I. Beginning

2.9K 86 0
                                    

Happy reading guys. Salam cinta dari penulis

Ninda_Rayanti.

***

Cashya menatap mata kedua orangtuanya tak menyangka. "Aai (Ibu) sama Baba (Ayah) nggak lagi bercandakan?"

Idris menatap putrinya lekat. "Dalam situasi seperti ini Baba dan Aai tidak mungkin bercanda, Shya."

Cashya melihat Serafina lagi, Serafina yang di tatap hanya mengangguk lemah. Dalam kondisi berbaring, ia tersenyum menatap putri satu-satunya harta berharga yang Serafina dan Idris punya.

"Aai mohon sama kamu, ini permintaan terakhir Aai." Isak tangis Serafina keluar dari bibir pucatnya.

Cashya menggeleng. "Aai nggak boleh ngomong gitu, Aai pasti sembuh."

Idris sendiri hanya mampu menatap istrinya sedih, ia sangat paham apa yang saat ini ada di benak sang Istri. Sebetulnya Idris pun kurang menyetujui usulan Serafina, namun mengingat jika Cashya dapat tumbuh dewasa sampai saat sekarang, juga Serafina dapat bertahan hingga detik ini membuat Idris akhirnya menyetujui usul istrinya.

"Baba sangat mengenalnya, Nak. Dia adalah pria yang baik dan bertanggung jawab." Idris menoleh menatap Cashya yang begitu sedih mendengar kabar perjodohannya.

Terpaksa Cashya mengangguk, semuanya ia lakukan demi permintaan sang Ibu. "Baik, Cashya mau, Ai. Untuk Aai. Tapi Aai harus janji, Aai harus sembuh."

Dengan lemah Serafina kembali mengangguk, ia tak membalas dengan kata hanya rabaan halus pada rambut indah Cashya yang ia berikan.

***

Caera Barsha Davidya Maheswara, putri satu-satunya dari pasangan Idris Maheswara dan Serafina Maheswara. Usianya baru sembilan belas tahun, perawakannya mungil tapi cantik dengan kulit putih dan pipi kemerahan. Orang-orang biasa memanggilnya Cashya, termasuk sahabatnya yang bernama Indah.

"Shya, kenapa sih? Masih mikirin perjodohan kamu ya?" Pelan Indah melirik ke arah Cashya, pupil matanya terlihat membesar.

Cashya balas menatap Indah. "Ndah, gimana nggak kepikiran. Yang mau Aai sama Baba jodohin ke aku itu lelaki paruh baya, Ndah! Sahabatnya Aai sama Baba. Bagaimanapun juga beliau lebih pantas jadi ayah aku sama seperti Baba."

Indah kini menatap Cashya kaget, namun ia berusaha agar tidak membuat Cashya curiga. Terkadang bermuka dua itu penting, orangtuanya sedang sakit dan Indah menganggap itu sebagai alasan mengapa Tuhan harus berbelas kasih padanya. "Cashya sahabatku sayang. Coba deh kamu pikir lagi, Aai sama Baba kamu menjodohkan kamu sama sahabat baik mereka yang belum menikahkan?"

"Iya, Lalu?"

"Rasanya orang tua manapun nggak mungkin menjodohkan anak mereka dengan maksud menjerumuskan. Pasti ada hal spesial yang sampai saat ini membuat Aai sama Baba kamu percaya banget sama sahabatnya itu, kamu hanya perlu percaya aja, Shya."

"Ya, kitakan juga nggak tau. Bisa aja Aai sama Baba punya hutang banyak, terus karena nggak bisa bayar akhirnya aku yang jadi jaminannya, Ndah."

"Ya Tuhan, Cashya. Terlepas dari apapun alasannya, Aai kamu sampai bilang ini permintaan terakhirnya loh. Lagian mungkin nggak sih, keluarga Maheswara yang punya perusahaan tekstil terbesar di Indonesia itu punya hutang?"

"Ya, kan bisa aja." Lirik Cashya dengan dahi sedikit mengerut kesal.

"Kebanyakan nonton sinetron sih."

Istri Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang