"Mana nih oleh-olehnya yang baru balik dari LA??" cengir Taehyun.
"Yeuu, lu barusan gak minta bokap gue." sahut gadis yang bertubuh mungil itu.
"Becanda elah,"
"Udah sana kak, buruan ke kelas, jam ke-2 bakal mulai." ucap Taehyun.
"Yaudah gue ke kelas ya, lo mau kemana, gak ke kelas juga?" tanya Yoora.
"Perpus, gue abis ujiannya Pak Oh." sahut Taehyun.
"Eumm OK, dah Hyun." Yoora melambai ketika berpisah arah dengan adik kelasnya itu.
"Bye." Taehyun tersenyum lebar sambil melambai.
"Sekarang hari apa ya?" Yoora melihat ponselnya.
"OK, rabu, aman, sekarang pelajaran seni." Yoora segera mengubah arah jalannya menuju ruang seni.
Tiba di aula seni, Yoora membuka pintu perlahan.
Seorang siswi sedang memainkan symphony Beethoven.
Dan guru seni nya sedang mendengarkannya dengan seksama.
Yoora membungkuk kecil sebagai permintamaafannya karena datang terlambat.
Guru seni nya mengangguk singkat dan mengisyaratkan Yoora untuk segera mencari kursi kosong.
Yoora menemukan satu, di deretan dua anak laki-laki dan satu siswi.
"Ngedip pak, gue takutnya bola mata lo keluar." bisik Yoora begitu duduk di samping siswa itu.
"Yyaaaa!!" pekiknya tertahan sambil membelalakkan mata.
"Kapan sampe?" bisiknya.
"Choi Yeonjun! Berisik banget kamu, coba mainkan Serenade Schubert!"
"Pppft." Yoora melipat bibirnya rapat-rapat demi menahan tawa.
🐥🐥🐥
[Yoora PoV]
Hallo semua.
Gue Park Yoora.
Marga Park di Bangtan itu cuma ada 1.
Ya, gue anaknya Park Jimin.
Papa paling luar biasa sejagat raya.
Papa the one and only.
Dari gue lahir sampe sekarang, apasih yang gak papa kasih buat gue.
Semuanya gue dapetin.
Materi? Gue sampe gak tau mau ngabisin uang saku gue pake cara apa.
Kasih sayang? Gak ada yang dapet lebih dari gue.
Rasanya sempurna banget.
Termasuk punya mama yang super duper canteq.
Meskipun papa tingginya minimalis —dan nurun ke gue—.
Jangan tanya soal cewek-cewek cakep yang naksir sama papa.
Tapi cuma ada 1 cewek di dunia ini yang gak suka sama papa, tapi papa cinta mati.
Tapi yang namanya jodoh yakan, berkat ketulusan Papa, sekarang papa udah jadi belahan hidup mama gue.
Sempurna lah pokoknya hidup gue 18 tahun ini.
Gue anak tunggal, tapi papa terlalu rajin ngedekem di kamar sama mama, jadinya sekarang gue udah punya tiga adik.
Tiga-tiganya cowok.
Dua dari mereka kembar, umurnya 10 tahunan.
Satu lagi sekarang udah kelas 9, SMP.
Gue pengen ngambek awalnya, karena kayanya mama lebih sayang sama mereka, tapi papa jelas-jelas gak ngebeda-bedain anak-anaknya. Dan gue sadar, mama juga nggak.
Alhasil gue juga jadi sayang deh sama mereka bertiga.
Papa sampe sekarang masih jadi brand ambassador nomor satu dengan produk terbanyak. Masih banyak banget produk yang pake papa sebagai BA nya, kaya pas muda dulu.
Dan mama gue juga seniman multi talent.
Dance? Seksyeh kaya Babeh gue.
Nyanyi? Mau suara apa juga bisa, rendah, tinggi, tengkurep, pokoknya handal.
Model juga mama gue tuh.
"Huwwwoooooooohhh"
[Yoora PoV, End]
🐥🐥🐥
"Huhuuwwwww, yes!"
"Makasih, makasih, gak usah di tepokin, dari lahir gue emang udah jago main piano." ucap Yeonjun yang memberi hormat ala pianist kawakan.
"Masih di dalem perut, gue tuh udah private sama Mozart." oceh Yeonjun sambil berjalan ke arah kursinya tadi.
"Jun.. Jun... ikut gue yuk nanti." sambut Yoora saat Yeonjun kembali ke sampingnya.
"Kemana?" tanya Yeonjun yang sekarang stay cool setelah dapet banyak standing applauds dan pekikan kagum dari teman-teman sekelasnya.
"Benerin otak lo." cibir Yoora.
"Dih, iri." sahut Yeonjun.
"Ngapain iri sama otak alien, sorry ya." Yoora mengibaskan rambutnya ke wajah Yeonjun.
"Dasar bantet." umpat Yeonjun sambil mengusap wajahnya yang terasa gatal bekas terpaan ujung rambut Yoora.
"Alien 4²D-"
"Yoora! Kenapa berisik? Mau mainin 5th symphony nya Beethoven?" ucap gurunya.
"Buset susah bet dah," bisik Yoora.
"Eh, nggak bu, Yeonjun nih ngajakin saya bicara-"
"Enak aja, boong bu, dia duluan yang ngajakin saya ngobrol, kan saya anak baik bu, gak mungkin lah." Yeonjun membela diri.
"Sudah, sudah, Park Yoora, sekarang giliran kamu, mainin Kiss the Rain." ucap gurunya.
"Yes!" bisik Yoora bersorak sambil mengepalkan tangannya di samping badan, kemudian menjulurkan lidah pada Yeonjun.
"Siap bu." semangatnya kemudian sambil berjalan maju menuju panggung kecil tempat piano di aula musik.
"Kenapa setiap gue ngeliat Yoora melet, gue jadi inget Beomgyu meletin lidah ya? Gemes banget pengen gue tarik tuh lidah." omel Yeonjun dalam hati sambil mengepalkan tangan, geram.
🐥🐥🐥
Yippy, udah intro semua nih💜
Setelah ini kita langsung masuk cerita yak. Stay tuned😘8:31 PM
17/02/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
SINKRON || BTS TXT Fanfic [TAMAT]✅
FanfictionDerita anak seleb~ Sebuah kisah tentang member Bities di masa depan. BTS as Papa, TXT as son. Kalau biasanya anak-anak dipertemukan dengan sahabat karena pertemanan para mamah-mamah di arisan, beda hal nya dengan mereka. Mereka dipertemukan karena p...