🌻2

110 11 0
                                        

Lima menit sebelum bel pulang, April sudah mengemas buku paket serta alat tulisnya, kemudian berlari kesetanan keluar kelas.

Jam pelajaran terakhir tadi kosong, hanya diberi tugas. Jadi, begitu tugas selesai April bergegas minggat, membawa motornya dengan kecepatan super menuju toko rental komik langganannya.

"The Black Hero, volume 20."

"Udah keduluan sama besti lo noh!"

Sontak April mengikuti lirikan mata si penjaga toko dan mendapati pemuda yang duduk di pojokan sambil memegang komik yang ia incar.

Seakan tahu sedang dibicarakan, pemuda itu mendongak.

"Yo, Habanero!"

Pemuda bernama lengkap Airlangga Samudera itu mengangkat tangannya dengan cengiran lebar.

April berdecih, lalu menoleh ke penjaga toko. "Sejak kapan tuh makhluk ada di situ?"

"Ehmm... sekitar dua jam, mungkin?"

April baru ingat, setelah jam istirahat terakhir pemuda itu memang sudah tak terlihat di kelas. Ternyata Elang benar-benar membolos untuk mendahuluinya mengambil komik incarannya.

April berjalan menghampiri Elang, lalu menjulurkan tangannya seraya memasang wajah ala preman.

"Gue nggak minta ganti rugi soal sosis kemarin, asal lo serahin tuh komik sekarang."

"Uhmmm..."

Elang sok mikir, lalu menggeleng kecil. "Gue ganti sosis yang kemarin aja deh. Berapa? Nggak nyampe ceban kan ya?"

Lalu bergerak mengambil dompet di saku celana seragamnya.

"Nggak! Lo nggak usah ganti. Cukup serahin tuh komik sekarang!"

"Entar, tunggu gue kelar baca dulu." Elang kembali duduk manis, lalu lanjut membaca.

Rasanya April ingin meninju Elang sekarang, namun urung karena dia tidak mau diusir dan berakhir di blacklist menjadi pengunjung toko ini.

Akhirnya, April mencoba sabar dan memutuskan duduk di sebelah Elang. Netranya terus melirik ke arah komik yang di pegang pemuda itu.

"Lo baca komik satu halaman butuh berapa jam sih? Dari tadi lo stuck di halaman itu mulu!"

Merasa sebal dengan Elang yang tak kunjung membuka halaman selanjutnya, April mulai bersuara.

"Suka-suka gue dong! Gue mau baca nyampe taun depan juga suka-suka gue!"

"Dari tadi gue udah nyoba sabar ya, Nyet! Bener-bener minta di sleding ya lo, Babik!"

"Yang bener apa nih? Monyet apa Babik?"

Wajah April sudah merah padam, perempuan itu bahkan sudah menggulung lengan seragamnya.

"Oho! Mau ngeluarin jurus apa lagi nih?"

"Pilih, mau gue cekik apa mau gue banting?"

"Dua-duanya gue skip!"

Merasa kesal, akhirnya April melayangkan tendangan andalannya. Bukan ke wajah Elang, melainkan komik yang di pegang pemuda itu. Sehingga komik tersebut melayang ke udara, dan April bersiap untuk menangkapnya.

Namun kejadian tak terduga, April tersandung kaki meja membuat perempuan itu hampir terjungkal ke belakang jika Elang tak sigap menahan pinggangnya. Sedang tangan kirinya berhasil menangkap komik, sehingga tak berakhir mendarat di kepala April.

Seakan waktu terhenti beberapa detik, April dan Elang sempat ngebug dengan posisi wajah saling berdekatan.

Hingga flash serta bunyi kamera ponsel menyadarkan mereka dan sontak membuat keduanya menjauh, menoleh ke sumber kilatan cahaya tadi.

Irreplaceable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang