Jangan lupa tap tombol vote 🐥
3,5k words happy reading ❤
***
Baik buruknya kenyataan nyatanya perlu diterima. Aku pernah mencoba berlari dari kenyataan, namun hasilnya nihil. Tak ada yang bisa kudapat selain kekecewaan. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk berhenti berlari, kemudian kembali pulang untuk melanjutkan hidup. Aku sama sekali tak menyesal telah menjadikan keluarga sebagai poros penyemangatku pada saat berada di akhir semester. Mereka salah satu alasan aku bersemangat dan tetap bertahan ingin menuntaskan pendidikan sarjanaku.
Setelah prosesi wisuda yang dilaksanakan di gedung Samantha Krida, kami berkumpul di depan gedung rektorat. Tepatnya di lapangan hijaunya, untuk mengabadikan momen yang hanya akan terjadi satu kali. Ulasan senyum tak luntur dari raut wajahku sejak pagi. Apalagi ketika melihat senyum bangga dari kedua orang tuaku saat mengetahui aku bisa meraih predikat cumlaude. Rasa puas atas jerih payah yang selama ini terbayar.
"Ganti posisi, ganti posisi." Komando Kak Kelvin sebelum kami berpose kembali menghadap kamera dengan wajah riang gembira untuk pengambilan gambar.
Kak Kelvin sangat antusias atas perayaan kelulusanku hari ini, hingga dengan repotnya dirinya menyewa seorang fotografer untuk hari ini. Aku hanya mengiyakan saja saat dirinya menyarankan hal tersebut. Toh, menguntungkan pihakku pula. Sebenarnya tak hanya kak Kelvin yang meribetkan dirinya sendiri. Baik Ayah dan Bunda tentu saja sama. Bunda sibuk menyiapkan seragam kebaya kami sekeluarga untuk dikenakan di hari wisudaku, padahal 9 bulan yang lalu bunda juga baru saja membuat seragam buat kami untuk acara kelulusan wisuda Kak Kelvin. Kemudian Ayah sendiri, sibuk membooking penginapan H-30 hari sebelum hari ini. Semua hal yang mereka lakukan terasa menyenangkan bagiku untuk difikirkan.
"Dek, serius hari ini kamu cantiknya gak habis habis tahu gak. Bener gak Yah, Bund." Ujar Kak Kelvin memujiku, perlu diketahui Kak Kelvin sangat jarang memujiku. Jadi wajar bukan, jika sekarang aku merasa senang.
"Gen Ayah sama Bunda kan emang gak pernah mengecewakan." Ujar Ayah dengan ekspresi sombongnya menimbulkan tawa diantara kami.
Bagiku tak mudah bisa ada di posisiku sekarang, semester 7 kemarin adalah semester terberat bagiku di segala semester. Dimana aku sering merasa lelah memikirkan tentang tugas akhir serta merasa kecewa saat aku masih harus diminta revisi untuk kesekian kalinya. Saking stressnya membuatku memiliki kebiasaan baru saat itu, dimana aku sering berjalan kaki ketika sore menikmati senja di trotoar jalan kampus. Entah mengapa hal tersebut membantuku untuk mengembalikan mood baikku. Sebab, aku percaya semesta selalu punya cara untuk berusaha menghibur makhluk di dalamnya.
Mataku berkeliling dan tak sengaja menangkap sosok adam yang tengah berjalan menghampiriku dengan sebucket bunga yang ada di tanganya. Senyumku menyambut kedatangannya. Kulihat Andra sebelumnya menyapa kedua orang tuaku serta tak lupa Kak Kelvin. "Masih koas Om, doakan cepet nyusul tahun depan." Jawabnya mengenai pertanyaan basa basi Ayah terkait kabar kuliah Andra.
Baru ku ingat ini kali kedua Andra bertemu dengan Ayah dan Bundaku kembali, karena pertama saat kami di Surabaya dahulu. Sedangkan Kak Kelvin beberapa kali bertemu dengan Andra saat dirinya mengunjungiku kemari.
Andra dengan sifat keras kepalanya yang hingga hari ini selalu siap sedia membantuku, selain Kia. Seperti dugaanku sejak awal, Andra menjabat sebagai Presiden BEM fakultas ditahun ketiga. Namun ditengah kesibukannya Andra masih sempat memberi perhatian padaku. Rasa bersalah jelas hinggap padaku, meskipun berkali kali aku menolaknya berkali kali pula semangatnya tak pernah pupus. Andra sempat menyatakan bahwasanya dirinya tak keberatan meskipun dirinya tetap menerima penolakan. Asal dirinya masih tetap di izinkan untuk selalu ada untukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I've Your Heart? [COMPLETED]
Fiksi Penggemar(Follow dulu sebelum membaca, adalah salah satu sikap dari pembaca yang cerdas 👌) "Aku yang hanya bisa memandangimu tanpa berani mendekatimu. Aku yang selalu jadi pengamatmu yang tak pernah kau sadari. Aku yang selalu berusaha menggapaimu dalam dia...