Happy reading guys. Salam cinta dari penulis
Ninda_Rayanti
***
Usai mengunjungi makam, Zeka membawa Cashya ke sebuah tempat yang belum pernah Cashya kunjungi sebelumnya. Mau tahu di mana?
Ya, sebuah panti asuhan. Panti asuhan yang bangunannya terlihat jika sudah begitu tua namun masih tetap terlihat terawat. Sebetulnya Cashya sudah bingung semenjak kepergian mereka dari makam, Zeka mengajaknya berbelanja banyak barang di salah satu pusat perbelanjaan. Barang-barang itu terdiri dari banyak baju, perlengkapan mandi, barang-barang sembako dan banyak sekali mainan.
Seorang wanita dengan usia kira-kira akhir enampuluhan mendekat, parasnya yang masih ayu membuat Zeka dengan mudah mengenali siapa dirinya. "Mohon maaf, Bapak dan Nona. Ada yang bisa saya bantu?"
Tutur kata itu masih selalu lembut, menyejukkan bagi siapapun yang mendengarnya. Zeka tersenyum, tak lupa ia mencuim tangan renta wanita itu. "Bunda, Ini Zeka."
Airmata wanita itu menetes, senyum kebahagiaan terpancar dari sudut bibirnya. "Ya Tuhan, nak. Rasanya sudah lama sekali kamu tidak pulang."
Zeka mengusap air mata yang mengalir di sudut mata wanita itu. "Maafkan Zeka yang sudah lama tidak mengunjungi Bunda ya. Oh iya Bunda Sarah, perkenalkan ini Cashya. Cashya ini Bunda Sarah, perempuan hebat yang sudah merawat semua anak-anak di panti ini, termasuk aku."
Cashya menatap Sarah dengan pandangan berbinar, jadi wanita inikah yang sudah merawat ibunya dan melanjutkan tugas Tiara dan Jonathan untuk membesarkan Zeka. Tangan halus Cashya terulur mencium tangan renta Sarah yang terlihat melemah karena usianya, namun tangan inilah tangan yang kuat. Sudah ada beribu rintangan kehidupan yang tangan ini tanggung selama ini.
"Zeka, apakah ini putrimu?" Sarah bertanya perlahan, hanya bermaksud mengecek penglihatannya. Sarah tau ada pancaran cinta diantara Cashya dan Zeka, bagaimanapun Sarah sudah mengenal Zeka dengan begitu baik sejak usianya masih lima tahun.
Zeka tersenyum, sementara Cashya memanyunkan bibirnya sedikit. Ia berpikir apakah ia terlihat begitu kekanakkan bersanding di sebelah Zeka?
"Bukan, Bunda. Cashya ini adalah anak dari Bang Idris dan Serafina." Usai Zeka berucap seperti itu, mata Sarah kembali berbinar. Bahkan ia memeluk erat tubuh Cashya, semakin kuat pula spekulasinya bahwa Cashya adalah gadis spesial Zeka.
"Ya Tuhan, aku sudah menjadi nenek. Cantik sekali kamu Cashya. Lalu ngomong-ngomong Sera dan idris ada di mana, kok nggak di ajak sekalian?" Pertanyaan Sarah tentu saja membuat Cashya bungkam seribu bahasa.
Zeka menyipitkan matanya, seperti biasa ia merajuk pada Sarah yang tentu saja membuat Cashya terpesona. "Kita nggak di suruh masuk dulu Bun? Tega amat ...."
Sarah tertawa. "Ulu-ulu-ulu, Zekanya Bunda sudah kembali. Bunda kangen sama rajukkan kamu, nak."
Sarah akhirnya merangkul Cashya dan Zeka bersamaan, mengajak mereka masuk ke dalam panti asuhan. Keduanya duduk di ruang tamu panti asuhan, sementara mata Cashya dan Zeka saling mengedar ke sekeliling panti. Jika Zeka berpikir jika panti ini tidak berubah sedikitpun dari terakhir ia meninggalkan panti, sementara Cashya yang baru melihat panti berpikir jika beginilah suasana Zeka dan Serafina tumbuh dulu.
Sarah kembali datang dengan mebawakan dua cangkir teh hangat, tersenyum kemudian meminta keduanya untuk meminum teh tersebut. Saat Cashya dan Zeka usai meminum teh tersebut, Sarah menanyakan lagi keberadaan Serafina dan idris.
Zeka terpaksa menjawabnya, walau ia tahu jawabannya itu akan membuka lagi kesedihan dalam diri Cashya. "Serafina dan Bang idris sudah pergi untuk selama-lamanya, Bunda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Muda
RomanceSiapapun tak tahu bagaimana putaran takdir berlaku untuk kisah ini. Tak tahu pula apakah takdir menjadi pemersatu atau justru pemisah untuk kisah ini. Jikapun nanti pada akhirnya takdir mengisahkan untuk saling melupa pada akhirnya. Setidaknya ti...