Jangan lupa follow akun ini, tandai typo dan kalimat rancu 💡
***
Aku berdiri mematut didepan cermin, merapikan sedikit penampilanku agar tidak terlihat over. Ali mengatakan pukul 10 akan menjemputku, dan sekarang pukul 10 kurang 15 menit. Beberapa kali aku menengok ke arah jam, ck sepertinya aku terlalu tidak sabaran.
Menuruni tangga berencana aku menunggu Ali di teras rumah, tentu saja aku sudah mengantongi izin jalan bersama Ali dari Ayah dan Bunda.
'Inget, hanya jalan saja Dek. Perjanjian Adek boleh pacarannya kalo udah ketrima di kampus pilihan Adek.'
Aku mengingat perkataan ayah ketika malam kemaren izin untuk pergi. Sebelum ke teras aku memutuskan untuk kedapur mengambil minuman, entah kenapa terasa haus. Dapur saat ini sepi, bunda tengah ke supermarket membeli kebutuhan bahan pokok. Membuka Kulkas di depanku, tanganku menjangkau susu kotak rasa Coklat.
Ting!
Ali Bayu
Aku udah didepan nih.Suara pesan Ali berbarengan dengan aku yang sedang menusukan sedotan pada susu kotakku. Berjalan keluar, kubuka pintu rumah namun aku dikejutkan dengan adanya Ali yang sudah berdiri didepan pintu membuatku terhenyak kaget. Kuamati Ali terkikik mungkin karena keterkejutanku.
"Udah kek berhenti ketawanya, kapan jalannya?" Tanyaku, kami tengah berjalan menuju motor Ali.
"Gak pamit dulu?" Pertanyaan Ali.
"Mau pamit siapa? Ayah kerja, Bunda ke supermarket, kak kelvin ke kampus. Mau pamit sama ikan di kolam?" Ujarku sedikit kesal, salahkan Ali yang sejak tadi hingga sekarang masih terlihat ketawa geli dengan kejadian tadi.
"Jangan marah marah, nanti aku suka lagi loh." Sungguh ungkapan absurd Ali terdengar kembali.
"Ihh, udah yuk. Keburu panas." Ali hanya mengangguk, mengambil helm untuk dipakainya kemudian mengambilkan juga untuk dipakaikan ke kepalaku.
Sejenak aku melihat kearah Ali, dia dengan sengaja merapikan helaian rambut yang sedikit keluar dari helm dan mengganggu wajahku. Ali dari dekat sini terlihat tampan sekali, ya Tuhan. Ali yang enggan buru buru memutus kontak padangan kami terus saja mencoba merapikan helaian rambut. Hingga tanpa sadar aku melewatkan sesuatu.
"Ekhem"
Suara deheman membuatku langsung sedikit menjauh dari jangkauan Ali. Alipun tak kalah beda, ia langsung menoleh kesumber suara dan tersenyum kikuk. Rasanya seperti ke gap tengah ngapa ngapain, padahal aku dan Ali hanya saling menatap saja.
"Untung gue ya dek yang dateng, coba kalo ayah yang dateng gimana tuh. Kencan kalian pasti bakalan gagal." Celetuk kak Kelvin yang kini sudah ada di depanku.
"Apaan sih kak, orang tadi Ali cuma bantuin makein helm aja." Sahutku berkilah, sembari menarik narik kecil tas selempangku.
"Orang makein helem mah tanganya tuh di samping helm, mana ada di depan wajah." Kak Kelvin memang benar bisa mematahkan alasanku.
"Saya izin ngajak Prilly nya main ya kak." Izin Ali, dasar sipengganggu memang kak Kelvin!
"Gue pasti izinin lo ajak Adek gue main, tapi awas aja kalo lo sampe mainin adek gue. Selamat bersenang senang, kalian. Dahhh!!" ujar terakhir kelvin sebelum dirinya meninggalkan untuk masuk kedalam rumah. Kulihat Ali hanya berekspresi sedikit terkejut akan kedatangan kakaknya.
Akupun segera meminta Ali melajukan motornya, aku tidak pernah merequest harus membawa kendaraan apa jika mengajakku jalan. Sebab aku juga bukan perempuan yang gabisa naik motor, justru aku malah lebih memilih motor dibanding mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I've Your Heart? [COMPLETED]
Fiksi Penggemar(Follow dulu sebelum membaca, adalah salah satu sikap dari pembaca yang cerdas 👌) "Aku yang hanya bisa memandangimu tanpa berani mendekatimu. Aku yang selalu jadi pengamatmu yang tak pernah kau sadari. Aku yang selalu berusaha menggapaimu dalam dia...