"Ada apa sih? Rame banget heran!"
Syakilla mendumal ketika melewati lorong sekitar lapangan basket yang tiba-tiba ramai. Jam pulang sekolah memang biasanya ramai, tetapi hari ini agak beda. Ramai banget. Banyak siswi berkerubung di sana sambil bisik-bisik.
"Widih, sape tuh ganteng banget?"
"Murid baru kah?"
"Kek kenal??? Ah! Bukannya tuh cowok asisten pelatih taekwondo yang baru itu?"
"Iya kah? Anjir, tau gitu gue ikutan taekwondo juga biar bisa sekalian pdkt!"
Merasa penasaran, Syakilla naik ke tempat duduk yang terbuat dari semen yang berada di sisi kiri koridor.
"Lah iya, beneran ganteng."
Ucapan Syakilla mengundang Dinda untuk ikutan karena merasa penasaran juga.
Seketika Dinda membekap mulutnya dengan kedua mata berbinar, melihat cowok ganteng bertopi hitam sedang duduk di ujung koridor sambil celingak-celinguk seperti sedang mencari seseorang.
"Lo nggak ikutan, Pril?"
"April udah punya gue. So, nggak perlu nengok cowok lain!"
Padahal Jayden nanya ke April, eh yang jawab malah Elang. Dan yang diributin masa bodo, lalu memilih berjalan ke lapangan basket supaya leluasa.
"April!"
Mendengar cogan bertopi hitam memanggil April membuat ciwi-ciwi terkejut dan langsung berbisik-bisik.
"Pacarnya April kah?"
"Iya kali. April kan pentolannya taekwondo. Sedangkan cogan itu asisten pelatihnya. Pasti mereka cinlok."
"Gue iri gue bilang!"
Sedangkan yang dipanggil malah semakin cepat jalannya.
"Kita perlu bicara." Kata Alaric ketika berhasil mengimbangi langkah April.
"Gue sibuk."
"Nggak penasaran soal kemarin?"
"Nggak. Aish, lo tuh apa-apaan sih?!"
April melotot dan langsung menjauh ketika Alaric merangkulnya.
"Gue bisa gendong lo sekarang kalau lo mau."
Perkataan Alaric mengundang tangan April untuk melayangkan tinju ke wajah pria itu. Akan tetapi, April lupa kalau Alaric adalah asisten pelatih yang tentu saja dengan mudah menahan serangan darinya.
"Wah wah... apakah mereka sedang bertengkar gengs? Sampai-sampai adu urat gitu? Anak taekwondo seru juga ya kalau lagi tengkar antar kekasih. Hihi"
"Iya~gumush banget liatnyaaa~"
Bisik-bisik tetangga itu membuat telinga Elang panas. Alhasil, pemuda itu berjalan cepat menghampiri April.
"Oke. Tapi dia juga ikut!"
"Heh?"
Elang kaget dong, baru datang langsung diseret oleh April.
"Gue cuma antisipasi semisal lo mau nyulik gue. Jadi, gue harus bawa bodyguard buat jaga-jaga."
Alaric cuma bisa menghela napas. Pemikiran April memang tidak bisa diprediksi. Memangnya wajah Alaric terlihat seperti kriminal yang hobi menculik sampai dicurigai segala? Aish!
"Lang, lo bisa berantem kan?"
"Dikit."
"Pokoknya, kali ini gue ngandelin lo. Awas kalau gagal jagain gue. Gue bakal marah besar!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable
Teen Fiction🌻Ini kisahnya April dan Elang🌻 Cinta, keluarga, pengorbanan, kesetiaan, dan penantian~