🌻1

175 18 0
                                    

"WOY, CAPLANG! JANGAN LARI LO, BANGSAT!"

"Minus point. April ngomong kasar, Pak Jamal---Adeh!"

Karena meleng, Elang tak sengaja tersandung kakinya sendiri sehingga lelaki itu auto nyungsep ke tanah.

"Kena lo!"

Elang berteriak ketika April mengheadlock lehernya.

"Balikin sosis gue!"

"Udah nyampe perut gue lo suruh muntahin? Lepas! Gue susah napas ego!"

"Selagi lo masih bisa napas nggak gue lepas!"

"Pak Jamal, help!"

Pak Jamal cuma bisa menghembuskan napas lelah melihat dua muridnya yang jika bertemu akan menjadi seperti Tom & Jerry. Begitu juga dengan murid lainnya yang berlalu lalang dengan santainya seakan tidak terjadi apa-apa, tidak ada satu pun di antara mereka yang berniat melerai. Baik para guru, teman seangkatan, kakak kelas mau pun adik kelas sudah sering melihat adegan tersebut dan sekarang sudah terbiasa.

"Setidaknya kasih kesempatan gue buat nulis surat wasiat."

"Tch!"

Bel masuk berbunyi, namun April tak ada tanda-tanda mau melepaskan Elang.

Oke, mari kita flashback sebentar...

Beberapa menit lalu, jam istirahat pertama, lokasi kantin.

"Sosisnya buat gue ya---adeh!"

April menampol tangan temannya yang hendak mencomot sosis goreng di piringnya.

"Enak aja! Sengaja gue singkirin, mau gue makan paling akhir."

Kebiasaan yang dimiliki April, makanan enak sengaja dimakan paling akhir. Tidak ada alasan khusus, hanya sudah terbiasa dan berakhir menjadi kebiasaan.

Mulut April sudah mangap, namum belum sempat melahap sosis tersebut, seseorang dengan sengaja membungkus kepalanya dengan kresek hitam.

"ELANG BANGSAT!!!"

April berteriak sampai pengunjung kantin auto nengok ke arahnya. Begitu melepas kresek hitam dari kepalanya, April kehilangan sosis yang belum sempat ia gigit.

April bukan tipe manusia penyabar dan termasuk sumbu pendek yang mudah meledak. Alhasil, perempuan itu langsung mengejar Elang untuk menuntut ganti rugi.

"Geludnya pending dulu. Masuk kelas!"

Suara Pak Jamal tak membuat April mau melepaskan Elang, meski lelaki itu sekarat sekali pun.

"Masuk kelas atau ke ruang BK?!"

Mendengar itu, April langsung melepaskan Elang. Membuat pemuda itu terkapar sambil menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.

▪🌻🌻🌻▪

Jam pelajaran terakhir.

[Tugas kelompok Seni Budaya: Membuat Naskah Teater. Satu kelompok terdiri dari 5 orang. Tugas dikumpulkan minggu depan]

"Bu Prita, intrupsi!"

"Ya, April?"

"Izin ganti kelompok. Saya keberataan sekelompok dengan Elang."

April langsung protes membuat Bu Prita, guru seni budaya menghela napas.

"Ada yang mau bertukar dengan April?"

Seisi kelas kompak terdiam, pura-pura tidak mendengar.

"Jadi kelompoknya udah fix ya? Dan April tetap satu kelompok dengan Elang."

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang