XXXVII. The Karma

369 16 0
                                    

Happy reading guys. Salam cinta dari penulis

Ninda_Rayanti

***

Air mata ketakutan masih mengalir di pipi Xochiquetzal dalam pelukkan hangat Allova, tak lama Cashya datang bersama Bibi membawakan minum untuk Allova dan Gera yang barusan datang.

Cashya duduk di sebelah Xochiquetzal, mengusap pundaknya lembut dan menyodorkan air minum. "Minum dulu, Za."

Xochiquetzal menurut, ia meminum air mineral yang Cashya berikan. Saat Xochiquetzal lebih tenang, ia menoleh ke arah Cashya.

"Maafin Opa, ya Shya. Aku nggak tau kalau selama ini Opa menjalankan bisnisnya secara ilegal. Maafkan aku juga yang buat kamu sama Om Zeka lagi-lagi harus berurusan sama polisi."

Cashya tersenyum, tatapannya menghangat kala menatap Xochiquetzal. "Semenjak menikah sama Mas Zeka, bertemu polisi sudah menjadi makanan sehari-hari aku, Za. Dalam pernikahan aku sama Mas Zeka yang sudah hampir satu tahun, berkali-kali kami harus bertemu sama pihak kepolisian.

Mulai dari awal kami menikah, dengan mata kepalaku sendiri aku melihat Baba di tangkap. Lalu aku harus melihat polisi lagi saat Baba waktu itu dinyatakan melakukan bunuh diri. Para polisi juga datang, membantu Zeka mengangkat keranda Baba sampai ke liang lahatnya.

Belum lama dari itu terjadi, aku kembali harus melihat polisi itu lagi saat Amar menembakkan pistolnya ke tubuh suamiku. Datang setiap bulan dalam kondisi mengandung untuk memberi kesaksian di persidangan kasus Amar.

Saat Mas Zeka akhirnya terbangun dari komanya, kami harus berhubungan kembali dengan polisi mengenai kasus Tante Amarra. Jadi aku udah nggak sekaget waktu awal ya, waktu pertama kali harus melibatkan polisi."

Sebuah taksi masuk ke dalam pelataran rumah Cashya dan Zeka, tak lama seorang wanita masuk dengan berlari. Begitu menemukan Xochiquetzal, wanita itu langsung memeluknya sembari menangis. "Maafkan Mami, Za. Maafkan Mami."

Xochiquetzal sendiri tidak berbicara ia hanya menikmati rengkuhan hangat sang Ibu yang sudah lama tidak ia rasakan. "Jangan tinggalin Oza lagi, Mi. Oza takut, Oza mau sama Mami aja."

Maya mengangguk, ia menyentuh wajah anak sematawayangnya yang ia tinggalkan karena keegoisannya pada harta yang Handsman tawarkan. "Iya, mulai detik ini Mami akan terus sama kamu. Mami akan ada buat melindungi putri Mami satu-satunya."

Zeka dan Gera juga tak lama kembali setelah membantu Panji dan Taufan memberikan kesaksian di kantor polisi, seharusnya Cashya ikut namun kondisinya yang sedang mengandung dan takut jika Cashya nanti akan stres maka dari itu Zeka mewakilkannya. Bagaimanapun kejadian itu terjadi penuh tanpa ada yang terlewatkan juga disaksikan oleh Zeka.

Maya terpesona menatap kedua lelaki yang kira-kira usianya sepantaran dengan dirinya. Namun Zeka dan Gera hanya menanggapi dingin kehadiran Maya. Fokus Zeka dan Gera langsung pada Cashya dan Allova.

Xochiquetzal kemudian berucap. "Mi, kenalin ini Om Zeka, suaminya Cashya."

Mata Maya tentu saja terbelalak kaget, setahunya Cashya itu hanya anak ingusan seusia putrinya. "Ngaco kamu, Za."

Cashya kemudian berdiri, menunjukkan perutnya yang telah membuncit karena hamil. Barulah di sana Maya percaya pada Xochiquetzal.

"Terus yang di sebelah Om Zeka itu namanya Om Gera, Om Gera suaminya Allova. Allova temen aku yang ini."

Allova berdiri dalam diam, ia juga saat ini tengah mengandung buah cintanya dengan Gera. Maya sendiri tak mengerti dengan Cashya dan Allova, dari sekian banyak lelaki tampan mengapa mereka memilih suami dengan range's usia om-om?

Istri Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang