya ngga jalan berdua gini? Kangen ngga sih? Lama juga kamu ngga pernah cerita. Aku selalu kangen sama cerita-cerita kamu gatau kenapa kamu selalu aja cerita banyak serasa aku tuh mendengarkan novel versi lisan," kekeh Deven. Anneth tersenyum dan masih diam.

Kangen, Ven... Kangen banget. Aku kangen kamu yang selalu bikin lawakan walaupun itu ngga lucu dan malah buat aku sebel - Batin Anneth.

"Kamu ngga akan cerita apa gitu sama aku? Dari tadi aku nungguin kamu cerita loh... Kamu banyak diem setelah ketemu di cafe waktu itu," lanjut Deven. Ia mengusap punggung tangan Anneth.

"Apa yang mau kamu tau, Ven?" Tanya Anneth.

Ia jadi teringat dimana terkahir kalinya bertemu Kak Aldy dan membentaknya itu benar-benar membuatnya kaget. Selama bersama Deven, Anneth belum pernah mendapatkan bentakan darinya yang ada malah aku menagis karena dia yang selalu ke Lombok dengan jangka waktu lama, lalu marahnya dia yang diam dan memendam.

"Apapun aku dengerin kok Neth," ucap Deven begitu tulus.

"Kayaknya kamu juga udah tau semua dari Jo selama ini kan?" Ujar Anneth. Ia menatap ke meja dimana makanannya baru saja datang.

"Iya juga sih, cuman denger lagi versi kamu gapapa kok aku ngga bosen," tawa Deven lagi.

"Ngga ah ngebuka luka lagi," Anneth menggeleng-gelengkan kepalanya. Deven pahan itu, ia mengangguk dan mengelus kepala Anneth, lalu menyuruhnya makan.

"Yaudah kamu makan gih,"

"Kamu ngga?" Tanya Anneth.

"Nanti, aku mau liat kamu makan dulu aja," cengir Deven. Anneth memukul lengan Deven.

"Dengan kita kayak gini, berarti kita kayak dulu kan, Neth?" Tanya Deven dengan percaya dirinya. Ia masih menatap Anneth. Kali ini Anneth menoleh kepadanya dengan mulutnya yang penuh dengan sushi.

"Mau kamu jawab atau ngga aku yakin kamu pasti setuju sih. Hahahaha. Little anny jadi pacarnya spiderman lagiii," Deven menekan-nekan lesung pipi Anneth.

Annethnya hanya tersenyum dan mengangguk karena menghabiskan sushi di mulutnya yang masih di kunyah.

"Ngga ada yang akan bentakin kamu lagii. Paling juga aku yang ngambek gara-gara kamu cantiknya kelewatan," tutur Deven dan ia menghuap sushi yang ada di depannya.

SEBUAH KISAH #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang