13. Jangan lagi

241 25 2
                                    

Jangan lupa vote dan comment
Happy Reading

• • •

"Ini si Belva kenapa sih? Nomor gue dia blokir, sosmed juga. Maunya nih cewek tuh apa?" Miko yang duduk di sebelah Ijul mengeluh.

Mereka tengah berada di rooftop. Kurang lebih setengah dari anggota PASTERA ada disini. Arka pun tak ketinggalan. Ia duduk di tengah-tengah antara Keenan dan Juan.

"Itu tandanya lo harus cari pacar baru." Ijul yang tengah meminum susu coklatnya berujar.

"Gue setuju sama si Ijul. Masa dikit-dikit ngambek, dikit-dikit ngambek. Padahal bukan gue yang pacaran, tapi gue juga ikutan gemes." Juan ikut-ikutan dalam pembicaraan.

"Heh! Pantesan lo bedua kagak punya pacar. Cewek mah maunya di cariin, disayang, di perhatiin, makanya suka ngilang-ngilang begitu." Oki menjitak kepala Juan.

"Macem tau aja lo Ki."

"Lo kaga percaya? Tanya noh ama si Haris." Oki menunjuk Haris menggunakan bibirnya. Haris yang tengah bermain catur dengan Bagas mendongak saat namanya disebut.

"Kenapa nyebut-nyebut gue?" Tanya pria itu bingung.

"Lo udah berapa lama sama si Yera?"

"7 bulan."

"Rahasia lo biar awet begitu gimana?"

"Kalo gue mah rajin-rajin beliin hadiah. Gak usah yang mahal. Jepitan rambut yang 5 ribu satu juga jadi. Cewe mah gak mau kebanyakan janji, maunya bukti." Ucap Haris seketika membuat yang lain hening.

Benar apa yang dibilang Haris. Di tambah lagi, Yera merupakan tipikal orang yang tidak banyak meminta dan cukup dewasa.

"Gue udah satu tahun sama si Belva, tapi gue emang jarang ngasih hadiah sih. Apa gue beliin bunga aja?" Tanya Miko meminta saran.

"Boleh tuh! Lebih bagus lagi kalo bunga melati. Anti-mainstream." Celetuk Bagas yang membuat semuanya tertawa.

"Anjir lo gas. Lo kira cewe gue kunti?"

Diam-diam, Arka dan Keenan mendengarkan pembicaraan ini dengan seksama. Wajah mereka boleh saja terlihat tidak tertarik, tapi di dalam hati Arka dan Keenan memasang telinga tajam-tajam untuk mendengarkan.

"Kalo mau tips lebih lanjut, lo minta pencerahan aja sana sama si Nino." Ujar Haris lalu sambung bermain.

"Oh iya, Nino kemana?"

"Lagi ngedeketin anak sebelah. Biasalah, urusan fakboi." Jawab Juan yang diangguki memgerti oleh Bisma. Semua anak PASTERA sudah paham, bahkan sangat paham dengan Nino.

Ada yang cantik sedikit, sikattt!

Ada yang bening sedikit, sikat!!

"Tapi yang lebih fakboi dari Nino ya jelas bos kita! Ya gak Ka?" Juan menggoda Arka.

"Emang Arka ngapa dah?"

"Banyak banget anjir cewek yang nitip salam buat Arka lewat gue, mereka bilang muka Arka dingin macem batu es, cocok banget jadi fakboi." Ujar Bisma semangat.

Ia ingat, tadi ada beberapa siswi dari sekolah lain yang menitip salam untuk Arka padanya. Cantik sih, hanya saja polesan make-up nya terlalu tebal.

"Gue juga jir! Tadi ada cewek SMA Garuda, bisik-bisik di belakang gue ngomongin Arka." Ujar Bagas sambil terkikik.

"Apalagi si Amel ya gak Ka? Hilang Olivia terbitlah Amel."

Semua anak PASTERA tertawa mendengar ucapan Juan. Bahkan Keenan sekalipun. Arka diam saja, ia justru merasa sedikit kesal mengingat tingkah laku Amel tadi.

A R K ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang