Happy reading guys. Salam cinta dari penulis
Ninda_Rayanti
***
Sebulan sudah Zeka sembuh pasca koma, kehidupan mereka semakin bahagia. Kandungan Cashya juga berkembang dengan cukup baik, membuat Zeka dan Cashya sama-sama mensyukuri nikmat yang telah Tuhan berikan.
Hari ini adalah tanggal satu Maret, Zeka sedang bermanja di perut Cashya mendengar tendangan buah cinta mereka.
"Mas Zeka." Membuat Zeka menoleh, menatap Cashya dengan tanya.
"Kenapa, Sayang?" Cashya menatap Zeka, seperti biasa agak malu-malu jika ia menginginkan sesuatu.
Cashya tak mengerti, mengapa perasaan gugupnya tak pernah hilang ketika meminta sesuatu pada Zeka. "Mmm selama kita menikah, baru beberapa kali kita jalan berdua aja. Mas. Tanggal empat besok, Mas Zeka mau nge-date sama aku?"
"Memangnya kamu nggak malu, nge-date sama om-om?" Senyum Zeka menguar.
Cashya justru membalas. "Terus emang Mas Zeka malu, nge-date sama anak kuliah yang lagi hamil sampai dikira MBA sama orang-orang?"
Keduanya sama-sama tertawa menanggapi ucapan mereka, kemudian Zeka bangun dari berbaringnya di atas perut Cashya. "Boleh, sebelum itu kita punya janjikan sama Dokter Airin buat cek rutin kandungan kamu? Jangan lupa."
Cashya meletakkan tangannya di dahi, hormat ala tentara pada Zeka. "Siap Boss!"
"Memangnya kamu mau nge-date yang kaya gimana?" Zeka tersenyum sembari mengganti posisinya bersandar di kepala ranjang, tak lama seperti biasa Cashya akan memeluknya walaupun sekarang tentunya ada jarak di antara mereka karena perutnya yang sudah besar.
Zeka tersenyum, pada akhirnya ia mengangkat sedikit tubuh Cashya sehingga ia sekarang berbaring diatasnya. Dengan begitu Cashya dan Zeka bisa berpelukkan.
"Ya yang kaya pada umumnya. Nonton film di bioskop, ke toko buku, makan malam di luar, yang kaya gitu-gitu. Kamukan janji waktu itu mau nemenin aku ke toko buku, tapi ...." Seketika Cashya teringat tragedi itu.
Zeka menghela napasnya, tangannya mengusap lembut punggung Cashya. "Ssstt, jangan diingat lagi. Yang pentingkan sekarang aku sudah baik-baik saja. Baik lakukan apapun yang bisa bikin kamu bahagia."
Cashya tersenyum dan mengangguk di dada bidang Zeka yang tertutup kaus putih tipis, ia masih bisa merasakan dada keras itu dan tangannya masih bisa meraba tubuh Zeka yang sempurna di luar kausnya.
"Cashya, jangan menggodaku."
Cashya tersenyum, memperlihatkan gigi-gigi putihnya yang tersusun rapi. "Memangnya kenapa?"
Zeka menggeram menahan gejolak dalam dirinya, dengan pelan Zeka menempelkan dahinya ke dahi Cashya. "Kamu tahu, aku sedang menahan diri untuk tidak menyentuhmu? Tubuhmu terlalu indah untuk kuabaikan, Shya. Semakin besar anak kita tumbuh, di perutmu. Maka semakin besar pula keinginanku untuk menyentuhmu, aku hanya tidak ingin menjadi pria bejat yang menginginkan dirimu padahal aku tahu kamu juga menanggung beban berat anak kita selama duapuluh empat jam."
Cashya menangkup pipi Zeka lembut, senyuman pun tak lupa Cashya berikan untuk sang Suami tercinta. "Kalau semisal aku yang meminta, apa Mas Zeka juga akan menolaknya? Semakin anak ini bertumbuh dirahimku, semakin pula aku ingin memiliki ayah dari anak ini seutuhnya. Aku ingin di sentuh, Mas. Aku merindukanmu. Dokter pun mengizinkannya, aku dan anak kita sehat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Muda
RomanceSiapapun tak tahu bagaimana putaran takdir berlaku untuk kisah ini. Tak tahu pula apakah takdir menjadi pemersatu atau justru pemisah untuk kisah ini. Jikapun nanti pada akhirnya takdir mengisahkan untuk saling melupa pada akhirnya. Setidaknya ti...