XXII. My Mother's Twin

511 29 0
                                    

Happy reading guys. Salam cinta dari penulis

Ninda_Rayanti

***

"Selamat ya Ibu Caera, usia kandungan Ibu memasuki usia minggu ke delapan." Sang Dokter tersenyum ke arah Cashya.

Cashya kaget, sang Dokter justru heran. "Loh biasanya orang yang dikabarkan hamil itu bahagia, kenapa Ibu justru bingung?"

"Saya cuma bingung, dua bulan dokter? Tapi di bulan pertama saya nggak merasakan apapun." Cashya menjawab pelan.

Dokter tersenyum, dokter itu bernama dokter Airin. "Hal itu wajar sekali, kok Ibu. Kandungannya juga sehat."

Cashya mengangguk, ia lalu pamit undur diri dari hadapan sang Dokter. Saat kembali menuju ruangan Zeka, seseorang berteriak.

"Nggak! Nggak mungkin, Dok! Saya belum pernah melakukan itu sama suami saya. Jadi bagaimana saya bisa hamil?"

Suara itu, itu adalah suara Allova. Cashya mengenalnya. Dengan rasa penasaran Cashya mengintip bilik rawat sebelah bilik rawat tempatnya tadi di periksa.

Mulutnya ternganga, benar itu adalah Allova. "Allova?"

Allova balas melirik Cashya, ia menunduk. Cashya masuk ke dalam ruang periksa Allova. Sementara Allova masih menggeleng tidak percaya pada hasil USG yang ada ditangannya. "Shya, bantu aku. Bilang sama Dokternya, aku nggak mungkin hamil. Aku belum pernah melakukan apapun sama suamiku."

Sekarang justru Cashya yang terkaget. "Jadi kamu menikah nggak bilang-bilang aku, Va? Kamu anggap aku sahabat nggak sih?"

Allova menghela napas. "Aku janji akan jelasin semuanya nanti."

Dokter menatap kedua gadis dihadapannya bingung. "Saya tidak bisa memanipulasi apapun. Janin yang tercetak di foto USG anda itu benar adanya. Anda sedang mengandung."

Allova bingung bagaimana harus menanggapi, ia takut jika suaminya justru salah paham dengan dirinya. "Ya sudah kalau begitu, saya mau bertemu dengan Dokter Airin."

Dokter dengan nama Shopia itu bingung, sebenarnya apa mau Allova. Tadi ia menolak untuk dikatakan sedang mengandung, sekarang ia ingin bertemu dengan sahabatnya Airin. Pasiennya ini sungguh unik.

"Mengapa harus dengan Dokter Airin? Sama sayakan bisa?"

"Satu bulan yang lalu saya ke sini untuk konsultasi masalah keputihan saya sama Dokter Airin." Allova dengan tegas mengucapkan hal itu.

Cashya semakin pusing dengan urusan Allova. "Va, kayanya aku nggak bisa nemenin kamu untuk saat ini. Kepalaku pusing banget, aku percaya apapun itu. Karena aku yakin kamu orang baik."

Allova juga tidak bisa egois menahan Cashya, bagaimanapun Cashya masih memiliki suami yang dalam kondisi terkatung-katung antara hidup dan mati. Maka dari itu, respon Allova hanya mengangguk mengerti.

***

Usai dari urusan Allova, Cashya kembali ke ruang ICU tempat suaminya di rawat. Cashya menyentuh tangan suaminya lembut, mengecupnya dan membawa tangan itu di pipinya.

Cashya rindu sentuhan Zeka, Cashya rindu pelukkan Zeka yang seperti mengartikan bahwa semua akan baik-baik saja selama Zeka ada disisinya.

"Mas, mau sampai kapan kamu tidur? Kamu mimpi apa, kali ini pasti mimpi indah ya sampai kamu nggak mau bangun? Seindah apa? Apa lebih indah mimpi itu di bandingkan aku, istrimu yang saat ini sedang mengandung anakmu?" Cashya berucap lirih.

Istri Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang