🌻13

38 9 0
                                    

"Ayah kapan balik? Katanya besok?"

"Pekerjaan Ayah selesai lebih cepat. Tadi sekitar jam 10 pagi Ayah nyampe di bandara. Begitu nyampe rumah, kok lihat motor kamu masih di garasi. Gimana? Tadi pagi nggak telat kan?"

"Enggak dong, Yah."

"Nggak salah Ayah minta tolong ke Elang."

"Eh, maksudnya gimana, Yah?"

"Semalam ngapain aja sampai balik jam 2?"

April melotot. Bagaimana Ayahnya bisa tau?

"Gue baru tidur 3 jam doang anjir, ngantuk!"

"Begadang? Ngapain? Nonton bokep?!"

"Sembarangan! Gue main sama temen-teman, karaokean. Eh, malah kebablas nyampe jam 2 pagi. Aish! Hari ini titip absen aja ya, gue males sekolah. Mau lanjut tidur."

"Nggak ada! Buruan mandi! Atau... mau gue mandiin?"

"Dasar mesum!"

Sontak April membekap mulutnya begitu teringat saat Elang menggedor jendela kamarnya dengan brutal untuk membangunkannya. Karena masih setengah sadar, gadis itu tak sengaja keceplosan.

"Si Caplang ngadu ke Ayah?"

"Lebih tepatnya ngasih laporan."

"Selain Pak Jamal, sekarang Ayah ngerekrut Elang juga buat mantau April?"

"Karena nggak ada pilihan lain. Kalau Ayah nanya ke Senja atau anggota Akatsuki yang lain, mereka pasti ngasih laporan palsu. Kamu pikir selama ini Ayah nggak tahu? Jadi buat antisipasi, Ayah rekrut Elang. Lagian, dia juga nggak keberatan kok."

"Ah, pantesan si Caplang cosplay jadi ojek seharian ini. Itu Ayah juga yang nyuruh?"

"Maksud kamu buat anter jemput kamu?"

April mengangguk, membuat Pram menggeleng.

"Itu sih nggak termasuk. Ayah cuma minta tolong buat bangunin kamu biar nggak kesiangan, itu aja. Soalnya HP kamu nggak aktif seharian, jadi Ayah nggak bisa bangunin lewat telpon kayak biasa. Soal Elang yang mau antar jemput, itu mah dia sendiri yang inisiatif."

"Wah, semakin mencurigakan aja."

"Mencurigakan apa sih? Jelas-jelas dia tuh suka sama kamu, Pril."

"Idih, Ayah kalau ngomong!"

"Apa? Emang bener kok. Waktu Ayah bilang kamu mau ikut balapan aja, dia nyusul kamu."

"Kapan?"

"Itu loh... waktu kamu izin ke Ayah waktu Ayah lembur itu. Tapi waktu Ayah nyampe rumah, ternyata kamu udah tidur duluan."

April mencoba mengingat. Ah, jadi begitu ceritanya Elang tiba-tiba muncul waktu kejadian dramatis di perempatan lampu merah? Ternyata pemuda itu hendak menyusulnya.

"Itu karena April nggak jadi pergi ke sana. Ada kejadian tak terduga dalam perjalanan."

"Oh, soal penyelamatan pengendara yang henti jantung mendadak itu?"

April melotot. "Wah, Ayah bahkan tahu kejadian itu? Elang juga nih yang kasih tahu?"

Pram mengangguk. "Beberapa hari ini kita sering telponan, jadi bisa saling tukeran informasi."

"Oho! Sejak kapan kalian sedekat itu? Sampai tukeran nomor telepon segala lagi."

"Sejak Elang ikut makan malem bareng kita itu loh, Pril. Karena nungguin kamu lama, jadi kita sempet ngobrol dulu. Terus tukeran nomor HP, eh... jadi deket gitu aja. Ternyata, Elang orangnya asik loh, Pril. Nyambung banget kalau diajak becanda. Cocok lah ya dijadiin mantu."

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang