Tap vote dulu ya sebelum lanju scroll ❤
Happy reading 😅
***
Hari ini aku kembali merasakan bagaimana euforia merayakan kelulusan. Rasanya tentu masih tetap menyenangkan, dimana semua anggota keluargaku tersenyum lebar didepan kamera saat sesi berfoto di halaman luas yang sekarang dipenuhi banyak orang yang juga tengah merayakan kelulusan.
Ngomong ngomong, anggota keluaga besarku bertambah lagi dikesempatan kali ini. Seratus bagi kalian yang menebak orang tambahan itu adalah istri Kak Kelvin. Yap, 3 bulan yang lalu lebih tepatnya. Saat dimana aku sibuk merevisi naskah Tesis ku, Kak Kelvin juga ikut sibuk memepersiapkan pernikahannya.
"Jam segini belum dateng juga?" Aku mengangkat bahuku.
"Enggak tahu, udahlah biarin lanjut foto ajalah." Jawabku tak ingin memperpanjang pembahasan topik.
Kami berlima bertukar tempat, kecuali aku tentu saja. Karena istilahnya aku yang mempunyai hajat hari ini, jadi tetap harus aku yang menjadi poros perhatian berada di tengah tentu saja. Beberapa potret terambil sudah, dan aku senang melihat semua bidikan lensa fotografer yang Kak Kelvin sewa.
"Kak, minggir dulu. Aku pengen foto berdua sama Mila dulu, ngintilin Mila mulu ih." Marahku sembari mendorong Kak Kelvin agar menjauh dari frame kami berdua. Baik aku dan Mila segera bersiap dengan pose terbaik untuk diabadikan.
Oh iya, kabar baiknya Mila yang menjadi istri Kak Kelvin sejak 3 bulan yang lalu. Yang berarti sekarang Mila adalah Kakak lparku. Jujur, aku sama sekali tak menyangka tiba tiba Mila yang menikah dengan Kak Kelvin. Karena setahuku, terakhir aku tahu Kak Kelvin menjalin hubungan dengan pacarnya yang sudah berpacaran sejak awal kuliah. Well, itu salah satu bukti kekuasaan Tuhan. Yang lama belum tentu berlanjut ketahap yang lebih serius. Dan gak menutup kemungkinan yang baru menjalin hubungan bisa langsung menuju jenjang pernikahan.
Lanjut lagi, aku sama sekali tidak tahu menahu jika kedua orang terdekatku itu menjalin hubungan. Entah mereka yang kelewat pinter sembunyi sembunyi atau aku yang memang kurang update karena sibuk dengan kegiatan penelitian. Karena kutahu sebelum Mila menikah dengan Kak Kelvin, Mila bekerja di Surabaya. Dan kesempatan kami bertemu juga hanya sebulan sekali saat Mila pulang mengunjungi Om Zein di Jakarta.
Kemudian tiada angin tiada hujan, tiba tiba Kak Kelvin minta izin sekalian minta bantuan Ayah sebagai wali untuk melamarkan Mila untuknya. Aku terkejut bukan main saat mendengarnya, bahkan malam itu aku menghabiskan waktu untuk mengintrogasi baik Mila dan Kak Kelvin. Namun sama, aku belum menemukan jawaban pasti dari keduanya. Hingga sekarang.
Tapi aku sama sekali tak masalah. Urusan keduanya mungkin terlalu privasi untuk diumbar. Terpenting, aku bahagia melihat keduanya sekarang. Sama sama saling melengkapi. Bahkan tak jarang Kak Kelvin sering bertindak possesive pada Mila.
"Jam berapa ini Bapak baru hadir?" Aku menoleh dan mendapati seseorang yang nampak sedikit berantakan berada diantara Ayah, Bunda dan Kak Kelvin. Seketika senyum ku berkali lipat lebih cerah dibanding sebelumnya.
Hal itu membuatku refleks melangkah menghampiri mereka. "Biasa, ada Cito Bang tadi. Maaf ya Om Tante, Ali telat dateng." Ku dengar Ali berujar, lalu setelahnya tatapan kami bertemu.
"Sayang.. Maaf ya aku telat." Sapanya saat melihatku datang mendekat. "Congratulations, kamu hebat. I'm pround of you." Ucapnya ketika tubuhku dibawanya dalam dekapan. Aku hanya mengangguk begitu saja. Cito yang baru saja Ali lewati pasti melelahkan meskipun dirinya hanya menjadi ass-opp, sehingga aku pun tak tega jika harus menambah beban fikirannya jika aku harus berlagak marah karena keterlambatannya. Toh, menerima Ali berarti siap menerima semua kekurangannya bukan. Salah satunya, pasien Ali adalah prioritas utama baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I've Your Heart? [COMPLETED]
Fanfiction(Follow dulu sebelum membaca, adalah salah satu sikap dari pembaca yang cerdas 👌) "Aku yang hanya bisa memandangimu tanpa berani mendekatimu. Aku yang selalu jadi pengamatmu yang tak pernah kau sadari. Aku yang selalu berusaha menggapaimu dalam dia...