l i m a b e l a s

2K 412 71
                                    

A/n : jangan lupa vote sama komennya gaiss, yok ramaikannn biar awtor cemungudh! ;)
































Rasa perih di tangan seakan menjadi kebal. Memandangi wajah ayu di hadapannya sudah menjadi obat bagi Jungmoo. Disana y/n masih dengan telatennya memperban luka di tangan Jungmoo. Walaupun dengan ocehan pedas, tapi bagi Jungmoo ocehan y/n adalah nyanyian.

"Lagian lu ceroboh banget si udah tau ada seng malah di pegang."

"Ya saya gatau kalau seng nya tajam y/n." Balas Jungmoo dipenuhi dusta.

Y/n sedikit curiga, kenapa Yunseong dan Jungmoo bisa terluka di waktu yang tak berjarak jauh. Pasalnya kemarin, Yunseong juga terluka di lengannya. Katanya lengannya tergesek pecahan kaca di laboraturium. Lalu sekarang, Jungmoo juga terluka terkena seng di salah satu pojokan koridor jurusannya.

"Nah udah beres." Y/n mengakhiri acara perban memperbannya, kemudian ia membereskan kotak P3Knya.

"Eh y/n mau kemana?" Jungmoo menahan lengan y/n yang hendak pergi dari kursi ruang tamunya itu.

Ya, kini Jungmoo dan y/n tengah berada di ruang tamu rumah y/n. Rumah bapak Baekhyun lebih tepatnya.

"Ya Tuhan Jungmoo, ya gue mau balikin ini ke tempatnya lah."

"Ohehe ya siapa tau gitu kamu pergi terus ngehindar lagi dari saya." Jelas Jungmoo dengan senyuman manisnya.

Y/n hanya menggelengkan kepala, menyimpan kotak P3K ditempat asalnya lalu kenbali ke ruang tamu. Dia menatap Jungmoo galak , Jungmoo yang ditatapnya pun langsung merinding.

"I-iya bentar lagi saya pulang kok." Ucap Jungmoo.

"Loh siapa yang ngusir lu?"

"Ohehehe, jadi gitu ya. Iya saya paham, jadi kamu masih ingin saya disini kan?" Tebak Jungmoo membuat y/n menggelengkan kepala.

"Bukan itu, tujuan utama lu kesini? Selain datang - datang sama luka di tangan." Kata y/n.

"Oh itu, engga saya mau ketemu kamu aja. Terus mau minta maaf."

"Maaf?"

"Iya minta maaf kalau siapa tau saya ada salah sama kamu, makanya kamu kaya ngejauhin saya. Sumpah loh y/n, ga nyaman rasanya kamu ngehindar dari saya." Jelas Jungmoo tak berani menatap lawan bicaranya.

Y/n hanya bisa memandang lurus ke arah Jungmoo yang sedaritadi melihat langit - langit ruang tamu. Ada rasa kasihan di hati y/n, Jungmoo benar - benar terdengar memelas.

"Engga kok, gue ga ngehindarin lu. Gue sibuk nyusun proposal."

Jungmoo kembali cerah, kembali berani menatap y/n dengan mata berbinar. "Ohiya? Saya juga denger proposal kamu yang lolos buat seleksi nasional ya? Selamat ya saya bangga banget pokoknya."

Y/n tersenyum samar, "Iya, jadi udah gapapa gausah terlalu mikirin gue."

"Loh kok gitu?" Tanya Jungmoo heran.

"Gue juga ngerasa ga enak aja kalau malah jadi beban pikiran orang Moo."

Jungmoo menggeleng cepat, "Engga, kamu salah toh. Gimana saya ga mikirin kamu toh semenjak pelatihan waktu itu y/n udah terus menuhin pikiran saya."

"Gue ada salah apa sih Moo? Bikin lu nungguin gue di toilet biar kita ga ketinggalan rombongan? Oke fine gue yang minta maaf. Gue sadar juga gue ga mandiri dan bergantung banget sama sesama temen di kampus yang sama, gue waktu itu belum berani buat minta bantuan dari temen yang beda kampus Moo." Tutur y/n.

Sultan vs Raden ( hwang yunseong x you x koo jungmoo )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang