XXXII. Sweet Surprize

330 21 0
                                    

Happy reading guys. Salam cinta dari penulis

Ninda_Rayanti

***

Cashya dan Zeka benar-benar puas mengelilingi Museum Seni Rupa dan Keramik, kini mereka sudah duduk di Fatahillah Square. Sembari beristirahat, pandangan Cashya tertuju pada pemilik sepeda ontel yang menyewakan sepeda miliknya. "Aku pengen naik ontel."

"Hmm, kamu lagi hamil. Shya." Zeka membalas.

"Kalau gitu boncengin?"

"Nggak mau, berat."

Cashya memukul bahu Zeka, diiringi tawa renyah Zeka. Tak lama Zeka berdiri, mengulurkan tangan pada Cashya untuk ikut berdiri. "Ayo, katanya mau ngontel?"

Tentu saja senyum Cashya langsung merekah bahagia. Selama dua puluh menit, Cashya dan Zeka berkeliling Fatahillah Square dengan sepeda tersebut dengan Cashya yang membonceng dan memegang erat pinggang Zeka.

Waktu telah menunjukkan pukul setengah lima sore, lebih dari rencana yang sudah di susun pada pukul empat. Zeka dan Cashya segera menuju mobil untuk ke Ancol, mengejar waktu untuk sunset.

Saat berada di mobil, Zeka teresenyum. "Terima kasih, Cashya. Aku sangat bahagia hari ini."

Cashya senang mendengar Zeka berucap seperti itu, walaupun Cashya tahu kebahagiaan Zeka sekarang belum cukup untuk menggantikan rasa sakit yang Serafina lakukan.

***

Pantai Ancol terlihat lengang, sebab hari ini bukanlah hari libur. Sangat cukup untuk mereka berdua.

Saat mereka sampai, jam telah menunjukkan pukul setengah enam sore. Pas dengan waktu matahari yang sudah mulai memunculkan sulur jingganya, saat proses itu terjadi kepala Cashya setia berada di pundak Zeka. Tidak hanya Zeka yang begitu bahagia hari ini, Cashya pun begitu.

Sesuai jadwal, Zeka bada di pantai tersebut hingg langit berubah menjadi benar-benar gelap. Sudah tidak ada orang lagi di sana selain mereka, sehingga Zeka tersenyum lalu berdiri.

Tak lama seperti biasa, Zeka mengulurkan tangan untuk Cashya. Cashya menerimanya dengan senyuman. "Baik Nyonya Auriga, setelah ini kita ke mana lagi?"

Cashya melirik arlojinya. "Pukul setengah tujuh. Kalau di jadwal harusnya kita masih di sini, tapi karena kemungkinan jalanan macet dipenuhin sama para pekerja kantoran yang balik ke rumah, di majuin aja deh. Snacking time-nya anak kamu udah laper."

Cashya menyentuh perut bersarnya dengan sedikit manyun, Zeka mengacak-acak rambut Cashya sebentar. "Lagian kenapa kamu ngatur buat makan malamnya pukul sebelas? Kita sampai mall langsung cari makanan berat aja ya?"

Tatapan Cashya begitu mengintimidasi. "Nggak, paling diganjel makanan kecil sedikit bisa kok. Lagian nanti juga makan popcorn, kalau maksain makanan besar pas candle light dinner jadinya nggak makan apapun."

Zeka mengalah pada Cashya, mereka akhirnya sepakat melaju ke sebuah pusat perbelanjaan dibilangan kota Jakarta yang cukup dekat jaraknya dari rumah dan hotel yang Cashya sediakan kejutan di sana yang terdapat sebuah gedung bioskop.

Sesampainya di pusat perbelanjaan tersebut Zeka dan Cashya terlebih dahulu memesan tiket nonton untuk waktu pukul delapan malam, saat ini arloji mereka telah menunjukkan pukul setengah delapan.

Usai membeli tiket, buru-buru Cashya dan Zeka berburu camilan foodstreet yang ada di pusat perbelanjaan ini seperti telur gulung, sosis, tempura, ayam tepung, corndog dan masih banyak lagi. Sampai mereka kembali ke gedung bioskop untuk membeli popcorn dan menanti film tersebut tayang.

Istri Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang