"Ji, selain kita pernah ketemu sebelumnya, gue tuh familiar banget sama muka lo, tau." ucap Leisha saat mereka berhenti di sebuah kafe untuk makan.
"Hyunjin." jawab Yeji sambil menyuapkan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya.
Leisha celingukan menoleh kanan kiri, "Hyunjin kenapa? Lo kenal sama Hyunjin?" tanya Leisha.
"Hwang Hyungjin, ka-"
"Bentar deh," Leisha menautkan kedua alisnya. "Nama lengkap lo, Hwang Yeji, kan?"
"Kembaran gue." sahut Yeji membantu Leisha menyimpulkan.
"Nnah kan, pantes aja gue kaya familiar banget, anak 11-8 kan?" pastikan Leisha.
Yeji kembali mengangguk, "Iya, kali."
"Anjir, si bangor, musuhnya Bang Yeonjun." kekeh Leisha.
Drrt.
"Hmm?"
"Anjir, lu bawa motor gue kemane?! Buruan balik gue mau keluar!"
Tut.
Panggilan tadi, bisa dengan jelas terdengar oleh pengunjung kafe yang lain, pasalnya Yeji tidak memperdulikan loudspeaker nya yang menyala.
"Rumah lo dimana? Mau gue anterin sampe rumah?" tawar Yeji.
"Itu Hyunjin?" tanya Leisha pelan.
Yeji mengangguk tak perduli dan memilih melanjutkan makannya, membiarkan ponselnya terus bergetar.
"Gue balik pake taxi aja deh Ji, kayanya Hyunjin marah banget." ucap Leisha.
"Ck, urusan gue mah dia tuh, lo udah belum?" tanya Yeji dijawab anggukan oleh Leisha.
"Yaudah yuk." ajak Yeji.
"Angkat dulu, Ji, takutnya Hyunjin makin marah." kata Leisha saat mereka berjalan keluar dari kafe itu.
"Ji!"
Begitu Yeji hendak mengangkat panggilan itu, lebih dulu sebuah tangan merampas kunci motor di tangan Yeji.
"Santai, Jin! Anjir lu, siapa suruh nabrakin motor gue?!" ucap Yeji saat tau siapa yang mengambil kunci motor di tangannya.
"Gue balikin kaya baru nanti malem-"
Cengiran Hyunjin memudar saat melihat gadis yang berdiri di sebelah kembarannya.
"Buruan balik lo." ucap Hyunjin pada Yeji kemudian pergi dengan motornya.
***
Sebenernya, kafe yang di rekomendasikan oleh Yeji adalah kafe yang bersebrangan dengan rumahnya.
Jadilah sekarang Yeji mengajaknya mampir.
"Duh Ji, gue gak enak sama lo, sumpah." ucap Leisha saat mereka tiba di beranda rumah Yeji.
"Santai aja kali Lei, sini masuk aja, orang tua gue balik kerja jam 12 malem, kalo sempet balik sih," kekehnya kemudian memimpin jalan menuju kelokan tangga di dekat dapur yang mengarah ke bawah.
"Gue males di atas, jadi gue pake gudang buat jadi kamar gue." ucap Yeji sebagai jawaban dari rasa penasaran Leisha.
"Huh??" Leisha mengerjabkan matanya saat mendengar penuturan Yeji.
"Hahaa, tenang aja, udah jadi kamar beneran kok, gak kaya gudang." ucap Yeji membuka pintu satu-satunya ruangan di dekat garasi bawah tanah.
Klik.
Yeji menyalakan lampu kamarnya.
"Waw." Leisha membatu di tempat.
"Kenapa Lei?" tanya Yeji menoleh.
"Gue kira kamar lo bakal berantakan, ternyata kamar gue aja kalah rapi 10:1." ucap Leisha dengan tatapan kagumnya.
"Ntar gue anterin lo pake motor bebek gapapa ya?" ucap Yeji.
"Gapapa kok, gue pake taxi juga gapapa nanti." jawab Leisha duduk di sofa putih di kamar Yeji.
"Lo gak mau nanya kenapa gue di DO di sekolah lama gue dan kenapa gue pindah ke sekolah lo?" tanya Yeji.
"Kalo gue boleh nanya, lo kenapa bisa percaya banget sama gue?"
Leisha menatap Yeji yang sedang membuka tirai jendela yang ntah bagaimana dirancang untuk ruangan bawah tanah.
"Gue gak punya temen dan gak pernah ngeliat 'temen' yang ngebantu orang asing dengan santai." jawab Yeji sambil mengedikkan bahunya.
"Jadi, gue temen pertama lo?" kekeh Leisha.
"Bisa dibilang gitu." balas Yeji juga tertawa renyah.
"Nyokap bokap gue pada sibuk kerja, sekalinya pulang, paling berantem bentar, habis itu pada pergi lagi gak tau kemana." tutur Yeji dengan senyuman kecutnya.
"Gak ada yang gak tau sih soal keluarga gue, mungkin pelarian gue cuma main, main, dan main, jadi pas kemaren terakhir gue mabuk di club, gue gak sengaja ngehajar anak SMA gue yang mulai cari gara-gara,"
"Soal keluarga lo?" potong Leisha.
Yeji menganggukkan kepala, "Orang tuanya ngaduin ke sekolah, dan yah ... gue sih cuma nunggu surat DO aja, lagian gak bakal ada yang kasih pembelaan ke gue." lanjut Yeji.
"Yang ngurusin pindahan gue aja pembokat."
"Udah ah, intinya gitu, gue cuma mau kasih tau lo aja, takutnya lo malah takut sama gue." kekeh Yeji.
"Gak lah, kalopun gitu, udah dari awal gue ngejauhin lo kali, Ji, santai aja." jawab Leisha.
"Btw, temen-temen lo banyak juga ya." ucap Yeji.
"Ehhee, iya, anak-anaknya sahabat bokap, makanya jadi sahabat sejak embrio."
Tawa keduanya teredam di ruang bawah tanah itu.
***
Dah terakhir untuk hari ini🤟
6 kali update, cukup melelahkan kawand🤣 + 1 part buat satu work lain🤭
Hope you enjoy it💗9:26 PM
30/03/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
SINKRON || BTS TXT Fanfic [TAMAT]✅
FanficDerita anak seleb~ Sebuah kisah tentang member Bities di masa depan. BTS as Papa, TXT as son. Kalau biasanya anak-anak dipertemukan dengan sahabat karena pertemanan para mamah-mamah di arisan, beda hal nya dengan mereka. Mereka dipertemukan karena p...