Vote sebelum baca ya! Biar aku semangat hehe 😅
***
Hari hariku merasa lebih berwarna sejak aku dan Ali sama sama jujur akan perasaan kami. Ya meskipun intensitas kami bertukar pesan masih jarang. Sebab aku sadar akan tuntutan kesibukan kami masing masing. Ali akan lebih sering memilih untuk menelfon sekarang.
Ali juga beberapa kali menjemputku serta mengantarkanku ke kampus saat jam kuliahku tak terlalu pagi. Dari sana aku mengetahui bahwa Ali sekarang sudah memiliki kendaraan di Malang. Sama seperti hari ini, Ali berkesempatan untuk menjemputku.
"Ya.. aku duluan ya."
"Yang punya doi mah beda ya.." Kudengar teriakan Syakira menggema membuatku terkikik.
Aku sudah menceritakannya pada Kia. Dia langsung mengintrogasiku saat menemukan aku pulang lebih lama dan diantar Ali malam itu. Akhirnya aku terpaksa menceritakannya secara garis besarnya saja. Lagipula, Scrapbook yang kubawa ditanganku sudah menarik perhatian Kia kala itu.
Tak lagi menanggapi Kia, aku segera turun untuk menemui Ali yang sebelumnya sudah mengabarkan jika sudah di depan. Begitu aku membuka pintu gerbang, kulihat sosok tampannya sudah siap berada diatas motornya.
"Hai." Sapa Ali.
"Hai.. Udah makan?" Aku tengah kesulitan membuka pengait helm baruku.
Iya, sejak Ali kerap menjemputku aku memutuskan membeli helm sendiri. Tiba tiba Ali menyahut helm dan membukakan pengaitnya.
"Masih aja belum bisa buka pengait helm Pril." Aku tertawa, Ali memakaikan helm pada kepalaku setelah berhasil membuka pengaitnya. "Aku belum makan, tadi kesiangan gara gara lupa set alarm."
Aku sudah siap berada di belakang boncengan Ali. "Mau makan di kantin FK gak? Kebetulan kelasku mundur 30 menit."
"Boleh?"
"Gak akan ada yang ngelarang. Lagian penampilan kamu gak mencolok buat masuk wilayah teritorial FK. Cocok jadi anak FK juga sih." Candaku.
"Aamiin, doain tahun depan nyusul. Boleh deh sekali kali sarapan di kantinya anak FK." Kudengar tawa Ali kemudian.
Ali setuju untuk makan di kantin fakultasku, sehingga Ali memarkirkan motornya pada parkiran JPC yang berada di samping fakultasku. Kami segera menuju kantin. Seperti apa yang kubilang pada Ali, penampilan Ali memang rapi dan juga tak mengenakan jeans serta kaos. Sehingga Ali tak menjadi pusat perhatian orang yang ada di fakultasku.
Sebab, biasanya anak fakultas lain akan langsung ternilai bukan bagian anak FK jika dilihat dari penampilannya-identik memakai kaos dan jeans. Karena setahuku, anak FK dituntut selalu berpakaian rapi, tidak memakai kaos serta jeans. Guna membiasakan diri jika kelak bertemu dengan banyak pasien. Bukankah penampilan menjadi awal penilaian orang lain?
"Mau sarapan apa?" Tawarku setelah kami mendapatkan tempat.
"Nasi goreng aja, yang paling deket."
Aku mengangguk dan membiarkan Ali berlalu. 10 menit Ali sudah kembali dengan sepiring nasi goreng plus telur. Fikiranku tiba tiba tercetus ide untuk membawakan Ali sarapan saat dia menjemputku nanti dilain kesempatan. Ali sempat menawarkan yang tentu saja ku tolak sebab tadi aku sudah sarapan dengan oatmeal dan segelas susu. Aku memberi waktu Ali untuk menandaskan sepiring nasi gorengnya.
"Gimana persiapan buat tesnya?" Tanyaku setelah Ali menyelesaikan sarapan paginya.
"3 hari ini belum kesentuh lagi Pril, tugas kuliah dateng dateng gak punya adab soalnya." Aku tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I've Your Heart? [COMPLETED]
Fanfic(Follow dulu sebelum membaca, adalah salah satu sikap dari pembaca yang cerdas 👌) "Aku yang hanya bisa memandangimu tanpa berani mendekatimu. Aku yang selalu jadi pengamatmu yang tak pernah kau sadari. Aku yang selalu berusaha menggapaimu dalam dia...