🌻11

57 10 0
                                        

"Akhirnya datang juga lo, Babon!"

Kedatangan April disambut geplakan dari Senja di pundaknya. Lalu gadis itu turun dari motornya, menyapa teman-temannya yang lain.

Malam ini anggota Akatsuki lengkap, semuanya hadir. Senja, Leo, Marko, Rendy, dan Jion sudah lebih dulu sampai di arena.

"Kali ini lawan siapa?"

"Regen! Kalau menang, kita dapat motor ketuanya. Lumayan, keluaran terbaru." Jelas Marko.

"Kalau kalah?"

"Bejonya Bos Jion melayang." Celetuk Senja membuat April melotot.

Bejo adalah nama motor kesayangannya Jion.

"Ji, lo masih waras kan?"

April shock, karena taruhannya tidak sebanding. Meski motor ketua Regen keluaran terbaru, tetapi dari segi harga tetap tidak ada separuhnya dari Bejo milik Jion. Tidak masuk akal!

"Lo kayak nggak kenal Jion aja, Pril. Dia kan hobinya buang-buang duit." Imbuh Marko.

Leo menepuk pundak April. "Lo nggak lupa kan kalau Jion ahli soal marketing?"

Seketika April paham maksud Leo. Jion sengaja menawarkan harga tinggi untuk memancing lawan, karena Jion tidak akan melakukan itu sebelum mengetahui kelemahan lawannya.

"April!"

Merasa ada yang memanggil namanya, gadis itu menoleh, mendapati seorang laki-laki mengenakan jaket hitam, melambaikan tangan ke arahnya.

April noleh ke Jion. "Sape tuh?"

"Lah itu si Aaron, Ketua Regen."

"Ketua baru? Kek baru lihat."

"Dari dulu emang Aaron, Pril. Mata lo aja yang siwer, orang tiap kumpul tuh anak selalu ikut." Jelas Marko.

"Kayaknya dia naksir lo, Pril. Dari tadi gue lihat tuh anak liatin lo mulu." Timpal Rendy.

"Iya bener. Kemarin waktu lo nggak ikut, tuh anak nyariin." Imbuh Jion.

"Tuh tuh! Anaknya ke sini tuh." Perkataan Marko membuat mereka menoleh. Dan benar saja, Aaron berjalan menghampiri kelompoknya, lebih tepatnya April.

"Akhirnya kita bisa ketemu. Kenalin, gue Aaron."

Laki-laki itu mengulurkan tangannya ke arah April.

"Belum lebaran, nggak usah salaman segala." Kata April membuat Aaron terkekeh kecil seraya menurunkan tangannya, lalu menoleh ke Jion.

"Ji, gimana kalau kita ubah perjanjiannya?"

Jion menaikkan sebelah alisnya.

"Kalau kalian menang, ambil motor gue. Tapi kalau kalah..." lalu noleh ke April. "Dia jadi cewek gue."

"What?!" Sontak April dan Senja mendelik.

"Tch, gue nggak bakal nyerahin April semudah itu." Kata Jion.

Aaron senyum simpul. "Jadi, lo udah ngaku kalah duluan nih?"

"Bukan itu. Masalahnya, harga motor lo aja nggak sebanding sama Bejo gue. Apalagi, April cuma ada satu di dunia, yang nggak dijual di toko mana pun."

Anjir si Jion, belum gue slepet aja mulutnya!

"Oke, gimana kalau Bugatti?"

Jion menahan diri untuk tidak melotot ketika Aaron memamerkan kunci mobil di tangannya. Sebisa mungkin pria itu harus tetap cool di depan lawan, meski dalam hati tergiur.

Irreplaceable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang