***
Hari senin memang sudah menjadi hari yang paling dihindari bagi siswa siswi, termasuk aku sendiri. Kelas dimulai setelah 10 menit berakhirnya upacara bendera. Belum lagi jika ternyata cuaca terik sungguh tak mau bersahabat, bisa dipastikan kantin koperasi akan full setelahnya. Sebab kantin sekolah belum siap buka saat jam tersebut.
Dan dilapangan ini aku masih mengikuti upacara dengan agenda amanat pembina upacara, kulihat pembina upacaranya yaitu Pak Brata. Alamat molor, ucapku dalam hati.
"Aw .." Ringisku pelan tiba tiba, dengan kesal aku melihat kebelakang. Kulihat kebelakang Ali sedang meringis ke arahku. Ternyata Ali pelaku yang menjepit jari telunjukku dengan penjepit kertas. Kenapa bawa penjepit kertas saat upacara, heranku.
"Biar lo nggak bosen dengerin ceramahnya" Ujarnya berbisik pelan di belakangku.
"Nih biar aku ga bosen" Aku yang kesal langsung menarik dasinya kebawah yang menjadikan dasi nya jadi berantakan.
"Wah, Lo udah dibantuin kok ngelunjak sih Pril" Aku yang masih terkikik melihat dasinya tiba tiba terpaksa mendongak sebab dia menarik pelan rambutku.
"Sstt, diem Li Pril!" Ku mendengar suara Aden si ketua kelas, membuatku diam seketika karena tak ingin membuatnya lebih marah. Karena jujur wajahnya memang seram.
Namun tidak untuk Ali, dia masih tetap saja menarik narik rambutku pelan. Oke, Pril jangan tanggepin biar gak dapet bentakan Aden lagi!.
Upacara selesai membuat semuanya berhamburan ke kelas, Mila pamit duluan karena dia tak membawa air minum sehingga dia harus berjuang untuk berdesak desakan di kantin koperasi untuk membeli air mineral. Akupun langsung menuju ke kelas, namun mataku tak sengaja melihat Ali sedang berdiri didepan kelas sebelah bersama perempuan kemarin. Agatha.
Aku mengela nafas seketika rasa tak suka menyelinap tak sopan, aku kemudian langsung masuk kedalam kelas. Namun tertahan karena aku menabrak Aden, dan hampir saja jatuh jika dia tak memegang lenganku. Tentu saja aku tak melihat bagaimana marahnya Aden pastinya sebab kini mataku terpejam.
"Kalo jalan hati hati woy, jangan bercandaan mulu!" Semprot Aden terdengar sedikit emosi. Aku langsung berdiri tegap dan siap memaki namun yang keluar tidak sesuai keinginanku.
"Yak, makasih." Ujarku segera masuk ke kelas. Siapa yang bercanda coba, lagi panas nih hati! Dasar si Aden mulut badak.
Aku menghabiskan setengah air minum di botolku tak terasa. Mila datang duduk grusak grusuk. Pasti bentaran lagi ngomongin Ali, batinku bersuara.
"Eh pril lo harus dengerin gue, bentar gue minum dulu haus." Ujar Mila dengan kehebohannya.
"Apaan?" Ujarku santai karena hatiku masih terasa kurang nyaman.
"Gue lihat si Agatha lagi ngambek sama si Ali didepan kelasnya." Ujar Mila dengam ber api api. Nah kan malesin.
"Terus ?" Tanyaku malas, apalagi menyangkut mereka.
"Yee, si Agatha marah sama Ali soalnya tadi waktu upacara ngeliat Lo dijahilin Ali. Cemburu sih gue nangkepnya." Terang Mila
"What, trus apa urusannya sama aku sih Mil." Tanyaku kesal.
"Yah berarti ini berita kalau mereka emang bener udah jadian, gimana sih lo Pril. Trus gue juga lihat waktu lo nabrak Aden, si Ali langsung liatin lo berdua tau nggak. Kaya bau bau ga rela gitu kalo menurut gue." Bah, rasanya tak terima akan omongan Mila soal Ali yang jadian dengan Agatha.
"Yaudah sih urusan mereka bukan urusan aku." Ujarku sejurus.
Ucapan kami terhenti sebab semua berebut masuk kelas dan berlomba lomba diam. Tak lama guru pengajar masuk kelas dan pembelaran dimulai. Kulirik dimana Ali berada, niat hati ingin memastikan dia ada. Namun ternyata pilihanku salah, sebab dia juga sedang melihat kearahku. Jadilah kita bertatap tanpa sengaja, membuatku langsung memalingkan wajah kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I've Your Heart? [COMPLETED]
Fanfiction(Follow dulu sebelum membaca, adalah salah satu sikap dari pembaca yang cerdas 👌) "Aku yang hanya bisa memandangimu tanpa berani mendekatimu. Aku yang selalu jadi pengamatmu yang tak pernah kau sadari. Aku yang selalu berusaha menggapaimu dalam dia...