Berakhirnya kelas hari ini dengan segera aku memasukkan peralatan ku, ingin segera berbaring di ranjang kamar. Sungguh, rasanya hari ini berjalan lambat dan terasa panjang.
Mila mengajakku keluar bersama menuju gerbang sekolah untuk menunggu jemputan. Langkahku yang terasa mulus tiada hambatan justru membuat perasaanku kurang nyaman. Biasanya Ali akan menawariku untuk pulang bersama, namun akhir akhir ini tidak. Bahkan hari ini dia sudah keluar kelas beberapa menit lalu.
Sampai di depan gerbang sekolah, aku melihat sosok Ali yang tak sendiri sedang menuntun motornya menuju keluar sekolah. Sekedar informasi, aturan disekolah ini memang mengharuskan siswa/siswi menuntun motor mereka dari parkiran guru sampai gerbang depan sekolah. Meminimalisir kebisingan dan agar lebih tertib aja katanya kemahasiswaan.
Kualihkan pandanganku, aku tidak ingin bahwa Ali sadar aku melihatnya dengan orang lain. Katakanlah aku berusaha menimbun rasa tak suka melihat itu semua. Namun tanpa kusadari dia malah menghampiri aku dengan Mila.
"Hay Pril, Mil. Belum dijemput ?" Sapanya setelah tepat berada didepan kami.
"Iya nih, lagi Otw yang jemput. Udah sama yang lain aja nih, Tumben biasanya juga nawarin Prilly." Jawaban akhir Mila membuat tanganku reflek mencubit pelan lenganya.
"Apaan sih Mil." Balasku malas dan jujur aku sedikit merasa panas sekarang.
"Capek Mil ajakan gue selalu tertolak, mending ngajak yang pasti aja ya kan." Ujar Ali pada Mila membuat aku kaget namun berusaha ku sembunyikan. Mila justru tertawa seakan hal itu lucu.
"Gue duluan ya, mau nganterin dia nih. Yuk, Tha." Ujar lali kemudian menghidupkan mesin motornya. Kulihat perempuan itu lantas naik ke motor Ali. Dan seketika mereka bergerak meninggalkan kami setelah sebelumnya membunyikan klakson motornya, sebagai tanda dia duluan pamit.
Aku menghela nafasku kasar setelah kepergian Ali. Merasa kehilangan ? mungkin. Bagaimana tidak, hampir 3 bulan terakhir Ali selalu menawariku pulang bersama. Yah meskipun kebanyakan penolakan yang aku kasih.
"Alinya udah sama yang lain, baru nyesel kan Lo?" Ucap mila tanpa melihat kearahku.
"Emang itu siapa ? Pacarnya Ali ya ?" Aku menanyakan balik serta berusaha terlihat biasa, yah seperti yang sudah sudah kulakukan menutupi perasaanku.
"Mana gue tau. Setahu gue sih namanya Agatha, kelas sebelah. Keliatannya sih otw mau resmi deh, banyak yang bilang beberapa hari terakhir Ali sering main ke kelas sebelah." Jelas Mila terlihat biasa setelah meledekku.
Ternyata ini alasan akhir akhir ini Ali terlihat sedikit berjarak denganku. Apa mungkin pernyataan Ali dulu sudah tiada artinya. Buktinya saja sekarang dia sudah bersama yang lain. Memikirkan semuanya membuatku semakin buruk moodku.
"Cemburu ya, ciee. Lain kali jangan dicuekin kalau sedang di deketin sama cowo. Nyerahkan Ali saking cueknya Lo Pril." Ledekan Mila kembali kudengar, aku hanya mengabaikannya angin lalu. Berusaha agar tak terlihat seperti orang cemburu.
* * *
FLASHBACK ON
Aku melihat pesan dari Kak Kelvin bahwa dia ada sparing basket dadakan sore ini hingga menyebabkan dia tak bisa menjemputku. Oh iya, Kelvin adalah kakak ku yang tidak satu sekolah denganku. Katanya sekolahku kurang maju terkait bidang ektrakurikuler Olahraga sehingga dia memilih tida satu sekolah denganku, dan kami hanya berjarak 1 tahun.
"Kok belum dijemput jemput Pril ?" Tanya Ali yang sejak tadi menemaniku di depan gerbang sekolah, dia menawarkan menemaniku karena aku tidak menerima tawarannya untuk pulang bersama.
"Kak Kelvin gabisa jemput, Li. Bentar aku pesen ojek online deh." Ujarku segera membuka aplikasi ojek online.
"Apaan sih Pril, gausah pesen gue anterin aja kali. Gue masih disini juga." Ujarnya mengambil ponselku tiba tiba membuatku kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I've Your Heart? [COMPLETED]
Fanfic(Follow dulu sebelum membaca, adalah salah satu sikap dari pembaca yang cerdas 👌) "Aku yang hanya bisa memandangimu tanpa berani mendekatimu. Aku yang selalu jadi pengamatmu yang tak pernah kau sadari. Aku yang selalu berusaha menggapaimu dalam dia...