Happy reading guys. Salam cinta dari penulis
Ninda_Rayanti
***
"Zeka mengundang kalian ke sini untuk menjelaskan sesuatu pada Cashya dan Allova mengenai siapa Serafina sebenarnya." Senyum Zeka menguar.
Sarah tersenyum. "Loh, kan kamu juga mengenal Serafina. Kenapa harus minta bantuan kami?"
"Bunda, Aisha dan Qattar yang jauh lebih dulu mengenal Serafina. Jadi mungkin Bunda dan Aisha bisa menjelaskan asal muasal mengapa Serafina bisa tinggal di panti."
Sarah mengangguk. "Baik, Bunda akan menjelaskannya. Kalian dengar baik-baik ya ...."
Mereka semua mengangguk, mulai memusatkan perhatian pada Sarah. "Serafina, kami menemukannya ada di gorong-gorong dekat panti pada saat hujan di usianya yang diperkirakan masih sepuluh hari. Wajahnya memerah karena kedinginan. Kenapa kami menamainya Serafina? Sesuai dengan kalung yang menggantung di leher kecilnya, sembari berharap jika namanya tidak di rubah maka orang tuanya akan mengambilnya kembali.
Tapi harapan kami mulai mengikis, hingga akhirnya hilang karena Serafina sampai di usianya menginjak lima belas tahun akhirnya mencari tahu sendiri siapa Ibu kandungnya.
Dahulu Aisha, Qattar, Serafina dan Zeka itu seperti layaknya amplop, prangko beserta lem dan kertas suratnya. Mereka seakan tidak bisa terpisahkan, seharipun.
Sampai Bunda pernah tanya sama mereka berempat, apa ya tidak bosan bersama terus? Jawaban mereka simpel, kan kami saling menyayangi Bunda. Selanjutnya bisa Aisha atau Qattar yang melanjutkan."
Aisha menatap mereka yang ada di sini dengan tatapan tegas, lalu menatap Zeka tajam. "Kalau part ini, kan kamu juga ikut menyelidiki. Kenapa harus aku yang menjelaskan?"
Zeka tersenyum. "Aku hanya mengundang saksi saja. Siapa tahu istriku tidak mempercayainya jika aku sendiri yang mengatakannya."
Cashya hanya terdiam, seperti ada sesuatu yang mengganjal pikirannya. Aisha melihatnya. "Ada yang ingin kamu sampaikan Cashya? Sepertinya ada hal yang mengganjal pikiranmu?"
Cashya menatap Aisha, Sarah dan Qattar bergantian. Awalnya ia ragu, namun tangannya di raih Zeka dan Zeka mengangguk meyakinkan Cashya untuk bicara.
"Sebetulnya Aai itu punya kembaran nggak sih?" Cashya bertanya.
Aisha tersenyum. "Kamu akan mengetahuinya setelah saya bercerita, Cashya."
Cashya mengangguk, sementara Allova sudah akan menangis karena malu dengan kelakuan bohong ibunya.
"Tunggu, saya keluar sebentar." Allova menginterupsi.
"Va?" Cashya memanggil.
Allova mengangguk. "Aku nggak papa kok, Shya. Aku butuh sendiri."
Sepeninggal Allova, Aisha mulai menjelaskan. Sayup-sayup Allova masih bisa mendengarnya, karena pintu ruang rawat tidak Allova tutup rapat.
"Tante, Om, Aaimu dan suamimu. Kami membantu menyelidiki masalalu kami semua, termasuk Aaimu. Dari hasil penyelidikkan 98,9% datanya cocok. Jika Aaimu masih memiliki seorang Ibu, yang bekerja di p*l*c*ran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Muda
RomanceSiapapun tak tahu bagaimana putaran takdir berlaku untuk kisah ini. Tak tahu pula apakah takdir menjadi pemersatu atau justru pemisah untuk kisah ini. Jikapun nanti pada akhirnya takdir mengisahkan untuk saling melupa pada akhirnya. Setidaknya ti...