BRAK..!
Jungkook refleks menutup matanya saat tinju Jimin menghantam pagar besi dibelakangnya kuat. Demi apapun ia sangat ketakutan kini, karena Jimin yang marah bisa lebih berbahaya dari apapun.
"Katakan.. Apa kau tidur dengan pria itu ?!"
Anak itu langsung melotot kaget, menatap Jimin tak percaya.
"Aku—"
"KATAKAN JUNGKOOK..! APA KAU TIDUR DENGAN PRIA ITU ?! APA KAU MENJUAL DIRIMU PADANYA ?!"
"Apa maksudmu ?! Aku tidak begitu..!" Bantah Jungkook dengan suara tinggi. Ia memang takut saat Jimin tengah marah begini tapi dituduh macam-macam seperti inipun ia tak terima.
"LALU ITU APA ?! KAU KIRA AKU TAK TAHU ?! KELUAR MASUK MOBIL DAN TEMPAT MEWAH, DIBELIKAN BARANG-BARANG MAHAL, BAHKAN BIBIRMU MEMBENGKAK SEPERTI HABIS DIJAMAH..! KATAKAN PADAKU.. SEMURAH APA KAU, HAH ?!"
PLAK..!
Satu tamparan kelas menghantam wajah Jimin kuat.
Jujur, Jungkook begitu sakit hati atas semua perkataan Jimin. Ia memang terbiasa dicela dan dihina oleh orang lain tapi ia tak perduli. Namun dikata-katai oleh sahabatmu sendiri membuat perasaannya sakit.
Kenapa Jimin bisa menuduhnya segampang itu ?
"Sudah kubilang aku tidak begitu..!" Geram Jungkook dengan kedua mata memerah menahan airmatanya.
Namun ketika Jimin kembali menatapnya ia tak bisa menahan airmatanya lagi. Pada akhirnya membiarkan liquid itu menetes menuruni pipinya.
Sedangkan Jimin bahkan tidak merubah ekspresinya. Meski harus ia akui ia merasa bersalah karena membuat Jungkook menangis. Tapi perasaan marah dan cemburunya terlalu mendominasi. Hingga ia memutuskan pergi begitu saja setelah mengambil helm dan tasnya dari dalam rumah Jungkook.
Meninggalkan Jungkook yang jatuh terduduk sembari menangis pelan.
Kenapa jadi begini ?
..
.
.
Taehyung menghela nafas, sedikit melonggarkan dasinya yang terasa begitu mencekik. Hari ini ia harus menghadiri banyak sekali pertemuan hingga sekedar beristirahatpun ia tak sempat.
Lelah sekali.
"Oh.. Kau pulang ? Eomma pikir besok baru kau kembali sayang.." Tegur sang ibu yang agak kaget melihat Taehyung berjalan sempoyongan menuju kearahnya. Terduduk disamping sang ibu dan menyenderkan kepalanya dipundak ibunya.
"Karena Eomma dirumah.." Jawabnya pelan. Menikmati elusan lembut dirambutnya.
Hanya sekedar info, Taehyung punya apartmennya sendiri untuk tempat tinggal keduanya jika sang ibu tidak berada dirumah karena perjalana. bisnisnya. Mengetahui sang ibu pulang hari ini tentu saja Taehyung langsung menuju kerumahnya tanpa pikir panjang.
"Lelah sekali ya ?"
"Umm.. Begitulah Eomma.."
Sang ibu tersenyum lembut, "Mandilah.. Akan Eomma masakkan sesuatu untukmu. Kau belum makan kan ?"
"Eomma yang masak ?"
"Tentu saja.."
"Oke.. Aku mandi dulu kalau begitu.." Ujarnya lalu berdiri setelah mengecup pipi sang ibu lembut.
Saat melihat punggung lelah Taehyung terkadang ia merasa bersalah karena membuat Taehyung harus menanggung beban seberat itu disaat usianya masih begitu muda. Tapi mau bagaimana lagi, Taehyung satu-satunya penerus keluarga Kim yang tersisa saat kakak dan ayahnya meninggal karena kecelakaan sekitar 10 tahun yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Flower (Vkook) {COMPLETED}
FanfictionSudah cukup beban hidupnya banyak, dan ia masih harus menanggung semua kesalahan kakaknya. Jungkook rasa dia terlahir dengan banyak kesialan hingga harus mengalami ini semua. WARNING..! boyXboy area boys love area fujhosi area gay area SITU KLO MA...