V. About Zeka

859 55 0
                                    

Happy reading guys. Salam cinta dari penulis

Ninda_Rayanti

***

Pagi menjelang, Cashya perlahan membuka mata indahnya. Ia sempat sedikit terkejut saat bangun berada di dalam rengkuhan seorang pria. Namun tak beberapa lama Cashya teringat jika ia memang telah menikah sekarang.

Ia menatap wajah tidur suaminya, wajah yang sebetulnya masih begitu tampan untuk dikatakan sebagai pria berusia empat puluh tahun. Bahkan dalam tidur saja wajah itu terlihat menyimpan banyak sekali luka batin didalamnya.

Banyak sekali pertanyaan menerjang batin Cashya mengenai Zeka, pertanyaan yang pastinya takut untuk Cashya tanyakan karena pasti akan membuka luka lama. Cashya teringat, malam terakhir ia bersama Serafina.

Pada saat itu Serafina bersikukuh ingin tidur bersama Cashya, Serafina juga mengatakan jika terjadi sesuatu padanya dan akan ada banyak sekali pertanyaan yang ingin Cashya tanyakan. Serafina seperti sudah bisa membaca masa depan, lalu Cashya baru mengerti maknanya saat ini.

Serafina meminta untuk membuka laci di nakas tempat tidurnya dan Cashya akan menemukan sebuah buku yang telah Serafina tulis mengenai pertanyaan-pertanyaan yang saat ini bersarang di kepala Cashya.

Perlahan tanpa Cashya sadari kedua bola mata Zeka terbuka, ia dengan cepat menyadari jika tidak sedang bermimpi. Ia juga sadar saat ini memeluk gadis yang sudah menjadi istrinya.

Kepala Zeka sedikit menunduk, memperhatikan Cashya yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu dalam rengkuhannya pada Zeka.

"Apa yang ada di kepala cantikmu itu, hm?" Zeka mengawali hari dengan pertanyaan itu untuk Cashya.

Cashya mendongak, ia tertangkap basah sedang berpikir sesuatu. "Emm selamat pagi, Mas. Aku buatin sarapan ya?"

Cashya mencoba bangkit dari rengkuhan Zeka, namun Zeka menahannya. "Jangan mengalihkan pembicaraan, Cashya."

Cashya langsung terdiam, sementara Zeka mengusap lembut rambut Cashya. "Jawab pertanyaanku, Cashya. Tidak-tidak. Jawab pertanyaanku, istriku."

Pipi Cashya merona merah karena malu, ia sampai menelungkupkan kepalanya di dada Zeka agar Zeka tidak melihatnya.

Cashya tidak berucap apapun, sampai Zeka berucap lagi. "Jika sulit untuk menjawab tanyaku sebelumnya, aku bertanya lagi. Apa yang mau kamu tanyakan padaku?"

Cashya mendongak, seperti berucap apakah tidak apa-apa ia bertanya mengenai masa lalu Zeka. Seperti membaca apa yang ada di pikiran Cashya, Zeka meraba rambut Cashya lagi. "Kamu sekarang istriku, Cashya. Kamu berhak menanyakan apapun. Akan lebih baik kamu tahu masa laluku dari aku sendiri, dari pada kamu tahu dari orang lain."

Zeka benar, sehingga dengan menunduk Cashya mulai berucap pelan. "Mas Zeka kapan pertama kali kenal Aai?"

Zeka tersenyum, bagaimana mungkin dia lupa kapan pertama kali ia mulai mengenal Serafina. Karena saat itu Serafina adalah salah satu anak yang mencolok di sana. "Pada saat aku dan Aaimu berusia lima tahun, di panti asuhan tempat Aaimu di besarkan pada saat itu."

Cashya sempat bergeming, sebab ia berpikir berarti Serafina dan Zeka telah saling mengenal begitu lama. Zeka menyadarkan Cashya dengan sentuhan tangannya di pipi Cashya. "Aku tahu setelah ini kamu mau bertanya apa. Kamu pasti akan bertanya mengapa aku pergi jauh sampai ke Barcelona, bukan?"

Cashya mendongak, ia tak percaya jika Zeka mampu membaca dirinya dengan sebegitu baik. Membuat Zeka lagi-lagi tersenyum, sekali lagi ia percaya jika kepulangannya ke Indonesia adalah takdir yang Tuhan berikan agar ia kembali lagi tersenyum. "Iya, aku sebetulnya penasaran tentang hal itu. Kalau mau pergi, kenapa harus sejauh itu Mas?"

Istri Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang