Biasakan Vote dan Comment sebelum membaca ya :)
Tolong hargai karya author (walaupun buluk gini)
✨Happy Reading
°°°°°°
Bel pertanda pelajaran usai kini bergema di SMA Kartini. Murid-murid mulai memasukkan buku dan alat tulis mereka, sama seperti yang tengah Natasya lakukan sekarang.
"Eh Ris, gue nebeng dong." Ucapnya sambil menutup tas nya.
"Kaga bisa. Gue mau main ps nih sama si blue."
"Jahat banget. Lo tega entar gue di culik?"
"Siapa yang mau nyulik lo? Yang ada tuh penculik nyesel terus nyerahin diri ke polisi." Blue ikut-ikutan dalam pembicaraan mereka.
"Berisik lo Biru!" Ucap Natasya.
"Lo ganteng banget deh Ris hari ini, macem pangeran dari surga tau gak."
"Dih najes! Yodah-yodah, lo gue anter pulang."
"Lah? Terus ps nya gimana?" Tanya Blue.
"Gue nganter nih curut bentar, abis itu baru ke rumah lo."
Natasya bersorak girang karena tak harus bersusah payah untuk jalan ke rumahnya. Sebenarnya, Natasya sedang di hukum oleh Ayahnya. Ia tidak akan dijemput oleh supir selama seminggu.
Ia bisa-bisa saja jika ingin memesan ojek online, cuma kalau ada Risky, kenapa tidak dimanfaatkan. Begitu pikir Natasya.
Kini Natasya dan Risky sedang berjalan di koridor menuju gerbang. Murid-murid mulai memadati gerbang dan sekolah menjadi sepi.
"Lo tunggu di gerbang, gue mau ke parkiran ambil motor."
"Oke." Jawab Natasya menurut lalu melangkahkan kakinya ke gerbang.
Tapi dari kejauhan ia melihat Arka yang tengah duduk di motornya sambil memainkan sebuah kalung. Banyak siswa perempuan yang menatap laki-laki itu sambil berbisik. Banyak juga yang terang-terangan membicarakannya dengan volume suara yang besar.
"Duh, tuh orang lagi." Ucapnya lalu bermaksud berbalik. Lebih baik ia menyusul Risky ke parkiran.
"Lo mau kemana?"
Tiba-tiba terdengar suara Arka. Pria itu kini sedang menatapnya tajam. Kalung yang tadi tengah di mainkannya kini sudah lenyap.
"Lo pulang sama gue." Ucapnya lagi.
"Tapi Kak, gu— "
"Gue gak nerima bantahan." Arka menatapnya tajam. Baiklah. Natasya kalah kalau sudah di tatap seperti itu. Bukan karena meleleh atau baper, justru karena ia takut. Bisa saja Arka meledak di depan semua orang dan mempermalukan dirinya.
Orang-orang yang tengah menonton drama mereka kini sudah mulai berbisik-bisik mengenai dirinya.'Eh itu si Natasya anak kelas 10 IPA 2 kan?'
'Mereka beneran pacaran?'
'Masih cantikan Olivia'
'Pake pelet apa tuh orang'
Natasya menghela napas pasrah, lalu naik ke atas mitor ninja berwarna merah. Sebenarnya ia malu, apalagi di tonton oleh semua orang. Tapi mau bagaimana lagi? Arka tak pernah mau menerima bantahan. Natasya juga sebenarnya ingin marah karena digosipkan yang bukan-bukan, tetapi karena ada Arka ia mengurungkan niatnya. Dia bahkan lupa bahwa mungkin nanti Risky akan menunggunya.
Arka mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Sesekali lelaki itu bertanya arah kepada Natasya tentang rumahnya, dengan nada cuek tak peduli tentunya.
Sekarang, Natasya baru mengerti mengapa laki-laki itu sangat di takuti. Duduk dengan jarak sedekat ini, membuat jantung nya berdebar keras. Bukan karena cinta. Tapi lebih ke perasaan takut? Entahlah. Natasya juga tak tahu. Suara dan tatapan laki-laki itu benar-benar mengintimidasi. Membuatnya ingin segera sampai ke rumah.
"Turun."
Natasya melihat ke sekeliling. Ia sudah sampai di depan rumahnya. Helaan napas lega di keluar kan nya. Untung saja sudah sampai, ucapnya dalam hati.
"Makasih. Mau mampir dulu gak Kak?" Tawar Natasya basa basi. Padahal di dalam hatinya ia berdo'a semoga lelaki itu cepat pergi. Sedangkan Arka, Dia hanya menatap Natasya dengan tatapan tak minat dan seperti biasa, tak peduli.
"Gausah sok kenal." Ucapnya lalu pergi begitu saja mengendarai motor ninja nya.
"Untung ganteng! Kalo gak udah gue cakar abis tuh muka!" Jerit Natasya saat motor Arka sudah jauh.
"Eh kok gue bilang Dia ganteng sih?!" Teriak Natasya pada dirinya sendiri. Perempuan ini sibuk menginjak-injak tanah sebagai pelampiasan kekesalannya.
"Ga usah sok kenal. Padahal kan Dia yang sok kenal sama Gue karena udah nembak terus ngajakin pulang bareng. Harusnya gue yang ngomong gitu Ujaaaaang." Teriak Natasya semakin kuat. Ia kini sudah melompat-lompat saking kesalnya.
"Manusia es! Alien! Aneh! Ihh! Pokoknya gue benci." Teriak Natasya. Ia menganggap tanah itu adalah Arka lalu menginjak nya sekuat tenaga. Bahkan Dia juga mengambil patahan ranting, lalu menggambar wajah Arka dengan asal disana supaya lebih puas dan kemudian menginjaknya lagi.
"Kak? Lo ngapain?"
Pintu rumah Natasya terbuka dan seorang laki-laki berdiri disana menatap Natasya dengan heran. Tingginya kira-kira setinggi Natasya dengan celana santai di bawah lutut dan baju kaos berwarna merah.
"Gak ngapa-ngapain." Ucapnya ngegas lalu masuk ke dalam rumah.
Ia tak lagi mengatakan 'Mama, Caca pulang' seperti biasa namun langsung menuju ke kamarnya. Dia berjalan dengan kaki di hentak kuat, membuat Aska—adiknya— terdiam heran.
"Kenapa tuh orang?" Ucapnya lalu memilih untuk pergi ke meja makan. Disana ada seorang wanita paruh baya yang tengah meletakkan mangkuk berisi es buah.
"Kakak kamu udah pulang Ka?"
"Udah, tapi gak jelas."
"Gak jelas gimana?"
"Dia marah-marah ma. Abis itu tadi di depan teriak-teriak kaya orang gila."
"Coba kamu lihat kakak kamu. Tanyain Dia kenapa."
Sebenarnya Aska ingin menolak, namun dia lebih memilih untuk menaati Nadia—ibunya.
Dengan malas ia berjalan menaiki tangga lalu menuju kamar dengan pintu yang bercatkan putih. Di tengah pintu itu di tempel sebuah tulisan besar yang berbunyi 'KETUK DULU SEBELUM MASUK! Aska membaca tulisan itu namun ia tetap tak ingin mengetuk.
"Kak?" Ucapnya sambil membuka pintu.
"Lo kenapa?" Tanyanya dengan mata menyipit. Tapi Natasya hanya duduk di ranjang sambil memainkan ponselnya, namun masih dengan wajah yang tertekuk.
"Gak papa. Ngapain lo kesini?"
"Mama yang nyuruh, di bawah ada es buah."
"Apa? Es buah?" Tanya Natasya lalu segera berlari melewati adiknya. Ia tak peduli lagi dengan Arka. Yang ada di pikirannya saat ini hanyalah makan. Ya, makan.
"Nasib gue punya kakak gak jelas." Monolog Aska lalu mengikuti langkah kaki Natasya.
• • • • •
TBCHope you guys enjoy and like my story ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
A R K A
Teen FictionArkana Geano Bintang, Seorang laki-laki tinggi dengan sorot mata yang tajam. Ia merupakan ketua dari geng bermasalah yang sering di sebut-sebut dengan nama geng Garuda. Tak ada yang berani dengannya, bahkan guru-guru di SMA Kartini pun tak ada yang...