18. Sat-Night

688 75 2
                                    

Jangan lupa follow aku yaaa, tandai typo dan kalimat rancu 💡

⚠Tekan tombol vote dan kasih komen ⚠

Happy reading guys 😅
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

***

Ajakan yang dilontarkan Andra nyatanya mampu ia tepati. Andra menjemputku di hotel tempat ku menginap, namun belum berkesempatan lagi bertemu Ayah dan Bundaku. Kedua orang tua ku tengah mengikuti undangan jamuan makan malam teman lamanya.

Kami berdua sampai disebuah tempat yang ramai dan dipenuhi pedagang makanan. Night marketnya Surabaya, kata Andra. Disini menyediakan banyak menu lokal maupun internasional. Sepertinya memang menarik.

Kami berjalan menyusuri area G-Walk. Kulihat nyatanya setiap kedai makanan yang ada selalu ada pengunjungnya. 30 menit berjalan aku masih belum bisa menentukan pilihan mau mencoba mau mencicipi makanan apa.

"Suka seblak gak?" Tanya Andra, sebenarnya andra beberapa kali menawarkan beberapa rekomendasi menu. Mendengar Andra menawarkan seblak membuatku jadi tertarik mencoba. "Ada seblak juga disini?" Tanyaku memastikan.

"Adalah, kalau gak ada ngapain aku nawarin coba." Tutur Andra membawaku berjalan hingga sampai pada sebuah pujasera. Kami memasuki pujaser tersebut dan menuju tempat yang bertuliskan 'Seblak Jeletot Mpok Adek'.

Aku salah satu penggemar makanan pedas, tentu saja ketika tak makan bersama Ayah maupun Bunda. Mereka hanya akan terus melarangku melanjutkan makan ketika aku mengkonsumsi makanan yang pedas. Tahu sendiri kan gimana enaknya makanan asal Bandung ini jika disantap dengan rasa pedasnya ketika masih panas. Selalu berhasil membuatku ketagihan.

Andra memesankan dua porsi seblak dan dua botol air mineral. Kami berbincang sembari menunggu pesanan kami datang. Kulihat beberapa orang memenuhi tempat duduk pengunjung.

"Suka pedes Pril?" Tanya Andra tengah berusaha membuka minuman botolnya.

Aku mengangguk, "Banget, lagian mana enak makan seblak kalau gak pedes." Benar bukan, rasa pedas adalah salah satu kelebihan yang miliki makanan khas Bandung ini.

Percakapan kami terhenti setelah dua porsi seblak tersaji didepan kami. Tanpa membuang waktu, setelah cuci tangan dengan handsanitizer yang tergantung di tas selempangku aku segera menikmati makanan ini. Rasanya enak, pedasnya pas sesuai seleraku. Aku tak menyesal malam ini memilih memakan seblak.

Kami menghabiskan makanan tanpa bersuara. Tentu begitu bukan, adab nya ketika makan. Makan juga butuh konsentrasi juga, menurutku. Selesai, kami beranjak berjalan berkeliling kembali. Andra mengajak ku duduk disebuah tempat duduk, tak hanya satu. Banyak. Dan hampir semua tempat duduk yang ada sudah terisi oleh sepasang kekasih disana.

Sepanjang jalan tadi beberapa kali Andra menawarkan ku kembali menu makanan yang ada. Rasanya perutku masih sangat kenyang setelah makan seblak tadi. Sehingga aku putuskan tidak membeli apa apa. Berbeda dengan Andra, ditangan kanan nya sudah ada tertenteng sepotong Burger. Ia mampir untuk membeli tadi. Katanya energi yang dihasilkan dari mengkonsumsi seblak masih kurang bagi nya sebagai pengganti makan malam.

Andra menawarkan burger nya sebelum memakannya. Aku menggeleng, kasihan melihatnya masih kelaparan. "Sorry ya Pril, tau sendiri kan porsi cowok emang lebih banyak dibanding cewek." Ujarnya santai, tanpa sungkan.

Can I've Your Heart? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang