III. Still Like Before

1K 52 0
                                    

Happy reading guys. Salam cinta dari penulis

Ninda_Rayanti

***

Walau sempat terjadi perdebatan ringan antara Zeka dan Cashya, namun akhirnya perdebatan itu dimenangkan oleh Cashya. Cashya dengan lugas mengatakan pada suaminya sesuatu yang membuat Zeka sedikit tertohok.

"Aku tau kamu orang kaya, bisa dengan mudah bayar mahal dimanapun kamu pengen tinggal. Terutama di hotel mewah sekalipun, Mas. Tapi di sini, kamu masih punya aku. Aku istri kamu sekarang, kalo kamu pergi kamu berarti melanggar janji kamu sama Aai. Dan kayanya permasalahan selalu datang sama kamu karena kamu yang memutuskan sendiri untuk pergi dari masalah itu, Mas."

Pada detik itu, tidak hanya rasa tertohok. Namun perasaan tersinggung menyelimuti perasaan Zeka, dengan amarah yang ditahan ia mendekat ke arah Cashya. "Kamu cuma gadis berusia sembilan belas tahun yang belum tahu apapun, jadi jangan pernah berasumsi apapun pada hidupku. Karena kamu tidak mengetahui apapun."

Zeka mengalah, ia membuka kopernya di tempat tidur Cashya. Lalu menatanya di lemari Cashya yang masih kosong. Cashya sendiri merasa jika ia salah berbicara, namun ia takut untuk meminta maaf.

Membuatnya perlahan meninggalkan kamar dan menuju dapur untuk menenangkan diri. Zeka sendiri tahu jika Cashya pergi meninggalkannya, rasa kesalnya menguap seiring dengan terbawanya Zeka ke masa lalu. Untuk pertama kalinya Zeka tersenyum mengingat itu.

***

Flashback on.

"Cashya, lihat siapa yang dateng?" Suara Serafina yang ceria membuat Cashya kecil menoleh.

Cashya menoleh, binar matanya terlihat begitu cantik. "Om Zekaaaa ...." Teriak Cashya begitu antusias.

Zeka berjongkok dan melebarkan tangannya, dengan begitu Cashya bisa memeluk tubuh Zeka dengan erat. Zeka yang pada dasarnya suka dengan anak kecil, langsung menggendong Cashya kecil dalam rengkuhannya.

Sementara Cashya yang terlalu senang, entah kenapa tangannya selalu bergerak-gerak dan berakhir dengan tak sengaja mencakar pipi Zeka.

Zeka pura-pura mengeluh sakit, sedangkan Cashya meronta ingin turun. Tak lama Cashya pergi meninggalkan Zeka, Serafina dan Idris entah pergi kemana.

"Cashya, jangan begitu. Minta maaf dulu sama Om Zeka. Kamu sih, Aai potong kukunya nggak mau. Jadi ngelukain orangkan." Serafina berteriak memarahi tingkah Cashya.

Zeka tersenyum, menahan Serafina untuk melanjutkan marahnya. "Nggak papa, namanya anak-anak."

Zekapun memberikan lukanya obat merah yang telah Idris sediakan, membuat akhirnya ketiganya berbicara tentang isu-isu saat itu.

Di tengah pembicaraan, tiba-tiba Cashya datang dengan membawakan beberapa bunga liar di tangannya yang mungil. Ia berjalan menuju Zeka.

Membuat Idris, Serafina dan Zeka sendiri menoleh. Tak lama Cashya pun sampai, ia menyodorkan bunga-bunga itu pada Zeka. "Maafin Chya ya, Om. Pacti cakit ya? Ini bunga buat Om."

Zeka yang gemas dengan tingkah Cashya, langsung menggendongnya dan meletakkan di pangkuan Zeka, bunga yang di bawa Cashyapun Zeka ambil dari tangannya. "Iya, Om maafin. Tapi kuku Cashya harus di potong biar nggak ngelukain orang lain. Oke? Mau Om potongin?"

Istri Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang