17. Patah Hati Pertama

229 26 2
                                    

Jangan lupa vote dan comment✨
Happy reading🕊
.....


Gadis itu sekali lagi mematut dirinya cermin. Entah sudah berapa kali ia terus-terusan berdiri disana, mempertanyakan hal yang sama.

"Penampilan gue udah oke belum sih?"

Ia melangkah lebih dekat ke cermin. Memastikan tak ada noda di wajahnya, atau kotoran di rambutnya. Natasya hari ini benar-benar memperhatikan penampilannya dengan detail.

"Caca! Ayo turun, sarapan." Suara Nadia menggema di seluruh rumah.

"Iya ma." Natasya mengambil tas sekolahnya, lalu sekali lagi untuk yang terakhir kali mematut dirinya di cermin. Setelah puas, barulah ia keluar dan menutup rapat pintu kamarnya.

Ia tak sabar untuk segera sampai di sekolah.

**

"Kemarin gimana kencan lo sama kak Arka?" Feya memajukan kursinya antusias.

"Kencan?"

Feya menganggukkan kepalanya kuat. "Iya! Kemaren kak Keenan bilang sama gue kalo lo sama kak Arka kencan! Gimana hasilnya?"

Natasya menyelipkan rambutnya di belakang telinga. "Gue di ajak makan es krim, abis itu di beliin ikan."

"Ikan?" Ulang Feya dengan dahi berkerut dan diangguki oleh Natasya.

"Aneh. Kalo kencan kan biasanya di beliin bunga, tas atau apalah gitu, tapi ini malah ikan."

Natasya hanya mengangkat bahu nya tak peduli. Mau itu ikan, kucing, atau apapun asalkan Arka yang memberinya pasti akan ia terima dengan senang hati. Bucin!

Sedangkan Jia, hanya diam mendengarkan percakapan mereka dengan wajah tertekuk. Sedari tadi, gadis itu sama sekali tak bersuara atau sekedar menanggapi cerita Natasya.

"Lo kenapa Ji?"

"Tolong dong bilangin sama cowok lo, jangan bawa-bawa gue kalo mau ngasih kejutan. Angga kemaren liat gue ditarik-tarik sama Kak Nino, kita berantem Ca." Jelas Jia meluapkan rasa kesalnya.

"Capek gue. Sampe sekarang aja kita belum baikan, cuma gara-gara kencan sepele lo doang."

Natasya tak menyangka ternyata Angga merupakan orang yang sangat pencemburu. "Sorry Ji, gue gak maksud gitu. Gue juga gak tahu kemaren Kak Arka tiba-tiba—"

"Udah deh Ca, gue gak mau denger apa-apa lagi." Jia bangkit dari kursinya, menyisakan Feya dan Natasya berdua di dalam kelas. Mereka berdua hanya berpandangan bingung tak tahu harus melakukan apa.

Berbeda dengan Jia yang tak suka, Feya justru senang kemarin saat dibawa pergi dari kantin oleh Keenan. Hitung-hitung, ia bisa menjadi lebih dekat dengan laki-laki itu walaupun memang, Keenan tampaknya tak memiliki sedikitpun ketertarikan terhadap dirinya.

"Gimana nih Fey?" Tanya Natasya cemas.

"Gue juga gak tahu. Lo kan tau sendiri Jia kalo lagi marah gimana, udahlah biarin aja. Nanti dia pasti baik sendiri kalo udah tenang."

Natasya mengangguk saja mendengar ucapan Feya. Ia tak menyangka Jia bisa semarah itu. Dan sekarang, ia hanya bisa berharap semoga amarah Jia bisa mereda dan hubungan mereka kembali seperti semula.

**

Natasya berdiri di depan gerbang, sendirian. Sudah 30 menit gadis itu menunggu, tetapi Arka masih belum memunculkan batang hidungnya.

Feya sudah pulang, begitu pula dengan Jia. Sedari tadi, blue dan Risky bergantian menawari gadis itu tumpangan, tetapi ia tolak. Arka pasti menepati ucapannya dan ia lebih memilih menunggu. Meski kakinya telah letih terlalu lama berdiri ia tetap keras kepala menunggu laki-laki itu datang.

A R K ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang