XV. You're A Beautiful Lady

530 25 2
                                    

Happy reading guys. Salam cinta dari penulis

Ninda_Rayanti

***

"Cashya." Zeka memanggilnya pelan.

Cashya menoleh, sebagai tanggapan jika ia mendengar panggilan Zeka. Alisnya bertaut menandakan ia penasaran dengan panggilan Zeka.

Zeka mendekat, seperti biasa lelaki itu suka sekali menangkup pipinya lembut. Cashya yang menyukai kebiasaan Zeka menangkup pipinya menjadi tersenyum dengan pipi yang merona merah.

Dikecupnya bibir Cashya lembut dan Zeka mulai berucap. "Jangan ada rahasia apapun dalam rumah tangga kita ya? Berusahalah untuk jujur, oke Cashya?"

Cashya mengangguk, ia balas menyentuh sebelah pipi Zeka. Kali ini bukan Cashya yang berjinjit, tapi Zeka yang menunduk. "Bukan cuma aku, tapi kita. Ya Mas?"

Zeka mengangguk, ia meraih tangan Cashya yang berada di pipinya dan kemudian tangan mungil itu di kecupnya pelan.

***

"Amar itu siapa?"

"Amar itu cinta pertama aku."

Zeka dan Cashya berucap bersamaan. Cashya menutup mulutnya dengan tangan, sementara Zeka berusaha mengalihkan pandangan. Tak lama keduanya sama-sama tertawa, menganggap hal barusan adalah sesuatu yang konyol. Cashya menyentuh tangan kanan Zeka pelan, Zeka menoleh karena sentuhan Cashya.

Cashya membawa tangan itu di pipinya, sementara air matanya entah kenapa kembali mengalir. Penolakkan Amar membuat Cashya takut jika Zeka akan membuangnya sama seperti Amar dahulu. Cashya sungguh tidak mau kehilangan Zeka.

Zeka menyadari tangisan itu, ia menarik tangan Cashya dan memintanya duduk di pangkuannya. Memeluknya erat karena tak ingin Cashya bersedih. "Tenangkan dirimu dulu, Sayang."

Cashya mengangguk, namun ia tidak mau beranjak dari pangkuan Zeka. Ia nyaman dengan posisi seperti ini, bila perlu mereka bolos untuk kuliah dan kerja hari ini. Tapi Zeka pasti tidak memperbolehkannya.

"Siapa nama marga mereka?" Zeka tiba-tiba bertanya.

"Pradipa. Om Hendar Pradipa, Tante Lusiana Pradipa dan Amar Pradipa." Cashya menjawabnya dengan kaku.

Hingga Cashya tenang, namun waktu sudah tidak membiarkan mereka untuk berbicara lebih lama. Mereka menyelesaikan sarapan dengan diam, setelahnya mereka memutuskan untuk mandi. Seperti biasa, Zeka mengantarkan Cashya ke kampus terlebih dahulu dan kemudian baru melaju ke perusahaannya.

Seusai Zeka pergi, Cashya berjalan menuju kelasnya dengan langkah gontal. Saat tiba-tiba bahunya di sentuh seseorang yang membuat Cashya kaget setengah mati. Ia menoleh dan mendapati Indah meringis menatapnya.

"Sori ngagetin." Indah tersenyum.

Cashya balas tersenyum masam, tentu saja membuat Indah tidak mengerti. "Kenapa ada masalah sama Om Zeka?"

Cashya hanya menggeleng, Indah hanya tersenyum. "Semenjak menikah kamu jadi jarang banget nemuin aku. Aku jadi ngerasa di abaikan."

"Maaf. Tapi aku lagi malas buat basa-basi, Ndah. Aku duluan ya." Cashya mendahului Indah.

Begitu Cashya berjalan di depan Indah, wajah Indah memerah karena marah. Ada pancaran peringatan dalam tatapan itu, peringatan jika Cashya pasti akan menyadari sesuatu nantinya yang akan dia sesali karena telah mengabaikannya.

***

Allova sahabat Cashya ketika di kelas menunjuk samping kursinya saat Cashya lewat. Cashya sendiri menurut, dengan menghela napas ia duduk di samping Allova.

Istri Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang