"JAN LARI LO, CAPLANG!"
Suasana koridor sekolah ketika jam pulang terlihat rusuh, adegan April mengejar Elang kembali terjadi, membuat siswa mau pun siswi yang sedang berjalan di koridor itu auto menyingkir, memberi jalan untuk mereka.
Ingat, adegan tersebut sudah sering terjadi. Jadi, para warga sekolah sudah terlatih dan terbiasa.
"PAK JAMAL, TEPIII!"
Teriakan Elang tak mendapat respon cepat dari Pak Jamal, karena guru tersebut memang terkenal ngebug dan tidak cepat tanggap. Alhasil, Elang menubruk Pak Jamal sehingga dua pria berbeda usia itu jatuh bersama, dengan Elang menindih tubuh Pak Jamal.
"Kena lo!"
April langsung mencengkeram kerah belakang milik Elang, menariknya kuat lalu mengheadlock pemuda itu.
"Ampun, Pril. Kali ini gue beneran ampun!"
"Telat! Lo udah ngerusuh dan buat kelompok 1 malu. Gue nggak peduli masuk penjara asal gue bunuh lo hari ini."
"AK!!! G-gue nggak bisa napas ego!"
"Rasain!"
"Pak Jamal, help!"
Tangan Elang berusaha menggapai Pak Jamal yang masih terduduk di lantai koridor tadi sambil menghembuskan napas lelah.
"Pak Jamal, mungkin kali ini saya tidak akan selamat. Jadi, saya mohon kabulkan permintaan terakhir saya. Jasad saya nanti di gradasi aja, terus di pajang di etalase sekolah buat kenang-kenangan. Saya tahu permintaan saya berlebihan, tapi saya mohon. Kabulkan permintaan terakhir dari muridmu ini."
Pak Jamal memijit pelipisnya melihat Elang sudah mulai mendrama. Dan tadi apa katanya? Gradasi?
"Apaan Gradasi?"
"Itu loh, Pril... yang kalau meninggal di bakar jadi abu. Itu aja nggak tau!"
"Bukan gradasi tolol! Fermentasi yang bener!"
Pak Jamal semakin mumet mendengar perkataan April yang berniat membenarkan.
"Lah? Fermentasi lo kata tape?! Ah, evakuasi!! Iya, evakuasi yang bener!"
Meski sulit berbicara karena lehernya masih tercekik, Elang tetap berkomentar. Dan kali ini menjawabnya dengan yakin.
"Evakuasi lo kata korban bencana?! Punya otak tuh mikir!"
Pak Jamal yang sudah mulai jengah kini memutuskan buka suara.
"Sebenernya yang kalian ributin tuh apa sih? Dua-duanya nggak ada yang bener. Yang bener tuh kremasi! KRE-MA-SI!!!"
Saking kesalnya, urat leher Pak Jamal sampai tercetak jelas.
"Eh, udah ganti nama?"
Kompak April dan Elang menoleh ke Pak Jamal.
"Emang dari dulu namanya kremasi!"
"Ohhh~"
April dan Elang cuma bisa manggut-manggut.
"Kalian berdua, ikut saya ke kantor!"
"Lah, ini kan udah jam pulang, Pak."
"Saya juga ada latihan taekwondo bentar lagi, Pak."
"SEKARANG!"
April dan Elang auto terlonjak, baru kali ini melihat Pak Jamal murka. Akhirnya mereka menurut, mengikuti Pak Jamal pergi ke kantor.
"Mengapa setiap bertemu, kalian selalu ribut sih?"
Sebenarnya Pak Jamal malas sekali untuk mengurus hal seperti ini, apalagi di waktu jam pulang. Tetapi sebagai wali kelas, juga karena mendapat banyak keluhan dari guru lain maupun para murid mengenai kerusuhan yang dibuat oleh dua anak didiknya itu membuat Pak Jamal harus menindaklanjuti.
"Izin menjawab. Karena Elang suka membuat saya marah. Jika dia diam saja dan tidak membuat ulah, mana mungkin saya menghajar dia tanpa alasan."
"Itu karena lo nya aja yang tensian. Sumbu pendek!"
"Udah tau gue sumbu pendek lo masih suka mancing emosi gue."
"Karena hidup gue bakalan anyep kalau nggak buat lo tensi."
"Nah! Pak Jamal denger sendiri, kan? Si Caplang ini emang sengaja suka buat saya emosi, emang hobi bunuh diri dia."
"Nah! Pak Jamal lihat sendiri kan kalau April marah jadi tambah gemes?"
April melotot dengan wajah memerah, bukan karena salting, lebih tepatnya emosi.
"Tuh kan! Lo kalau melotot bukannya nyeremin tapi malah lucu. Apalagi pipi lo jadi makin bulet kek ikan buntal, udah gitu idungnya kembang kempis lagi. Sumpah, gemes banget gue. Boleh cubit nggak?"
"Mau gue patahin tangan lo?!"
Elang auto kicep. Kedua tangannya yang hampir menyentuh pipi April segera ia turunkan.
"Mulai besok, kalian duduk satu meja!"
"Ha? Maksudnya gimana, Pak?" April ketularan Pak Jamal, ngebug.
"Mulai besok, di kelas selama jam pelajaran kalian akan duduk satu meja selama satu minggu. Kalau kalian masih ribut, saya tambah satu minggu lagi. Begitu seterusnya."
"Nggak! Saya nggak mau!" Protes April.
"Saya sih oke aja."
Elang malah kesenengan mengundang tangan April untuk kembali mengheadlock pemuda itu.
"Bilang ke Pak Jamal kalau lo juga nggak mau duduk sama gue. Cepet! Kalau enggak, gue nggak bakal lepasin lo. Kali ini gue serius."
"Yaudah, kalau gitu nggak usah lepasin gue. Biarin aja ini hari terakhir gue."
Merasa kesal, kini April beralih menjambak Elang, membuat suasana kantor, tepatnya meja Pak Jamal rusuh dibuatnya.
"April, lepaskan Elang!"
April tidak mau mendengar perintah Pak Jamal, gadis itu malah semakin membabi buta.
"Lepas sekarang atau hukuman saya tambah menjadi satu bulan?"
Sontak April melepaskan tangannya dari rambut Elang. Kembali duduk di kursi, lalu menatap Pak Jamal dengan wajah memelas.
"Bisa ganti aja hukumannya, Pak Jamal? Sapu halaman kek biasa, atau bersihin toilet aja deh nggak papa, asal jangan suruh saya duduk semeja sama dia."
"Tidak!"
"Atau---
"Bukannya kamu ada latihan taekwondo, April? Ini sudah lewat sepuluh menit loh." Kata Pak Jamal seraya melihat arlojinya.
"Tapi, Pak---
"Kalian berdua boleh keluar."
Elang sudah beranjak, namun April masih berusaha merayu Pak Jamal agar membatalkan hukumannya.
"Mau saya tambah menjadi satu tahun, supaya kamu bisa semeja dengan elang sampai kelas dua belas?"
"Tidak!"
"Kalau begitu, silakan keluar."
April kalah, gadis itu berjalan gontai melewati pintu. Berjalan menuju toilet untuk berganti seragam.
Begitu sampai di lapangan, April menghampiri pelatih untuk meminta izin bergabung karena ia terlambat dan latihan sudah dimulai.
Namun, kejadian memalukan tak bisa April hindari ketika...
"Sampai jumpa besok, teman sebangku~ SEMANGAT LATIHANNYA SAYANG!"
April melotot ketika melihat Elang yang ternyata masih berada di depan kantor guru, yang letaknya memang di sisi kiri lapangan basket, tempatnya latihan sekarang.
Pemuda itu dengan tidak tahu malunya tersenyum seperti idiot sambil dadah-dadah ke April, mengundang teman-teman satu timnya sontak menyoraki April.
ELANG BABIK!!!
Sumpah, April malu banget.
.
3-11-2024

KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable [END]
Romance🌻Ini kisahnya April dan Elang🌻 Menceritakan tentang arti cinta, keluarga, pengorbanan, kesetiaan, dan penantian~ [Sebenarnya ini Book lama, cerita pertama yang saya tulis (tahun 2017). Tapi ceritanya sempet hiatus, lalu saya unpub, saya revisi, te...