Natasya di atas motor yang di kendarai oleh Arka melambungkan pikirannya. Tadi, setelah cukup lama berada di markas PASTERA, ia akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah. Bisa bahaya kalau saja Seno—Ayahnya—telah berada di rumah sebelum dirinya. Ia pasti akan di tanyai habis-habisan oleh Aska dan Seno.
Padahal ia ingin Jeje atau anak PASTERA lain saja yang mengantarnya pulang. Tapi Arka memaksa. Laki-laki itu bilang, Dia yang membawanya kesini maka Dia juga yang harus mengantar Natasya pulang. Alhasil, mereka digoda habis-habisan oleh anak-anak PASTERA! Dasar Arka!
Kedatangannya dengan paksa ke markas PASTERA ternyata untuk membicarakan Gunawan dan Dewa. Gunawan, setelah ia tampar dan kakinya diinjak oleh Feya, ternyata menyimpan dendam kepada mereka berdua. Dari rumor yang beredar, pipi Gunawan sampai sekarang masih meninggalkan cap tangannya dan dua jari kaki nya patah. Natasya tak menyangka bisa sekuat itu. Tapi, Gunawan kan laki-laki. Harusnya hal seperti itu bukan masalah yang besar.
Membicarakan luka, Natasya teringat dengan kaki Arka. Laki-laki itu berjalan dengan sedikit terpincang-pincang saat menjemputnya di sekolah. Dia kenapa? Natasya tak ingin peduli, namun rasa penasarannya yang jauh lebih besar daripada gengsi akhirnya mendorongnya agar bertanya pada Jeje nanti saat di rumah.
Sedari tadi saat berada di markas, Oki dan yang lain terus-terusan memperingati dirinya akan bahaya Dewa dan Gunawan. Dirinya dan Feya mulai sekarang harus lebih berhati-hati. Natasya mengangguk saja, PASTERA sudah baik mau mengingatkannya.
Tiba-tiba, motor Arka berhenti tepat di depan toko buku yang sering Natasya datangi. Gadis itu memandang dengan bingung. Kenapa mereka kemari? Arka harusnya mengantarnya pulang ke rumah, bukan ke toko buku begini.
"Kak, kenapa berhenti di toko buku?"
Arka melepas helmnya dan memandang Natasya dengan datar. "Mau beli bakso."
"Ha?"
"Ya mau beli buku lah. Gimana sih lo." Arka menatapnya dengan santai.
"Tapi gue mesti pulang sekarang kak." Ujar Natasya memelas. Ia tak bisa memesan ojek online lantaran baterai ponselnya habis, lagi pula ia sudah tak memiliki seperak uang pun. Semuanya sudah habis di kantin.
"Cuma sebentar. Ada yang mau gue beli." Arka berjalan masuk ke dalam toko buku dan meninggalkan Natasya di belakang. Gadis itu buru-buru mengikuti langkah Arka yang terpincang-pincang.
"Kalo gitu, gue pinjem hp lo bentar dong Kak. Gue pesen ojek online aja." Pinta Natasya menghalangi jalan Arka.
"Enggak mau." Jawab Arka jahil lalu kembali berjalan. Natasya hanya bisa menghembuskan nafas pasrah dan berharap semoga sebentar yang di maksud oleh Arka memang sebentar.
Akhirnya, Natasya pun juga ikut memilih-milih buku-buku yang ada disana. Ia bahkan lupa soal harus pulang ke rumah sebelum Seno. Toko buku memang defenisi surga dunia bagi Natasya. Dari kecil, ia memang senang sekali membaca, tapi hanya cerita dongeng dan novel. Kalo untuk sejarah dan sains, Natasya angkat tangan.
Mulai dari rak yang paling ujung, Natasya menjelajahi toko buku ini. Sudah sekitar dua bulan ia tidak kemari, jadi wajar saja kalau dia seperti itu.
"Kok gue baru tau sih novel ini ada part 2 nya?" Ujar Natasya senang.
"Gue kira endingnya emang gantung, ternyata ada lanjutannya." Natasya memeluk novel itu senang lalu meletakannya kembali dengan wajah cemberut. Ia lupa, ia sudah tak memiliki seperak uang pun sekarang. Terpaksa ia harus kembali lagi minggu depan.
Terlalu asik, ia menjadi lupa dengan Arka. Laki-laki itu berada di arah jam 3 dan sedang berjalan menghampirinya. "Lo kemana aja sih?"
"Gue cuma liat-liat." Jawab Natasya sedikit cengengesan membuat Arka menghela nafas. Puas ia mencari gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A R K A
Teen FictionArkana Geano Bintang, Seorang laki-laki tinggi dengan sorot mata yang tajam. Ia merupakan ketua dari geng bermasalah yang sering di sebut-sebut dengan nama geng Garuda. Tak ada yang berani dengannya, bahkan guru-guru di SMA Kartini pun tak ada yang...