7. Masalah

250 26 1
                                    

Jangan lupa vote dan comment.
Happy Reading✨

°  °  °

     Ini sudah hari ke sepuluh sejak Arka meminta Natasya untuk menjadi pacarnya. Dan selama itu, Arka semakin jarang masuk sekolah. Natasya tak pernah lagi melihatnya di kantin dan sekalinya masuk, wajah Arka akan di penuhi luka.

Natasya tak tahu harus merasa senang atau merasa kasihan. Ia senang karena tak harus melihat wajah laki-laki itu dan ia juga kasihan karena setiap hari, luka di wajah Arka bukannya berkurang namun semakin bertambah. Namun yang membuat Natasya tak habis pikir, siswi-siswi penggemar Arka justru menganggap laki-laki itu menjadi berkali-kali lipat lebih tampan dan seksi dengan adanya luka di wajahnya. Sinting!

Teman-teman Arka pun tak jauh beda. Mereka jadi jarang masuk sekolah dan tubuh serta wajah mereka memiliki bekas memar di daerah pipi dan bawah mata. Disini, Feya dan Jia lah yang paling tersiksa. Mereka jadi semakin jarang melihat Nino dan Kevan.

"Duhh! Gue bosen." Feya berteriak sambil menelungkupkan kepalanya di meja. Ia tak seperti biasanya begini.

"Fey, di luar Kak Kevan lagi main basket. Lo gak mau nonton?" Natasya berusaha menghibur Feya dengan mengajak gadis itu menonton Kevan yang tengah bermain basket.

"Gue maunya Kak Keenan Ca, gak mau Kak Kevan." Jawabnya lesu. Padahal, kemarin dia sendiri yang bilang sudah move on dan berpindah hati ke Kevan.

Saat ini hanya mereka bertiga yang ada di dalam kelas. Neva dan Risky di panggil oleh Bu Ulfa, wali kelas mereka. Lalu Blue entah pergi kemana dan teman-teman sekelas mereka yang lain pergi ke luar untuk menonton permainan basket.

"Gue udah 2 hari gak ngeliat Kak Nino. Tuh orang kemana sih?" Jia menyoret-nyoret bukunya. Ia sudah kepalang rindu dengan Nino.

Sedangkan Natasya hanya menghela nafas lelah. Kenapa dua sahabatnya yang paling gila menjadi seperti ini. Ia bingung bagaimana cara menghibur mereka. Tidak mungkin kan Dia menelepon Nino dan Keenan untuk datang ke sini sekarang juga?

"Yaudah deh gue ikutan galau juga. Capek tau ngehibur kalian berdua." Natasya ikut-ikutan menelungkupkan kepalanya di meja lalu ikut menyoret bukunya asal. Nino dan Keenan memang berefek sebesar ini bagi Feya dan Jia.

"Gue gak perlu kok di notis sama Kak Keenan Ca. Cukup ngeliat dia aja udah seneng." Curhat Feya. Natasya yang bingung harus menjawab apa hanya diam mendengarkan. Ini tak seperti Feya yang biasanya.

"Kak Nino baru aja putus sama Shella, tapi sekarang udah pacaran lagi sama Poppy. Dari awal gue emang gak pernah di anggep." Kini giliran Jia yang mengatakan perasaan nya. Natasya mengernyit heran. Biasanya Jia juga biasa-biasa saja saat Nino bergonta-ganti pasangan, secara Nino kan playboy top andalan SMA Kartini. Namun kali ini nampaknya berbeda.

"Duh, udah dong. Jangan galau-galau mulu. Gue kangen kalian yang lama." Natasya mengguncang pelan bahu Jia dan Feya.

"Gimana ntar pulang sekolah kita main ke caffe depan?"

"Gue gak bisa. Sepupu gue ntar malem mau kawin." Jia menjawab dengan tak bertenaga. Ini momen bersejarah. Seumur-umur bersekolah di SMA Kartini, baru kali ini Jia bisa menjadi sangat tenang dan kalem.

"Kalo lo Fey."

"Gue mah hayuk, meluncur."

Natasya tertawa. Ini baru Feya yang dikenalnya. "Udahan ya, jangan galau-galau lagi. Lo berdua gak cocok jadi sobat ambyar."

•   •   •   •

Natasya menyeruput milk shake yang ada di hadapannya. Matanya tengah fokus melihat-lihat meme lucu yang ada di instagram. Sesekali gadis itu tertawa, lalu menunjukkan meme yang menurutnya lucu tersebut kepada Feya yang duduk di hadapannya. Dan akhirnya, mereka tertawa bersama.

A R K ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang