"Ayah!"
April berlari kesetanan masuk ke rumah sambil berteriak.
"Apa sih, Pril? Masuk rumah tuh salam dulu, nggak usah teriak. Ini rumah loh, Pril. Bukan hutan."
April menghampiri Pram yang sedang membereskan bekas gelas di atas meja ruang tamu.
"Tadi orang itu datang ke sini lagi?"
"Orang itu? Siapa?"
"Itu... orang yang kemarin buat rusuh. Dia ke sini lagi, Yah? Ngapain? Nggak mukul Ayah lagi, kan?"
"Iya. Minta maaf. Enggak."
Pram menjawab semua pertanyaan April. Namun gadis itu merasa belum cukup, sehingga terus membuntuti Pram sampai ke dapur.
"Ngapain Ayah kasih minum segala? Kenapa nggak langsung usir aja sih?!"
"Orang yang kamu maksud itu Kakaknya Ayah loh, Pril. Papa kandung kamu. Masak Ayah kasih oli? Harus ke bengkel dulu dong nanti. Repot."
"Aih, Ayah terlalu baik, udah cocok jadi bestinya Spongebob. Sini, biar April aja."
April mengambil alih spons di tangan Pram, kemudian mulai mencuci gelas kotor tersebut.
"Pril."
"Hm?"
"Nanti malam ikut Ayah makan malam ya."
April noleh ke Pram. "Lah biasanya juga makan bareng. Sekarang pakek nanya segala?"
"Bukan cuma kita berdua. Tapi berlima."
"Siapa lagi?"
April menaikkan sebelah alisnya, seketika wajahnya jadi sumringah saat terbesit sesuatu di kepalanya.
"Ah! Ayah mau ngajak Bu Prita sama orang tuanya? Oho! Udah official, Yah? Mau langsung lamaran nih ceritanya? Yosha!!"
Pram belum sempat menjelaskan, namun April sudah melompat-lompat saking girangnya.
"Bukan. Tapi sama orang tua dan Kakak kamu."
"Eh?"
April langsung mingkem, pasang wajah tak suka.
"Kalau itu skip! April nggak mau."
"April..."
"Nggak!"
April menyelehkan gelas yang sudah bersih ke tempatnya, kemudian berlalu pergi meninggalkan Pram.
"April."
April langsung masuk kamar, mengabaikan Pram yang masih ingin mengatakan sesuatu.
"Ya sudah kalau begitu, Ayah akan bicara lagi nanti. Kamu istirahat saja dulu."
Pram berbalik pergi, membiarkan April di dalam kamarnya. Lagi pula, Pram tidak bisa memaksa. Namun...
"Aku mohon, Pram... bantu aku! Bantu aku agar April mau memaafkanku."
"Kau harus melakukannya sendiri."
"Saat ini kondisi Lian sedang tidak baik-baik saja. Dia terus memikirkan April sampai jatuh sakit. Istriku sangat ingin bertemu dengan putrinya, Pram. Setidaknya, bantu kami agar bisa bertemu."
"Kalian bisa datang kemari bersama, kunjungi April kapan pun kalian mau. Tapi... aku harap, kalian tidak membawanya."
"Apa maksudmu?"
"Aku sudah menganggap April seperti putriku sendiri. Aku juga sudah terbiasa hidup bersamanya. Bisakah kalian membiarkan April tetap tinggal bersamaku?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable [END]
Romance🌻Ini kisahnya April dan Elang🌻 Menceritakan tentang arti cinta, keluarga, pengorbanan, kesetiaan, dan penantian~ [Sebenarnya ini Book lama, cerita pertama yang saya tulis (tahun 2017). Tapi ceritanya sempet hiatus, lalu saya unpub, saya revisi, te...