Double up nihh hehehehe 😂😂
Tombol vote sama komennya ditunggu loh ✌
Fyi 3,5k words
***
"Dek, cepetan ganti baju. Kakak tunggu di depan."
"Astaga Kak, aku baru sampai rumah lho ini. Mau diajak kemana?" Tanyaku dengan nada agak tinggi, seharian aku sudah beraktivitas dikampus dan jujur tubuhku lelah rasanya ingin segera berbaring di ranjang kamar.
"Tante Ayu meninggal dek, Ayah sama Bunda udah berangkat dari tadi makanya Kakak disuruh nunggu kamu buat kesananya." Rasanya ada benda besar yang menghantam jantungku. Aku masih terdiam karena begitu terkejut. Tak pernah menyangka aku mendapat kabar duka malam hari ini. "Dek, malah bengong. Ayo cepetan ganti sana. Lebih dari dari 15 menit Kakak tinggal." Aku masih belum bergerak dari keterjutanku. Namun otakku kembali mengisyaratkan bahwa aku lebih baik beranjak sekarang untuk berganti baju dan segera menyusul Kak Kelvin, sebelum Kak Kelvin benar benar meninggalkanku.
Dengan segera mencuci muka kemudian berlanjut memilih satu set pakaian yang nampak sopan dan tertutup, tak lupa aku mengenakan hijab kali ini. Setelah memastikan penampilanku rapi, aku segera turun menghampiri Kak Kelvin yang sudah siap sedia di belakang stir kemudi. Begitu pintu tertutup, Kak Kelvin segera melajukan mobil dengan kecepatan sedang.
Hanya butuh waktu 30 menit kami sampai di area perumahan, nampak sisi pinggir jalan terdapat banyak mobil terparkir yang kemungkinan bertujuan untuk melayat. Aku dan Kak Kelvin segera turun setelah menemukan tempat parkir yang sedikit jauh dari rumah keluarga besar Tante Ayu. Kami berjalan cepat menuju rumah yang terdapat bendera kuning tengah terpasang.
Aku menemukan Ayah berada di teras tengah menemani beberapa tamu Om Zein yang melayat. Sehingga Kak Kelvin memutuskan untuk menghampiri ketempat Ayah. Ayah menceritakan secara singkat kronologi penyebab ketiadaan Tante Ayu, membuat air mataku luruh begitu saja tak lagi mampu kutahan. Yang akhirnya membuatku menanyakan keberadaan Bunda pada Ayah.
Ayah memberitahu bahwa Bunda ada di dalam bersama dengan Ibu Ibu lain yang tengah membacakan doa didalam. Sehingga tanpa menunggu lama aku segera beranjak masuk. Menyadari bahwa rumah ini sungguh sudah sangat berbeda sejak terakhir aku main kemari, lebih dari 4 tahun yang lalu.
Mataku dengan jeli seketika mampu menemukan keberadaan Bunda diantara banyak Ibu Ibu yang lain. Aku segera menghampiri bunda, dan duduk disamping Bunda yang tengah membacakan surah yasin. Bunda segera merangkulku tepat saat aku duduk disampingnya. Air mataku kubiarkan saja kelua karena aku sudah tak mampu menahannya sejak Kak Kelvin memberitahuku tadi.
Hingga disela kesedihanku, aku mampu menatap seseorang yang tengah duduk dekat disamping kepala jenazah almarhumah Tante Ayu dengan kondisi yang sama sekali tak bisa dikatakan baik. Bahkan dengan jelas aku melihat jejak kesedihan di raut mukanya. Jika aku saja dapat merasakan hal se-sedih ini, apa kabar keadaan Mila yang notabennya adalah anak semata wayang Tante Ayu. Aku mengeratkan pelukan pada Bunda, berdoa agar Bunda selalu panjang umur. Aku belum siap kehilangan beliau, sangat tidak siap.
Aku ikut membacakan surah yasin saat dirasa aku sudah mampu mengontrol emosi dan kesedihanku. Hingga malam kian larut, satu persatu pelayat izin undur diri sehingga hanya menyisakan beberapa kerabat terdekat termasuk keluargaku. Ayah memutuskan agar kami ikut menginap disini.
Sejak kedatanganku mataku tentu saja tak bisa lepas akan Mila. Rasanya sudah bertahun tahun kami tak saling bersapa dan bertatap muka lagi. 4 tahun lebih, dan aku masih menginginkan kami bisa kembali bersama seperti dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I've Your Heart? [COMPLETED]
Fanfiction(Follow dulu sebelum membaca, adalah salah satu sikap dari pembaca yang cerdas 👌) "Aku yang hanya bisa memandangimu tanpa berani mendekatimu. Aku yang selalu jadi pengamatmu yang tak pernah kau sadari. Aku yang selalu berusaha menggapaimu dalam dia...