XIV. The Past is Back

539 29 0
                                    

Happy reading guys. Salam cinta dari penulis

Ninda_Rayanti

***

Empat bulan kemudian.

Empat bulan sudah pernikahan Cashya dan Zeka berjalan. Cashya terbangun dari tidurnya, ia kaget saat menyadari ini bukan kamar yang ia tinggali bersama Zeka. Bahkan suaminya tidak tahu di mana, jujur Cashya takut.

"Mas Zeka ...." Dengan pelan Cashya memanggil.

Tak lama bahunya di sentuh seseorang, membuat Cashya menjerit. Namun suara lembut itu justru menenangkannya. "Tenanglah, nak. Saya tidak akan menyakitimu."

Cashya menoleh, ia melihat wanita cantik itu. Wanita dengan paras begitu lembut dan keibuan. Ia menyentuh lembut pipi Cashya, air matanya mengalir. "Kamu cantik sekali, Cashya. Saya percaya kamu bisa menjaga semuanya, yang harus kamu lakukan adalah bertahan. Semuanya akan berlalu dan baik-baik saja jika kamu bertahan."

Belum sempat Cashya bertanya apa maksud dari wanita itu, Cashya sudah tersadar dari mimpinya. Kini ia berbaring sembari dipeluk Zeka yang masih memegang tablet penuh tampilan grafik yang sukar Cashya pahami.

Saat kepalanya bergerak, Zeka menoleh. "Loh kok bangun? Ada apa?"

Cashya masih setengah sadar, ia menggeleng menanggapi pertanyaan Zeka. Zeka sendiri yang tak mendapat jawaban kembali menatap tabletnya, menggeser foto grafik itu yang langsung beralih pada sebuah foto.

Mata Cashya membulat kala melihat foto tersebut, secara spontan ia terduduk dan mengagetkan Zeka. Di raihnya pula tablet Zeka, untuk memastikan sesuatu.

"Mas ini siapa?" Cashya menunjuk foto tersebut, menampilkan seorang wanita cantik dengan sosok keibuan yang kental.

"Itu Mami, kenapa?" Bingung Zeka melihat respon Cashya.

"Mami kamu?" Cashya masih belum mengerti.

Zeka tersenyum. "Iyalah, Mami siapa lagi? Masa foto orang aku masukkin ke tablet aku."

Cashya terdiam, pikirannya berkelana jauh mengenai mimpinya tadi. Firasat yang tak enak menggerayangi perasaannya. Zeka ikut terduduk, ia kemudian mendekap Cashya lembut. "Ada apa, Sayang?"

"Aku tadi mimpi, Mas. Aku mimpi ketemu sama Mami kamu." Cashya menjelaskan dengan ekspresi datar.

Zeka sendiri langsung mengecup puncak kepala Cashya. "Sudah tiga puluh tiga tahun yang lalu Mami dan Papi meninggal, semenjak itupun Mami dan Papi tidak pernah mendatangiku dalam mimpi. Tapi kamu? Istriku yang malah memimpikan Mami, sepertinya Mami begitu menyayangimu."

Cashya menyentuh pipi Zeka, menatap suaminya penuh cinta. Dari hari kehari rasa cinta Cashya pada Zeka semakin bertumbuh, perasaan takut kehilanganpun juga semakin ada. "Mas, Mami juga begitu menyayangimu. Percayalah."

"Memangnya Mami bilang apa di mimpi kamu?" Zeka berusaha menggali informasi, terlihat sekali di wajah Cashya ada ketakutan yang menggelanyuti batinnya.

Ragu Cashya berucap, namun ia masih ingat pesan Zeka untuk tidak merahasiakan apapun. "Mami cuma bilang kalau aku cantik dan Mami juga bilang kalau aku bisa menjaga semuanya, asal aku mau bertahan. Saat aku mau bertanya maksudnya, aku udah keburu bangun Mas. Aku takut akan terjadi sesuatu sama kita."

Zeka mengangkat wajah Cashya. "Manusia tidak pernah luput dari yang namanya masalah, Cashya. Kita suami istrikan, Cashya?"

Cashya buru-buru mengangguk. "Jika begitu, kamu maukan berjuang bersamaku?"

Istri Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang