2. Arkana Geano Bintang

386 38 3
                                    

Biasakan Vote sebelum membaca :)
Hargai karya author (walaupun buluk begini)

✨Happy Reading ✨

° ° ° ° °

Beberapa anak geng Garuda kini tengah bersantai ria di rooftop sekolah yang telah mereka ubah menjadi markas. Mereka lebih memilih untuk membolos dari pada masuk ke kelas. Ijul dan Azam kini sibuk bermain game online di ponsel mereka. Sedangkan Nino, Yuda dan Miko bermain catur dengan serius. Lain hal nya lagi dengan Keenan dan Bisma yang lebih memilih untuk memetik gitar mereka, dan Arka, laki-laki itu hanya duduk di sofa sambil memperhatikan sebuah kalung di tangannya.

"Lo kesambet apaan sih Ka? Bisa-bisanya lo minta tuh cewek jadi pacar lo?" Tanya Bisma padanya tiba-tiba.

"Siapa tadi nama tuh cewek?"

"Gue gak tau."

"Lo macarin Dia tapi lo gak tau namanya?! Gila lo Ka!"

"Udahlah bis, palingan Arka cuma mau main-main doang, ya gak ka?" Celetuk Ijul yang masih berfokus pada gamenya.

"Ya kalo main-main mah mendingan terima aja si Olivia. Udah cantik, tinggi, body nya aduhai, kaya, gaul lagi. Paket komplit dah."

"Azam kampret! Kalah kan gue jadinya! Lo sih gerak-gerak mulu, gue jadi gak fokus." Teriak ijul pada Azam lalu membanting handphonenya ke sofa.

"Ya maap, abisnya tadi ada nyamuk yang gigit mukak gue." Balas Azam.

"Pasti lo belom mandi kan?"

"Enak aja lo kutu! Gue mah mandi 3× sehari. Sebelum pergi sekolah gue mandi, pulang sekolah gue mandi, sore juga gue mandi. Gak kaya lo! Mandi kalo inget doang."

"Tapi nih ya, Menurut gue Natasya perasaan cantik-cantik aja kalo di bandingin sama Olivia. Bahkan jauh, seenggaknya tuh cewek gak muka dua kaya Olivia." Yuda memotong adu mulut mereka berdua yang langsung membuat Ijul menatapnya.

"Lo tau nama tuh cewek yud?"

"Pak Irwan waktu itu pernah nyuruh gue buat manggil tuh cewek ke ruangannya. Dia anak kelas  10 IPA 2."

Ijul mengangguk mengerti. "Tadi lo bilang siapa namanya?"

"Natasya."

"Perasaan mukanya kayak kenal. Kayak mirip siapa gitu." Ucap Nino yang ikut bergabung dalam pembicaraan.

"Iya kan? Gue juga ngerasa tuh cewek mirip sama seseorang."

"Gue cabut."

Arka melangkahkan kaki nya pergi dari sana dan menyisakan teman-temannya dalam keadaan bingung.

Biarlah. Dia sedang ingin suasana yang tenang sekarang dan mereka malah membahas sesuatu yang menurutnya tak penting. Jika kalian bertanya padanya apa alasannya untuk menembak Natasya, jawabannya Dia pun juga tak tahu.

Tiba-tiba sebuah perasaan kesal datang padanya saat melihat perempuan itu dan secara spontan, kalimat itu keluar.

'Mulai hari ini lo jadi pacar gue.'

Arka mengacak-acak rambutnya lalu menendang udara kosong saat teringat ucapannya tadi. Memalukan! Bisa-bisanya Dia mengatakan hal memalukan seperti itu, dan di depan semua orang.

Tapi aneh nya, Dia justru merasa senang dan puas saat melihat wajah gadis itu yang kebingungan.

"Bodoh!"

• • • • •

"Bukan gitu Feyaaa! Kacamata item nya turunin lagi sedikit. Nah iya gitu! Baru mirip sama mang Sapri."

"Jahat lo Ji. Masa gue disuruh cosplay jadi mang Sapri. Gak ada yang bagusan dikit napa." Wajah lisa tertekuk.

Saat ini mereka tengah bermain truth or dare dan Feya yang memilih dare mendapat tantangan untuk cosplay menjadi Mang Sapri—tukang sapu sekolah mereka. Seharusnya ini sudah masuk jam pelajarannya Pak Rahmat, tapi ternyata pak Rahmat hari ini sedang sakit. Bukannya turut bersedih lantaran gurunya sakit, anak kelas 10 IPA 2 justru bersyukur dan mengucap hamdalah.

Jia dan Blue sedari tadi tak berhenti tertawa, sedangkan Natasya, Neva dan Risky juga ikut tertawa lepas bersama mereka. Setidaknya, ini bisa menjadi sedikit hiburan bagi Natasya.

"Tapi Fey, jujur nih ya jujur, lo mirip banget sama Mang Sapri HAHAHA." Tawa Risky dan Blue terdengar, diikuti oleh Neva, Jia dan Natasya.

"Jahat lo." Ucap Feya.

"Udah ada sepuluh menit belum sih? Lama banget perasaan."

"Ya sabar Fey, ini aja baru jalan empat menit." Risky menatap jam tangannya.

"Fey, pose dulu. Biar gue foto jadiin kenang-kenangan." Natasya mengeluarkan handphone nya.

"Gak mau ah! Gila aja."

"Ayolah, satu kali aja."

"Gak mau."

"Sekali aja Fey."

"Gak mau."

"Bakso nya mang udin deh dua mangkok, gimana?"

"Yaudah kalo lo maksa, tapi tambahin jadi tiga mangkok, gimana?"

"Giliran urusan perut aja lo cepet. Iya deh iya."

Feya mulai menirukan berbagai gaya Mang Sapri. Mulai dari yang tengah menyapu, sampai gaya bijaknya saat menceremahi Ojan yang tengah putus cinta. Mereka semu tertawa terbahak, tak terkecuali Natasya. Alhasil gambar yang diambil oleh Natasya menjadi blur dan tidak jelas. Setelah di rasa cukup, Feya buru-buru melepaskan kaca mata hitam dan topi ala-ala Mang Sapri lalu merapikan rambutnya.

"Udah puas kan nge bully gue? Sekarang saat nya gue ngebully dompet kalian."

A R K ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang