"Jungkook..?!" Mingyu berseru kaget saat mendapati presensi anak itu yang sudah berdiri dihadapannya dengan wajah super berantakan. Tanpa pakaian hangat serta sepatu yang menutupi kakinya, juga tanpa sarung tangan.
Dengan cepat Mingyu memeluk tubuh itu erat sebelum Jungkook melangkah mendekati ruang UGD dimana Jimin tengah dirawat saat ini.
"Ming.. Jimin.. Hiks.. Jimin.. Hiks.. Aku mau bertemu Jimin.. Hiks.." Jungkook meracau tidak jelas dengan airmata yang terus membasahi wajahnya yang memerah namun terasa dingin. Bahkan tubuh anak itu saja terasa sangat dingin.
Mingyu melepas jaketnya lalu memakaikannya pada Jungkook kemudian ia menangkup wajah anak itu agar menatapnya.
"Hey.. Lihat aku.. Tenang oke ? Tarik nafasmu. Jimin baik-baik saja, percaya padaku kan ?"
Jungkook mengangguk cepat meski ia masih terisak. Tubuhnya mulai menggigil namun ia tak perduli.
Pria bermarga Kim itu membawa Jungkook duduk disalah satu kursi lalu berlutut dihadapannya. Menggenggam jemari Jungkook yang mendingin dan membiru karena udara dingin diluar. Ia menggosoknya cepat lalu mencoba menghangatkan tangan anak itu dengan nafasnya."Tunggu disini sebentar.." Kata Mingyu lalu berlari pergi.
Sedangkan Jungkook hanya diam dengan isakkan pelan. Matanya terus melihat kearah pintu UGD dengan harapan sahabatnya baik-baik saja. Membayangkan hidupnya tanpa Jimin membuat airmatanya semakin jatuh dan suara isakkannya yang semakin terdengar.
Ia sudah kehilangan seluruh keluarganya. Yang ia miliki saat ini hanya Jimin dan Taehyung yang selalu ada untuknya juga Mingyu dan Mina. Kehilangan salah satu dari mereka akan benar-benar menghancurkan hatinya hingga ketitik paling rendah.
Dan Jungkook takkan bisa bangkit dan berdiri diatas kedua kakinya lagi untuk selamanya.
Tak lama Mingyu sudah kembali membawa sesuatu. Ia kembali berlutut dihadapan anak itu dan memakaikan sarung tangan juga sepatu yang baru saja ia beli pada kaki Jungkook.
Ia tak menyangka Jungkook akan nekat berlari menembus tumpukkan salju tanpa sepatu karena Jimin. Melihat bagaimana kedua kakinya membengkak dan memerah pasti itu sakit sekali tapi Jungkook seolah tak perduli.
Ah.. Rasa sakit di hatinya pasti lebih mendominasi hingga ia tak menyadari rasa sakit di kakinya.
"Jungkook.. Kubilang Jimin akan baik-baik saja. Tenangkan dirimu ya.."
Anak itu menatap Mingyu dengan tatapan takut dan luka. Airmata meluncur lagi dengan derasnya.
"Bagaimana.. Hiks.. Bagaimana kau tahu ? Hiks.. Bagaimana kau bisa yakin ? Hiks.. Aku.. Hiks.. Aku takut.. Hiks.. Mingyu-ah.. Hiks.. Aku takut.."
Maka Mingyu menarik tubuh anak itu dalam pelukan hangatnya. Mengelus lembut kepala Jungkook hanya sekedar menenangkan.
"Karena Jimin sahabat kita. Dia akan baik-baik saja, aku janji padamu.. Jimin akan baik-baik saja seperti biasanya.. Dia akan baik-baik saja.."
Dengan itu Jungkook menangis kuat dengan raungan yang menusuk hati. Meremat erat kaos Mingyu demi melampiaskan rasa sakitnya. Sedangkan Mingyu hanya diam membiarkan anak itu menangis.
Kenyataannya Mingyu pun cemas setengah mati. Berharap Jimin memang baik-baik saja.
Tidak.
Pria Park itu harus baik-baik saja.
..
.
Waktu berlalu dan lampu UGD mati seketika. Seorang dokter keluar dengan senyuman tipis, membuat Mingyu dan Jungkook berdiri lalu menghampiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Flower (Vkook) {COMPLETED}
FanfictionSudah cukup beban hidupnya banyak, dan ia masih harus menanggung semua kesalahan kakaknya. Jungkook rasa dia terlahir dengan banyak kesialan hingga harus mengalami ini semua. WARNING..! boyXboy area boys love area fujhosi area gay area SITU KLO MA...