Jangan lupa follow akun ini, tandai typo dan kalimat rancu 💡
***
Jarak yang terbentang mungkin akan jadi alasan seseorang untuk menciptakan arti sebuah rindu. Sama halnya dengan sepintar pintarnya tupai meloncat pasti akan tetap terjatuh, seseorang yang mampu memendam rindu pasti suatu saat akan menyerah telak akan rindu yang dia simpan. Karena suatu hal yang kecil, apabila terus dipupuk makan akan menjadi sesuatu hal yang besar. So, kalau rindu mending bilang. Kecuali kalau ada mau makan hati. Seperti aku contohnya.
Tak menampik mengakui bahwa aku rindu akan sosok Ali. Memang aku sepayah itu ternyata! Padahal aku dalam proses move on lagi loh, serius.
Nyatanya sudah hampir dua bulan setelah acara disekolah, Ali tak memunculkan lagi wujud nyatanya. Tes masuk PTN pun sudah berlalu 1 bulan yang lalu. Dan kudengar dari temanku yang juga mendaftar tes, minggu kemarin dia mengabarkan jika dia berhasil diterima di universitas negeri di Kota Jember Jawa Timur.
Tapi tetap saja, kabar yang kutunggu belum juga kuperoleh. 2 hari yang lalu, dengan mencoba menekan semua rasa gengsi pada otakku aku pun memutuskan menghubungi Ali. Melalui chat line tentunya. Dan berujung tak ada tanda balasan, bahkan sekedar tanda pesan sudah terbaca.
'Oh kasihan, oh kasihan, sungguh kasihan!' Memang lagu yang terdengar dari stasiun televisi berisi kartun kembar made in malaysia membuatku meratapi nasib. Asam ya rasanya ternyata.
"Packingnya udah beres sayang?" Ternyata suara bunda yang sekarang sudah duduk disampingku. Aku mengangguk seraya tersenyum. Melarikan pandangan pada 2 koper dekat almari pakaian ku. Koper sedikit besar yang berisi beberapa pakaian harian serta untuk kuliah serta koper tanggung berisi peralatan untuk menunjang kebutuhanku di tempat indekos.
Rencananya besok, aku diantarkan ayah dan bunda akan mencari tempat kos kosan. Minggu depan sudah ada agenda Ospek, selama 3 hari. Hari pertama ada agenda Ospek kampus, kemudian dihari kedua Ospek Fakultas, serta hari terakhir Ospek Jurusan. Sebetulnya sudah sejak 2 minggu yang lalu harusnya aku sudah berada di Malang untuk mempersiapkan peralatan untuk ospek, namun karena tiba tiba kesehatanku drop aku pun meminta izin atas ketidak hadiranku.
"Bunda, kok kayaknya jadi berat banget ya ninggalin rumah ini." Ujarku tiba tiba, membayangkan sendirian di kamar kos. Makan sendiri, bangun sendiri, berangkat sendiri, Semuanya serba sendiri. Semua terlintas ketika aku sakit sosok bundalah yang merawat, ketika disana pastilah harus sendiri. Sisi melankolisku berperan kali ini.
"Sayang gaboleh gitu, kan adek sendiri yang udah mutusin buat sekolah disana. Bunda jamin pasti tiga bulan kedepan, bunda yang kangen sama adek. Kangen cerewetnya adek, kangen denger berantemnya adek sama kakak." Kulihat bunda menyeka air mata yang keluar. Akupun memeluk bunda, support system penguatku selain ayah dan kak kelvin. The best woman in my life. Satu satunya!
"Adek janji bunda, adek bakal sering pulang. Asal bayarin ongkos pulang-perginya ya bund." Ujarku menghibur bunda. Kulihat Bunda terkekeh mendengar rencehanku yang sangat tidak profesional memang.
Rasanya ternyata tak semudah pemikiranku 3 bulan yang lalu. Karena yang namanya meninggalkan pasti akan membekaskan rasa. Dan malam ini berujung aku yang tidur ditemani bunda setelah 12 tahun tak tidur bersama bunda lagi. Rasanya nyaman, masih sama seperti 12 tahun yang lalu. Tempat ternyaman berada dipelukan bunda.
***
Ayah memilih untuk mengantarkanku dengan menyetir sendiri kendaraan keluarga kami, meninggalkan kak kelvin yang tak bisa mengantarkanku. Kami berangkat setelah sebelumnya terjadi pertengakaran ku dengan kak Kelvin karena tak bisa ikut mengantarkanku. Sempat berfikir kalau kak kelvin nggak sayang padaku, rasanya begitu cemburu tahu kalau alasan acara kampusnya lebih berharga dibanding aku. Maafkan sangat lebay-nya drama serial indonesia ini ya guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I've Your Heart? [COMPLETED]
Fanfiction(Follow dulu sebelum membaca, adalah salah satu sikap dari pembaca yang cerdas 👌) "Aku yang hanya bisa memandangimu tanpa berani mendekatimu. Aku yang selalu jadi pengamatmu yang tak pernah kau sadari. Aku yang selalu berusaha menggapaimu dalam dia...