22. Makasih Ya Kak!

329 27 3
                                    

Hola semuanya!
Karena hari ini aku lagi seneng, jadinya aku hari ini up deh!😁
Makasih ya buat yang udah nungguin, sayang kalian banyak-banyak😭✊🏻❤

Happy Reading
.
.
.
.
.
.

Tak ada suara yang keluar dari bibir gadis itu. Untuk sejenak, rasanya ia seperti lupa bernapas. Untuk pertama kali dalam 16 tahun hidupnya, pertama kali, ada laki-laki yang membalas perasaannya.

Dia masih baru dengan hal seperti ini. Ia bahkan tak tahu harus melakukan apa selain berusaha sebisa mungkin mencoba tak bergerak di dalam pelukan laki-laki yang ia suka. Ini gila, benar-benar gila.

Tetapi, perlahan-lahan, jari-jemari gadis itu bergerak ke atas dan meremas jaket yang di pakai Arka. Hanya itu yang bisa ia lakukan untuk memberi respon atas pernyataan perasaan yang benar-benar tiba-tiba.

"Gue juga suka, Nata. Gue juga suka sama lo."

Lagi, seakan belum jelas Arka kembali mengulangi ucapannya. Tak ada keraguan, laki-laki itu berucap dengan tegas namun, terdengar sedikit rasa lega di dalam suaranya.

"Lo mau gue bilang apa lagi biar lo percaya? masih kurang bukti?" Arka melepas pelukan, menatap gadis itu dalam. Natasya diam, benar-benar tak tahu harus menjawab apa.

Setelah jeda beberapa detik, gadis itu membuka mulut. "Tapi gue juga butuh kepastian K—"

"Skyla Natasya Avian. Lo mau jadi pacar gue?"

Lagi. Laki-laki itu berhasil membuatnya lupa apa yang akan ia katakan. Arka suka sekali memotongnya saat bicara. Memangnya tidak bisa tunggu hingga selesai.

"H-ha?"

"Lo mau gak jadi pacar gue?" Kali ini, ia mengucapkannya dengan wajah sedikit memerah. Arka menyugar rambutnya kuat, ini juga pertama kali baginya.

Natasya diam, berusaha memikirkan bagaimana cara menjawab 'Ya'. Tetapi suaranya tak mau keluar.

"Kalo lo cuma diem, berarti jawabannya Iya. Mulai hari ini, kita resmi pacaran, sebagai orang yang saling suka."

Laki-laki itu menarik tangan Natasya. Meminta gadis itu untuk memakai jaket miliknya, lalu kemudian menyalakan mesin motor. Tak ada siapapun saksi hidup yang menyaksikan momen ini, tetapi rasanya seumur hidup ia tak akan pernah melupakan momen ini.

"Minta nomor nyokap lo dong." Kata Arka tiba-tiba saat Natasya baru akan menaiki motor.

"Buat apa?"

"Mau izin ajak anaknya jalan sebelum pulang ke rumah."

**

Setelah Natasya menelepon Nadia dan mengatakan akan pergi bersama seorang 'teman', disinilah mereka berada. Tanpa arah yang jelas dituju, Natasya hanya menyenderkan kepalanya di punggung Arka.

Jadi seperti ini rasanya. Nyaman, dan kalian tahu, rasanya seperti dilindungi. Gadis itu memejamkan kedua matanya, rasanya seperti ingin tertidur.

"Nata, lo tidur?"

Natasya tak menjawab. Gadis itu berusaha mengingat-ingat kejadian sepuluh menit yang lalu di lapangan sekolah. Mulai dari bertemu Nugra, Arka yang cemburu, ia menyatakan perasaannya, lalu Arka meminta dirinya untuk menjadi pacar laki-laki itu. Rasanya seperti...mimpi.

"Lo tidur beneran? Pegangan." Arka menarik tangan Natasya melingkari perutnya.

"Iya." Jawab Natasya.

"Iya apaan?"

"Iya ini lagi tidur." Gadis itu menjawab tanpa sadar karena jujur saja, matanya telah terasa berat. Arka tersenyum, Natasya sepertinya lelah dan ia butuh istirahat.

A R K ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang