Update tiba tiba, yuk kasih vote dan ramaikan kolom komentar ❤
***
Setelah mendapatkan kabar bahwa Kak Kelvin sudah berada didepan, aku yang menenteng sebuah koper dengan bersemangat segera turun kebawah. Tak lupa aku menemui Ibu penjaga rumah kosan ini untuk berpamitan. Pemandangan dua sosok laki laki yang tengah berdiri disamping kendaraan beroda empat milik ayah kini menyapa retinaku. Sedikit terkaget, dan sama sekali tak menyangka bahwasanya Ali ada disini. Lebih tepatnya berdiri disamping Kak Kelvin.
Dengan tampang yang terlalu senang aku menghampiri keduanya, menggelengkan kepala seraya terkekeh. Sebab, kemunculan Ali tiba tiba tanpa berkabar membuatku merasa di bohongi, serta juga senang. Kuperhatikan Ali melemparkan senyum polosnya menyambut kedatanganku.
"Ini gimana ceritanya kamu bisa tiba tiba ada disini? Bukannya kemarin kasih kabar udah sampai di rumah?" Ali hanya mampu mengeluarkan kekehan. "Kak Kelvin juga ngapain ikut ikutan?"
"Eits, sabar bos. Li, jelasin gue gak mau tau ya." Ungkap Kak Kelvin sambil mengangkat kedua tangannya. Perhatianku kini tentu tetuju pada Ali.
"So?" Tuntutku.
"Sebenernya aku udah mau balik ke Jakarta, serius. Tapi waktu kita telfonan kemarin terus denger celetukan Syakira, aku tiba tiba pengen aja ikut jemput. Yaudah aku kontek Abang kamu, terus nebeng deh. Thanks ya Bang." Kulihat Ali merangkul bahu Kak Kelvin. "Tiketku aman, tenang aja masih bisa di-refund." Ali menyampaikan dengan cengar cengir khasnya.
Aku mengganguk, jujur dari lubuk hatiku. Jelas aku senang. Mendengar fakta bahwa Ali mau repot ikut menjemputku seperti ini. Bagaimana aku tak semakin jatuh pada pesonanya, cara Ali memperlakukanku tentu membuat aku tak bisa berpaling. Hal ini juga yang membuatku yakin, Ali tentu tak tahu akan perasaan Mila padanya.
God!
Aku masih harus menyelesaikan permasalahanku dengan Mila. Selama masa SMA bahkan hanya Mila teman yang paling mengerti aku. Tentu aku tak sanggup jika harus bertengkar hanya persoalan laki laki. Aku hanya ingin kami kembali tak asing seperti ini. Bahkan baik pesan ataupun telfon dariku sama sekali tak diresponnya."Yok, berangkat sekarang. Keburu macet, mampir drivethru dulu aja ya."
Aku segera mengangguk setuju mendengar perintah Kak Kelvin. Ali membantu mengangkatkan Koperku dan menaruhnya di jok bagasi. Sedang Kak Kelvin berlalu menuju jok depan. Aku masih memperhatikan Ali sambil tersenyum, hingga dirinya sudah berdiri lagi di hadapanku.
Tak menyangka setelahnya Ali memelukku secara kilat seraya mengucapkan satu kata. "Kangen."
Setelahnya Ali mundur dan segera membukakan pintu belakang untukku. Aku yang masih memerah, hanya bisa tersipu dan segera memasuki mobil. Dalam hati, berharap Kak Kelvin tak melihat saat tadi Ali memelukku. Namun sesaat setelah pintuku tertutup oleh Ali, dan aku menoleh. Aku baru menyadari bahwa kaca mobil yang kami tumpangi sekarang, ternyata transparan. Damn! Jelas banget dari dalam kalau lihat keluar. Sesaat aku menoleh ke arah Kak Kelvin, memastikan ketidaksarannya atas kejadian tadi. Dari ujung retinaku sama sekali aku tak menangkap tanda tanda keanehan Kak Kelvin. Hal ini membuatku berharap tadi Kak Kelvin memang tak melihatnya.
Sampai Ali duduk di sebelah Kak Kelvin, aku belum mendapati layangan godaan darinya. Membuatku menghela nafas lega.
Kami sempat mampir ke drivethru McD yang berada di samping kampus. Setelahnya perjalananpun berlanjut. Yang kusuka di Malang, kemacetan yang terjadi disini tentu saja tak separah di Jakarta. Terik mataharinya juga yang tentu saja tak semenyengat di Jakarta. Meskipun hawa dingin hanya sempat kurasakan saat awal dulu menjadi maba, tapi disini suasananya benar benar membuat nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I've Your Heart? [COMPLETED]
Fiksi Penggemar(Follow dulu sebelum membaca, adalah salah satu sikap dari pembaca yang cerdas 👌) "Aku yang hanya bisa memandangimu tanpa berani mendekatimu. Aku yang selalu jadi pengamatmu yang tak pernah kau sadari. Aku yang selalu berusaha menggapaimu dalam dia...