Follow dulu yuk, bagi yang belum ❤
Tap vote nya jangan kelewatan 🐥
***
Aku melakukan gerakan peregangan, setelah hampir 8 jam berkutat dengan tugas mahasiswa yang harus kuberikan penilaian. Mengecek ponsel, dan menemukan pesan dari Ali yang memberi kabar dirinya sudah dalam perjalanan pulang. Membuatku beranjak kedapur untuk menyiapkannya segelas teh untuk menyambutnya.
Weekend, namun Ali ada panggilan mendadak dari pihak rumah sakit membuatnya mau tak mau harus meninggalkanku. Ya, dan rencana berolahraga dan bersantai bersama kami jadi kacau tak bisa diharapkan lagi.
Sebenarnya hal seperti ini sudah sering kali terjadi. 5 bulan menjadi istri Ali tentu ada suka duka yang kutemui. Dan ini bisa dibilang menjadi salah satu dukanya. Aku sadar, karena tak bisa memonopoli Ali seorang diri karena banyak orang diluar sana yang juga membutuhkannya.
Mengabaikan laptopku yang masih terbuka dan menyala, aku berjalan ke ruang tamu. Bersamaan dengan aku meletakkan secangkir teh di meja, pintu apartemen terbuka dan menampilkan sosok Ali.
Aku tersenyum kearahnya, mengambil tangan kanannya untuk ku cium sebagai tanda hormatku padanya. Dan sebagai gantinya, Ali tanpa ragu mengecup dahiku.
"Udah beres masalahnya, Mas?" Tanyaku sambil mengambilkan teh buatanku dan memberikan padanya.
Ali menyesap teh buatanku. "Udah, sayang. Maaf ya, kamu jadi aku tinggal deh."
Aku mengusap pipinya yang tak lagi bulat berisi. "Udah biasa." Sahutku berpura pura sensitif, membuatnya tertawa.
Tak lama diraihnya tubuhku untuk dipeluknya. "Tadi jadi berangkat nge-gym nggak?" Aku menggeleng dalam dekapannya. Mana berani, aku ketempat gym tanpa dirinya. "Yah, padahal aku lagi pengen banget makan nasi padang."
"Makan aja, tapi aku gaikut makan." Sahutku kemudian.
"Mana seru makan sendirian. Ayolah yang, cheating sekali aja." Memang sepertinya Ali adalah ahlinya dalam melakukan tindakan persuasi. Ditambah ekspresinya yang dibuat buat itu. Dan akhirnya aku hanya bisa berdehem mengiyakan permintaannya.
Sebenarnya aku tak lagi menjalani program diet apapun, namun sebisa mungkin aku berusaha mengkonsumsi makanan yang sehat. Dimana tentu saja di dominasi oleh buah dan sayuran. Namun tetap saja, apapun permintaan Ali tak bisa kubantah.
5 bulan ini kami menjalani kehidupan rumah tangga dengan baik. Meskipun masih terkadang cek cok ringan tentu saja ada. Misalnya, aku yang cerewet karena Ali tak memakan sayur di piringnya. Atau ketika Ali meletakkan handuk basahnya disembarang tempat, atau mungkin saat aku terlalu sibuk menyiapkan materi mengajar esok hari hingga tanpa sadar membuat Ali menunggu untuk tidur. Karena kebiasaan kami adalah selalu tidur bersama. Tepatnya, kami selalu berbincang bincang sebelum mata kami sama sama terpejam. Bukan selalu bahasan yang berat, karena kami membuat semuanya mengalir begitu saja.
Aku meminta Ali segera beranjak ke kamar untuk berganti pakaian, dan bersih bersih. Sedang aku memesan makasan padang melalui telepon gengam, well di zaman sekarang yang serba canggih tentu dengan mudah memesan tanpa perlu datang ke lokasi penjual. Tapi tenang saja, kami hanya beberapa kali memesan seperti ini karena kami lebih sering keluar langsung sekalian mencuci mata.
Aku kembali kedepan laptopku yang tertidur. Merasa lebih baik aku mencicil menyelesaikan pekerjaanku ini selagi menunggu pesanan datang, dan Ali selesai berbersih diri. Aku membetulkan posisi kacamata yang ku gunakan, sesekali memijat pelipisku. Aku pusing membaca pekerjaan salah satu paragraf yang sangat tidak satu padu seperti ini. Kalimat yang diulang ulang, dengan inti yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I've Your Heart? [COMPLETED]
Fanfiction(Follow dulu sebelum membaca, adalah salah satu sikap dari pembaca yang cerdas 👌) "Aku yang hanya bisa memandangimu tanpa berani mendekatimu. Aku yang selalu jadi pengamatmu yang tak pernah kau sadari. Aku yang selalu berusaha menggapaimu dalam dia...