Chapter 02 - Sekolah Yang Sama

6.1K 833 24
                                    

Hyunjin siap berangkat ke sekolah saat ini. Dengan sebuah headseat putih yang menyumpal telinganya, Hyunjin sesekali melantuntak lirik dari lagu yang ia dengarkan sembari mengunci pintu rumahnya.

Mulai sekarang Hyunjin memutuskan untuk pergi ke sekolah dengan berjalan kaki, jangan salah paham dulu, Hyunjin tentu bisa dan memiliki sebuah motor matic di garasi mobilnya, Hyunjin juga bisa mengendarai mobil dan jika ditinjau dari sisi lain, ia memiliki sebuah mobil, ya meski itu merupakan mobil bersama.

Alasannya? Tentu saja karena jarak antara rumah dan sekolah yang terlampau dekat, hanya sepuluh menit dan dia bisa sampai di gedung bertingkat itu.

Setelah selesai dengan urusannya, Hyunjin lalu membalikkan badan dan berjalan melewati halaman rumah yang tak terlalu luas dan dilapisi rumput di atasnya, membuka pintu gerbang kayu berwarna putih sebatas pinggangnya.

"Sepertinya aku berangkat terlalu pagi." gumam Hyunjin sembari melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Namun sedetik kemudian Hyunjin mengedikkan bahunya acuh, sepertinya sarapan di sekolah bisa membunuh waktunya.

Hyunjin lalu mulai berjalan menuju ke sekolah, dan oleh karena itu, otomatis Hyunjin harus melewati rumah dari tetangga dingin aneh yang kemarin tiba-tiba saja datang ke rumahnya lalu meminta sebuah pelukan.

Hey Hyunjin masih ingat bagaimana lelaki mungil bernama Felix itu memeluk tubuhnya erat sembari menyembunyikan wajah di dada Hyunjin, Hyunjin awalnya ingin protes mengingat jika mereka berdua hanyalah orang asing yang tidak sengaja menjadi tetangga, namun melihat raut ketakutan di wajah manis itu membuat Hyunjin tidak tega.

Iya, Hyunjin akui jika Felix manis, bahkan jika saja rambutnya panjang dan ia menjadi perempuan, dapat dipastikan jika Felix akan masuk ke dalam jajaran most wanted.

Tanpa disadari, Hyunjin bahkan sudah berdiri layaknya orang bodoh di depan pagar rumah Felix, memandang kosong ke arah rumah yang bentuknya tak terlalu berbeda dengan rumahnya. Minimalis namun terkesan nyaman, ya setidaknya itulah yang terlihat.

"Apa dia pergi ke sekolah?" Hyunjin lagi-lagi menggumam sendiri, ia bahkan menundukkan sedikit kepala sembari memasang wajah berpikir.

Semalam bahkan dengan gilanya Hyunjin memberi izin untuk Felix menginap di rumahnya, dan tentu saja mereka tidur dalam satu kamar atas permintaan Felix, namun Hyunjin masih mengetahui sopan santun, ia memilih untuk tidur di sofa saja dan membiarkan Felix tidur di ranjangnya. Tidak mungkin kan mereka menghabiskan malam di tempat tidur yang sama? Sekali lagi, saat ini mereka masih tergolong ke dalam dua orang asing.

Hyunjin pikir Felix masih di rumahnya tadi pagi, namun saat Hyunjin membuka matanya, lelaki itu sudah tak ada, mungkin sudah kembali ke rumahnya, entah kapan karena Hyunjin tak menyadarinya sama sekali.

"Hey apa yang kau lakukan?"

Hyunjin tersentak dan memundurkan langkahnya, bahkan ia hampir tersandung kakinya sendiri. Di depannya, Felix berdiri dengan wajah dingin seperti saat pertama kali mereka bertemu.

Hyunjin mendadak merasa gugup dan tak tahu haru menjawab apa. Sembari menggaruk tengkuknya dengan canggung, Hyunjin mengulas senyum cukup lebar sampai matanya hanya tersisa garis saja.

"Hehehe...tidak ada, aku hanya bertanya-tanya apakah kau sudah pergi ke sekolah atau belum."

Sungguh jujur Jin.

Felix lalu sedikit menyerngitkan dahinya, memandang Hyunjin bingung. Hyunjin bahkan sekilas bisa mendengar Felix yang menggumamkan kata 'aneh' namun Hyunjin memilih untuk pura-pura tidak tahu saja.

Tanpa mengucapkan kalimat apapun, Felix langsung melongos pergi begitu saja dari hadapan Hyunjin.

Hyunjin lagi-lagi diabaikan, pemuda Hwang itu lalu memilih untuk berjalan mengikuti langkah Felix.

Hyunjin berada beberapa jarak dari Felix, masih setia berjalan di belakang lelaki mungil tersebut, tak memiliki niatan untuk mensejajarkan langkahnya dengan Felix.

"Kenapa kau mengikutiku?"

Hyunjin terkejut untuk kedua kalinya, Felix tiba-tiba menghentikan langkah lalu memandang Hyunjin kesal.

Hyunjin melebarkan matanya, memangnya Hyunjin penguntit apa?

"Aku tidak mengikutimu ngomong ngomong." jawab Hyunjin santai sembari masih melanjutkan langkah, berpapasan dengan Felix yang masih diam lalu melirik sekilas dengan ekor matanya.

"Jalan ke sekolahku memang ke sini." ucap Hyunjin lalu melangkah melewati tubuh Felix.

Sebenarnya sedikit banyak Felix merasa malu karena sudah menuduh orang sembarangan, namun lelaki Lee itu memilih untuk tetap mepertahankan poker facenya.

Felix tak terlalu suka menampilkan ekspresi.

Merasa tak ada suara langkah yang mengikutinya, kini giliran Hyunjin yang membalikkan tubuh ke arah Felix.

"Apa yang kau lakukan? Apa kau berencana untuk telat?"

Felix menoleh ke arah Hyunjin dengan pandangan nyalang lalu sedetik kemudian Felix berdecih sebelum akhirnya kembali melanjutkan perjalanan ke sekolahnya.

Hyunjin tersenyum, langkah mereka kini sejajar.

Namun senyumnya perlahan memudar saat menyadari sesuatu.

"Lix, ada apa dengan pipimu?"

Felix segera menundukkan kepalanya dan semakin menarik tudung dari hoodie yang ia kenakan. Menyembunyikan luka memar dari pandangan Hyunjin.

"Bukan urusanmu."

Hyunjin menjatuhkan rahangnya dengan wajah yang tak terkontrol. Barusan, barusan ia melihat Felix memasuki gerbang yang sama dengannya. Dan bodohnya, Hyunjin baru tersadar dengan beberapa atribut sekolah yang Felix kenakan ternyata sama dengan dirinya. Itu artinya Felix satu sekolah dengan Hyunjin, namun kenapa Hyunjin tidak pernah mengetahuinya sama sekali? Bahkan saat dirinya sudah menginjak kelas XII. Sudah dua tahun lebih Hyunjin bersekolah di sini dan Hyunjin sama sekali tak pernah beertemu atau bahkan melihat Felix.

Apakah Felix murid pindahan? Atau Felix tipikal orang yang jarang bersosialisasi? Atau semua ini karena Hyunjin yang kurang memperhatikan sekitar?

Namun yang jelas, ini semua sangat aneh, namun nyata.

Dan lagi, Hyunjin melihat Felix memasuki kelas yang ada di samping kelasnya, mereka dekat namun kenapa Hyunjin tak pernah menyadarinya sama sekali?

Takdir macam apa yang mempertemukan mereka sekarang?

Takdir macam apa yang mempertemukan mereka sekarang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue

Takdir abal abal yang gue buat 🤣

Tertanda, 14/04/2020

Bee, laper tapi lagi boker

Night Rain [Hyunlix] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang