16. Perasaan senang

207 30 1
                                    

Jangan lupa vote dan comment✨
Happy Reading🕊
****

Natasya terduduk di depan pintu kamarnya, masih dengan wajah yang memerah dan pikirannya yang berkelana.

Tidak. Tidak mungkin ia memiliki rasa terhadap Arka. Dari awal, ia juga tahu hanya akan di permainkan. Tidak. Natasya tak ingin jatuh kepada laki-laki itu.

Tapi, anehnya, wajahnya masih panas. Pipinya masih memerah, dan jantungnya justru berdetak lebih cepat sekarang. Bukankah seharusnya hal itu hilang kalau memang gadis ini tak memiliki rasa?

"Gue masih waras nggak sih?" Natasya mempertanyakan dirinya.

"Masa iya gue suka sama Kak Arka?" Natasya berjalan ke arah cermin, lalu memandangi gadis yang berdiri disana.

Natasya tak bisa lagi membohongi dirinya. Arka, diam-diam dengan sifat cueknya ternyata telah merampas hati gadis itu dengan paksa, sama seperti biasanya.

Sekarang, kemungkinan terburuk yang harus Natasya terima ketika menyukai Arka adalah, kecewa. Dia harus siap kapanpun hal itu akan terjadi.

Itu konsekuensi yang harus ia terima.

"KAK! INI IKAN MAU DI APAIN? GUE GORENG AJA YA?!"

Natasya teringat dua ikannya yang di belikan oleh Arka saat mereka bolos. Gadis itu langsung balas berteriak.

"ASKAA! JANGAN MAIN-MAIN SAMA MOCHI GUE!" Natasya menuruni tangga secepat yang ia bisa, lalu mengambil akuarium kecil yang berisikan dua ikannya. Ia menjauhkan dua ikannya itu dari jangkauan Aska.

"Jahat banget sih lo! Masa ikan lucu gini mau di goreng?"

"Makanya jangan taruh di dapur. Bawa ke kamar lo sana."

Natasya tak membalas ucapan adiknya. Ia memilih untuk membawa akuarium itu ke dalam kamarnya sambil bergumam tak jelas.

**

Natasya meraba-raba sekitar tempat tidurnya dengan mata yang masih tertutup. Ponselnya berbunyi dan ia lupa menaruhnya dimana. Akhirnya, dengan mata yang setengah terbuka gadis itu mengangkat panggilan tersebut.

"Halo?" Jawabnya dengan suara parau.

"Lo baru bangun tidur?" Terdengar suara laki-laki di ujung sana. Natasya langsung membulatkan kedua matanya. Ini suara Arka!

"Kak Arka?"

"Lo dapet nomor gue dari mana Kak?" Tanya Natasya sedikit panik. Jangan bilang dari Feya atau Jia! Dua sahabatnya itu kan menyebalkan! Bisa-bisa mereka mengatakan yang tidak-tidak kepada Arka tentang dirinya.

"Dari Jeje." Jawab Arka singkat seperti biasa.

Natasya mengangguk mengerti sekaligus lega. "Kenapa nelpon gue jam segini kak?"

Arka terdiam sebentar di ujung sana. "Coba buka gorden kamar lo."

Natasya langsung berjalan mendekati jendelanya, lalu membuka tirai yang menutupi Jendela. Gelap yang ia lihat pertama kali, tetapi kemudian ia melihat Arka yang tengah duduk di atas motornya.

Natasya membulatkan kedua matanya tak menyangka. Mau apa laki-laki itu ada di depan rumahnya pada pukul 2 pagi? Memangnya ia tak tidur?

Arka tersenyum tipis melihat respon yang di berikan Natasya, dengan telepon yang masih ada di telinganya. Lagi, jantung Natasya berdetak menggila. Gadis itu hanya diam tak bergerak sibuk berpikir apakah ini mimpi, atau memang nyata.

"Gue abis balapan." Suara Arka memecah keheningan.

"Balapan? Jam 2 malem gini? Lo gak ngantuk besok sekolah kak?" Tanya Natasya tak habis pikir. Ada nada khawatir di dalam suaranya.

A R K ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang