11. Sebuah Kisah Klasik

721 98 4
                                    

Jangan lupa follow akun ini, tandai typo dan kalimat rancu 💡

***

Bagiku diberikan kesempatan dapat menuntut ilmu disekolah tercintaku ini merupakan sebuah kebanggaan tersendiri, apalagi dengan mendapat nilai ujian yang bisa masuk dalam kategori 5 besar di jurusan Mipa. Setidaknya aku bisa melihat senyum kedua orang tua ku dengan hasil jerih payahku saat ini. Semua kenangan sudah kusimpan rapi, suka, duka, senang, canda, tawa, maupun air mata. Semuanya begitu berkesan bagiku.

Aula yang biasanya digunakan untuk tempat diadakannya classmeeting kini disulap megah, dihiasi lighting yang memang nampak menonjol. Bertemakan nusantara acara pisah kenang kini diselenggarakan, sebab itu aku mengenakan kebaya adat.

Dan sedikit menyesalnya aku ketika menerima permintaan untuk mengisi acara dengan bernyanyi nanti, sebab ketika melihat natataan kursi berderet yang begitu banyak serta megahnya panggung membuat nyaliku sedikit menciut. Grogi.

Pada saat itu H-5 acara namun tiba tiba Ina-teman satu kelasku yang menjadi panitia serta anggota OSIS, menghubungiku meminta kelapangan hatiku untuk membantunya. Tak menyangka jika akan semendebarkan ini aku pun menerimanya, dan semoga saja aku mendapatkan kekuatan ketika nanti maju.

"Nanti giliran Lo maju abis penyeraan toga ke masing masing anak ya Pril, jadi nanti Lo bisa kebangku dulu." Ujarnya kini menghampiriku, hanya anggukan saja yang dapat menjadi jawabanku.

Aku menempati deretan bangku siswi kelasku, memang antara siswa siswi kami dipisah. Dan sekian lama mengedarkan pandanganku belum juga aku menemukan sosok Ali. Aku hanya ingin tahu dimana Ali saja, tak lebih.

Tepukan pada bahuku membuat pandanganku teralih, menemukan sosok terbaik yang aku miliki. Sontak senyumku terbentuk dan langsung memeluknya.

"Mila kangen!" Ungkapku setelahnya melepas pelukan kami. Ah ternyata memang semua orang hari ini pada cantik semua. Memanfaatkan momment menjadi raja dan ratu meskipun hanya 1 hari.

"Alah, ngaku kangen sama gue tapi pergi liburannya sama Ali. Gitu yaa!" Sembur Mila menggodaku.

Aku belum sempat menceritakan kejadian bersama Ali beberapa hari yang lalu. Karena aku rasa itu menjadi privasi aku dan tak ada keperluan untuk mengumbar nya. Saat itu kami hanya ingin menikmati kebersamaan tanpa ingin tahu makna dari keingan kebersamaan tersebut.

"Selamat ya, calon Nutrisionist nih. Lumayan lah ntar kalo gue butuh konsultasi diet tinggal kerumah lo aja." Aku hanya tertawa, hanya Mila yang kuberitahu. Bahkan Ali belum, biar saja nanti dia tahu ketika nanti nama kami dipanggil satu persatu untuk naik ke atas.

Tak pernah berfikir jika akhirnya aku memantapkan hati meyakini bahwa masa depanku dihabiskan menjadi seorang yang berguna bagi orang lain. Membantu orang lain, pasti akan menjadi kebanggaan tersendiri bagiku. Seorang Ahli Gizi, jurusan yang sama sekali tak pernah terlintas dan kuminati dulu.

Siapa sih Ahli Gizi ? Ngapain aja dirumah sakit ? Well, itu pertanyaanku beberapa bulan yang lalu sebelum memasukkan pilihan pendaftaran. Lulusan Nutritionist-sebutan lulusan S1 Gizi Gizi, tidak serta merta hanya bisa kerja di rumah sakit. Terbagi menjadi 3 pengelompokan yaitu Klinik, Komunitas, dan Food Service. Aku belum sempat mencari tahu lebih dalam selanjutnya, yang pasti beberapa hasil temuanku dari mesin pencari serba tahu itu mampu membuatku menetapkan pilihan pada hal tersebut.

"Makasih Mil, kamu juga selamat yaa. Sayang aja kita enggak sekota, but aku masih nggak percaya kalau Mila-ku yang cerewet bin nyebelin ini akan jadi calon guru SD." Mila diterima di Unesa yang berada di kota Surabaya. Sedangkan aku di Malang.

Jarak secara gamblang sudah didepan mata kami. Tak mencoba menutupi bahwa rasa sedih dan takut kehilangan pasti muncul. Apalagi Mila adalah sosok satu satunya teman yang paling dekat denganku serta tahu seluk beluk tentang ku. Kami menghabiskan waktu 3 tahun sama sama dan selalu satu bangku. Saling berbagi segala hal, berbagi pasangan itu pengecualian. Lagi pula tak mungkin jika aku setega itu merebut hal berharga bagi sahabatku sendiri. Aku masih lebih tertarik melahap daging ayam atau sapi dibanding daging sahabatku sendiri.

Can I've Your Heart? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang