🌻17

46 8 0
                                    

"Kenapa kau menatapku seperti itu?"

Jillian yang sedang menata makanan di atas meja merasa risih ketika Loga terus menatapnya.

"Kau cantik."

"Memangnya aku pernah tidak cantik?"

Loga terkekeh pelan, tatapannya masih tertuju pada wajah cantik Jillian. Sejujurnya, pria itu masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. Istrinya datang ke kantornya, membawakannya makan siang.

Sebenarnya itu hal yang lumrah, kejadian yang sungguh wajar ketika seorang istri membawakan bekal atau mengantarkan makan siang untuk suaminya. Namun ini adalah Jillian Yasodana.

Selama dua puluh tahun menjadi istrinya, baru pertama kali Jillian menginjakkan kakinya ke kantor perusahannya untuk membawakannya makan siang.

Meski terdengar sepele, namun mampu membuat hati seorang Logasenan Landro berdebar hingga membuat pria itu kembali merasakan jatuh cinta kepada wanita itu untuk kesekian kalinya.

"Mulai saat ini, aku akan lebih perhatian."

Loga yang baru saja menyantap makanannya kini mendongak, mendapati wajah istrinya yang terlihat sendu.

Setelah mendengar penjelasan dokter mengenai penyebab Loga henti jantung mendadak dikarenakan kelelahan, stres serta kecemasan berlebihan, membuat Lian merasa bersalah. Merasa dirinya lah yang menjadi faktor utama penyebab dari sekian banyak penyebab itu.

"Maaf, selama ini aku menjadi istri yang buruk. Alih-alih memberi perhatian, aku justru selalu merepotkanmu. Selalu menyalahkanmu atas apa yang terjadi. Maaf, karena aku begitu egois. Merasa paling tersakiti, hingga tanpa sadar aku sudah menyakitimu selama ini. Aku tidak bisa berjanji bisa membuatmu bahagia dengan menjadi istri yang baik untukmu. Tetapi, aku akan terus berusaha."

"Lian..."

"Saat mendengarmu masuk rumah sakit waktu itu, aku terus menyalahkan diriku sendiri. Aku lah penyebab kau masuk rumah sakit. Aku adalah beban yang hanya bisa merepotkanmu, membuatmu stress, membuatmu---

Perkataan Lian terpotong oleh pelukan Loga.

"Jika aku hanya bisa membuatmu terluka, kau boleh melepas---

"Tidak, Lian. Sampai kapan pun, aku tidak akan melakukan itu. Jika kau masih belum bisa mencintaiku, belum bisa menerimaku menjadi suamimu, tidak masalah. Aku bisa menunggu. Bukan kau yang egois. Tetapi aku. Aku lah yang menginginkanmu terus berada di sisiku. Jangan tinggalkan aku lagi. Aku mohon."

Lian tak menjawab, namun kedua tangan wanita itu perlahan bergerak membalas pelukan Loga, membenamkan wajahnya pada dada bidang suaminya kemudian menangis sesenggukan.

.

Beberapa menit setelah Jillian meninggalkan kantornya, asisten Loga masuk ke ruangan pria itu dan memberikan sebuah map.

"Informasi yang Anda minta, Bos."

Merasa harus berterimakasih pada seorang gadis yang sudah menyelamatkan hidupnya, begitu keluar dari rumah sakit, Loga langsung meminta asistennya untuk mencari informasi lebih banyak mengenai gadis itu.

Loga mengangguk, menyuruh asistennya keluar, menyisakan dirinya sendiri di ruang itu.

"Aprilina Nirwana?"

Loga menaikkan sebelah alisnya, merasa familiar dengan nama belakang gadis itu. Begitu melihat informasi detailnya, seketika kedua mata Loga membulat.

"Jadi, gadis ini... putrinya Pram?!"

▪🌻🌻🌻▪

Begitu menyelesaikan pekerjaannya, Loga pergi ke bengkel untuk mengambil mobilnya yang beberapa hari lalu menginap di sana akibat insiden yang ia alami.

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang