15. Capek Ospek, Capek Pikiran

672 82 2
                                    

Jangan lupa follow akun ini ya, tandai typo dan kalimat rancu💡

***

Sebagai mahasiwa baru, tentu diwajibkan mengikuti rangkaian pengenalan lingkungan kampus. Aku salah satu orang yang pasti tidak berani jika disuruh membolos. Karena bagiku saat ini adalah kesempatanku menorehkan kenangan yang pasti nantinya menjadi cerita hidupku yang bisa kubagikan dengan orang lain.

Hari pertama Ospek, jujur aku tidak terlalu fokus. Kalian sudah tentu tahu alasannya karena apa. Tapi aku berusaha menikmati kegiatannya.

Dan berada diaula gedung olahraga kini aku berada, berkumpul dengan banyak orang. Kudengar masih ada suara teriakan menyuruh kami untuk duduk lebih rapat. Andai kalian tahu, bahkan sekarang kakiku terasa keram. Tak bisa bergerak, baik sisi kanan maupun kiriku sudah terisi orang. Belum lagi tas ransel besarku yang kini ada dipangkuanku. Sudah sedari tadi aku mengeluh, namun hanya dari dalam hati. 'Mau gerak kak, please!'

Aku masih satu gedung dengan Ali hanya saja terpisah, aku disayap sebelah kanan dan Ali disebelah kiri. Kerepotan dengan posisiku hingga aku tak tahu posisi Ali sekarang dimana.

Acara dimulai dengan adanya penampil penari, kemudian dilanjutkan sambutan sambutan bagi jajaran dekanat. Dan seketika kudengar teriakan kencang dari sebagian perempuan disayap kanan ketika segerombol lelaki maju menuju panggung. Bukan boyband ya, ya kali acara kampus ngundang boy band.

Ah pantas saja heboh, ternyata mereka adalah ketua BEM dari masing masing tiap fakultas di kampis ini. Keren sih kelihatannya memang, tapi aku masih bisa menahan hasrat untuk tidak berteriak kencang seperti sebagian besar perempuan yang ada disini lakukan. Aku cukup hanya diam dan memperhatikan, menikmati acara.

Acara berlanjut, pemberian materi terkait lingkungan kampus. Penjelasan singkat tentang masing masing fakultas. Meskipun kondisi masih cukup dikatakan kondusif tapi yah namanya orang yang duduk berdempetan, pasti banyak gerak dan memicu teriakan peringatan dari kakak senior. 'Dah kebal kok nih kuping, kak!'

Acara membosankan pun berlalu, dan saatnya sholat dan makan siang. Jujur perutku sudah lapar, karena hanya memakan roti sobek dan sekotak susu. Jelas kurang mengeyangkan untuk sekarang. Belum sempat menerima jatah makanan, aku izin untuk ketoilet. Karena aku merasa hanya butuh membasuh wajahku. Aku sedang berhalangan jadi tidak sholat.

Selepas dari toilet aku memutuskan untuk duduk dibelakang, yang ternyata sungguh lebar tempatnya tanpa perlu berdesakan seperti didepan. Yah, hanya saja, terlalu jauh dari panggung. Aku duduk dan segera mengambil jatah makan.

Sebuah tangan terulur kearahku ketika aku akan berdiri mengambil jatah makanku. Kulihat Ali, yang segera menyusul untuk duduk disampingku. Hanya kalimat terimakasih yang mampu aku sampaikan. Dan balasan anggukan serta senyuman yang Ali lontarkan.

Kami berdua menyantap makan siang dalam diam dan fikiran masing masing. Karena aku merasa lebih enak jika kami akan membahas topik panjang ini setelah makan. Itupun jika ada waktu untuk membahasnya.

***

"JANGAN TERIMA SELEBARAN APAPUN DILUAR !!"

Pesan yang selalu terngiang, dan selalu disebut sebut berulang kali. Sedikit informasi yang kudapat bahwa dilingkungan kampus seperti ini pasti ada sekelompok orang yang yang memberikan ajaran ajaran agama yang menyimpang dari syariat islam. Jadi mungkin ini hanya bentuk untuk meminimalisir terjadinya hal yang kurang baik.

Bahkan ternyata meskipun aku dan Ali sudah bersebelahan di barisan paling belakang kami masih belum saling berbicara. Gimana bisa kami berbicara, sedikit menggeserkan pantat saja langsung terdengar suara gertakan. Aku hanya menyayangkan suara mereka besoknya pasti menghilang.

Can I've Your Heart? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang