Tap vote dulu sebelum lanjut scroll ke bawah ya ❤
***
"Kak Pril, mukenanya wangi, adem lagi. Makasih udah dipinjemin." Aku tersenyum seraya mengacak puncak kepala anak SD kelas 4 tersebut.
Aku segera berdiri dari posisi jongkoknya, "Sama sama, jangan males sholat lagi ya." Tutur Prilly sambil keduanya berjalan menuju ruang kelas anak kecil tersebut.
"Habis temen temen Kiki sering gak kasih pinjem Kiki mukena buat sholat." Aku terkekeh mendengar aduannya.
"Kalau gitu besok sebelum kakak balik, Kiki samperin kakak di lapangan ya."
"Buat apa Kak? Kiki mau dikasih hadiah ya karena udah mau sholat?" Kulihat antusias Kiki atas ucapanku.
"Rahasia, pokoknya Kiki temuin kakak ya nanti. Sekarang masuk dulu, tuh udah ditungguin kakak kakak yang lain." Kiki mengangguk patuh dan segera memasuki ruang kelas yang berisi kurang dari 20 anak tersebut.
Setelah memastikan Kiki masuk, aku berbalik arah menuju teras Musholla. Tugasku sebagai Volunteer sudah selesai sebelum sholat dhuhur tadi sebenarnya. Namun, tak sengaja aku menemukan beberapa anak sedang bersitegang membuatku harus membantu memisahkan mereka. Aku sempat tak habis fikir, hanya hal sepele yang menjadikan mereka hampir saling baku hantam tadi-jika aku boleh memberi perumpamaan. Kiki, gadis manis berponi tadi berniat meminjam mukena temannya. Namun teman yang dipinjaminya tak menghendaki. Alasannya takut kotor. Alhasil aku menyerahkan mukenaku pada adik kecil tersebut, yang dapat kupastikan pasti nampak kebesaran dipakainya.
Aku sendiri saat ini tengah menjalani pengabdian masyarakat-acara puncak ospek yang harus kujalani- di sebuah kabupaten Malang ujung yang berbatasan dengan kota Blitar. Ini adalah hari keduaku disini. Masih ada 2 hari kedepan yang harus aku lewati.
Pada hari kedua ini aku berkesempatan menjadi volunteer anak SD untuk mengajarkan beberapa hal sederhana namun sifatnya penting. Seperti cara menggosok gigi yang benar, mencuci tangan yang benar, dan juga ada acara menghias roti bolu sebagai hiburannya. Aku cukup senang menerima antusias adik adik disini. Mengesampingkan rasa lelah karena harus berjalan kaki untuk bisa sampai di SD ini. Jalannya yang menanjak juga jaraknya yang jauh, sehingga cukup menguras energi.
"Lagi ngapain? Sampe senyum senyum gitu."
Aku cukup kaget mengetahui Andra yang tiba tiba sudah ada disampingku serta mengamati kegiatanku barusan yang sedang melihat lihat hasil foto foto kegiatan tadi. Aku tak menyangka adik adik tadi sangat suka di foto, bahkan mereka tak hentinya meminta untuk difotokan olehku tanpa sungkan.
"Adik adik nya disini lucu banget, lihat deh nih." Aku menyodorkan ponselku yang menunjukkan gambar seorang anak laki laki kelas 4 SD tengah meringis sambil menutup matanya, sedangkan sekitar mulutnya penuh dengan busa pasta gigi. "Bisa narsis juga ternyata." Komentarku masih mengamati foto tadi.
"Aku juga bisa narsis lho, Pril." Tanggapan Andra membuatku tertawa meledek kepercayaan dirinya. "Ga, Rega." Panggil Andra sambil melambai membuat seorang yang Andra panggil, lantas mendekat.
"Opo?"
"Fotoin." Lalu Andra tiba tiba mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri. "Ayo, biar aku bisa bukti in narsisnya aku." Katanya lagi saat aku masih enggan berdiri.
"Anjeer, isin ngrungokne lambemu Ndra!" Kudengar makian orang yang tadi Andra panggil Rega. Jelas aku tak tahu arti kalimat setelah kata umpatannya.
Aku pun berdiri, kemudian kami berfoto bersama 2 kali jepretan. Setelahnya Andra malah menyuruh Rega pergi. Lalu bagaimana aku tahu ekpresi narsis ala Andra kalau aku belum sempat hasil foto tadi. Karena saat berfoto tadi pun aku tak memperhatikan ekspresi Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I've Your Heart? [COMPLETED]
Fanfic(Follow dulu sebelum membaca, adalah salah satu sikap dari pembaca yang cerdas 👌) "Aku yang hanya bisa memandangimu tanpa berani mendekatimu. Aku yang selalu jadi pengamatmu yang tak pernah kau sadari. Aku yang selalu berusaha menggapaimu dalam dia...