23. Keluarga

60 8 0
                                    

          "Dah, sekarang semua duduk, gue mau tanya Lei, lo kenapa semarah itu ke Jae Ra?" sambut Yeonjun.

Leisha awalnya masih diam, sampai Yeonjun menatapnya dalam-dalam.

"Emang kita di sini siapa sih, Jun?! Lo semua cuma nganggep kita temen yang baru ketemu kemaren siang?!"

"Apa cuma gue yang nganggep kalian sodara kandung gue?!" jawab Leisha tak sabar lagi.

"Tahan, Lei, pertama, kalo lo nganggep kita sodara kandung lo, setiap lo ngambek harusnya lo jangan sampe ninggalin embel-embel abang ke gue-"

"Gak lucu, anjay." potong Leisha dengan wajah seriusnya berhasil membungkam bibir berisi milik Yeonjun.

"Sekarang gue tanya serius, kalian beneran secanggung itu? Gue kira kita kenal dari bayi artinya kita bisa saling percaya apapun itu-"

"Iya Kak Lei, sorry, gue malu aja buat cerita sama kalian, bukan gak ngehargai kalian sebagai keluarga gue, tapi gue juga gak mau bebani kalian dengan curhatan gue." penggal Jae Ra.

Leisha menghela nafasnya, "Jae, please, di situ gunanya keluarga, tanya aja Soobin, dia muak gak sih gue curhatin mulu?"

Soobin menggeleng demi mendengar pernyataan Leisha.

"Bam, Hyuka, Kak Yoora, semuanya, kita semua gak keberatan buat nerima cerita lo Jae."

Beomgyu dan yang lainnya mengangguk, kecuali Yeonjun yang masih melipat masuk kedua bibirnya.

"Lagi pula lo malu buat apa? Luka lo bakal gerogotin diri lo sendiri kalo lo cuma diem, nahan sendiri, dan gak mau kasih tau orang lain." Leisha meraih telapak tangan kanan Jae Ra yang masih dibalut perban.

Jae Ra menunduk, menahan air matanya.

Melihat bahu Jae Ra bergetar, Leisha memilih memeluk gadis itu dengan hangat. "Sorry kalo gue terlalu kasar dari kemaren, gue gak mau kita berantem, tapi gue cuma kecewa aja."

Leisha mengusap punggung Jae Ra untuk menenangkannya. "Maafin gue juga kak, gue gak seharusnya nutup-nutupin semuanya dari kalian." jawab Jae Ra.

"Euhmm, sayang kalian deh." Yoora ikut dalam pelukan itu.

***

          "Pulang les malem itu, gue balik ditemenin sama Taehyun, begitu sampe rumah, gue kira gak ada orang, ternyata bokap nyokap lagi di kamar."

"Mereka lagi debat soal Ayah yang harusnya lebih perhatian sama gue, gue tau Ayah sayang banget sama gue, jadi gue gak maksa buat Ayah nunjukin perhatiannya sama gue,"

"Tapi sebagai anak, gue tetep aja punya rasa iri."

"Gue iri sama kalian yang bisa akrab sama bokap kalian, Kak Leyi, Kak Yoora, deket banget sama bokapnya, tapi gimanapun juga gue sadar, setiap orang punya cara sendiri buat nunjukin rasa sayangnya."

Jae Ra menghentikan sejenak cerita nya, untuk mengatur nafasnya supaya tidak lagi menangis.

Taehyun dan Leisha sama-sama mengusap bahu Jae Ra menguatkan.

"Gue kira, setelah apa yang gue denger itu semuanya udah selesai, tapi gue salah,"

Ke-6 sahabatnya menantikan kelanjutan cerita Jae Ra kecuali Yoora, gadis yang sudah lebih tau jalan ceritanya itu memilih turun ke lantai bawah untuk mengambilkan camilan untuk adik-adiknya.

"Karena ada tugas yang lupa gue kerjain, alhasil gue begadang nugas, tapi dari studio Ayah gue denger suara pecahan kaca,"

"Gue gak mikir apa-apa lagi, yang ada di pikiran gue cuma ayah yang pastinya lagi kerja."

"Kaya yang kalian tau, gimana Ayah kalo lagi tertekan sama kerjaannya. Dan dugaan gue bener, pas gue sampe studio Ayah, ada bibi yang mungkin juga kaget, tapi bunda mungkin posisinya emang lagi istirahat di kamarnya, lantai bawah."

"Gue masuk, dan kondisi Ayah bener-bener mabuk berat, yang bikin gue sakit hati itu pas gue denger Ayah ngomong maaf ke gue."

Hikss.

"Di tengah tekanan kerjaannya, Ayah masih kepikiran soal gue, dan saking gue terpukulnya, gue gak sadar kalo kaca botol wine yang gue pungut udah gue genggam kuat banget-"

"HUHH??! Jadi tangan lo luka bukan gara-gara pager kawat pas main basket?" ucap Taehyun membelalakkan mata lebarnya.

Jae Ra mengangguk dengan lemah.

"Dan lo ngumpetin itu dari kita? Kalo ada apa-apa sama lo gimana? Udah, kelar kita semua." sahut Yeonjun kali ini mengeluarkan suaranya lagi.

***

         Jae Ra masih diwawancarai oleh Hyuka, Taehyun, Soobin dan Beomgyu, sedangkan Yeonjun dan Yoora sekarang fokus pada Leisha seorang.

"Sayangnya eonnie, lagi dapet bulanan ya?" ucap Yoora dengan nada ringan.

Leisha menjawabnya dengan anggukan, seraya ia mengupasi kuaci yang disiapkan bersama dengan camilan lainnya.

"Hadeuhh, pantes galak banget." sahut Yeonjun meminum jus nya.

Leisha menatapnya tajam, "Sensi mulu bawaan lo." ujar Yeonjun seusai minum.

"Sesensi-sensinya Leyi, tadi lo bisikin ke gue kalo omongan Leyi dewasa banget." timpal Yoora.

Yeonjun membuang tatapannya ke langit-langit ruangan. "Jelek banget muka lu, Yeontan!"

Leisha melempar kulit kuacinya ke wajah Yeonjun.

"Hehhh!! Kurang ajar ya! Gue abang lu! Minta maaf gak?!" Yeonjun balas melempar Leisha dengan kuaci utuh yang ada di piring.

"Hhahaahaa, bodo." jawab Leisha berlindung di balik punggung Beomgyu yang duduk tak jauh darinya.

Karena turut menerima serangan dari Yeonjun yang sebenarnya ditujukan untuk Leisha, akhirnya Beomgyu juga melempari Yeonjun dengan kulit kacang yang bertumpuk di meja.

"HEEEEHHHHHHHH bocah lo pada!"

"Bam, Leyi, Bang Jun! Gak mau tau habis ini kalian beresin sampahnya, gue yang kena marah mami nanti." rengek Soobin.

"Sukurin," sahut ketiganya melempari kulit-kulit camilan yang sudah berserakan pada Soobin.

Berakhirlah sidang penuh haru itu dengan perang kulit kacang dan kuaci.

"Haduh, rumah gue, alamat berobah jadi TPA lagi nih kalo tu bocah pada ngumpul di mari." cicit Seokjin yang mendengar pekik tawa bahagia kedelapan remaja yang sejak tadi senyap itu.

***

Double up di malam ini🤣
Sorry, kalo banyak typo

10:42 PM
02/04/2020

SINKRON || BTS TXT Fanfic [TAMAT]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang