Sial, Hyunjin pikir harinya akan berjalan cukup baik sekarang, namun sepertinya tidak. Sore ini, lebih tepaynya satu jam setelah mereka terbangun, hujan tiba tiba turun, membuat Felix kembali bertingkah aneh.
Bahkan sudah setengah jam lebih Felix masih setia bersembunyi di dalam pelukannya, sungguh, lelaki yang lebih kecil dari Hyunjin itu tengah bergetar ketakutan sekarang.
Hyunjin tidak mengetahui apa penyebabnya namun mungkin karena nurani, Hyunjin membalas pelukan Felix dan mengelus punggung sempit tersebut, sesekali memberikan kecupan penenang di pucuk kepala si manis.
Merasa udara semakin dingin, Hyunjin lalu mengendurkan pelukannya dan memandang Felix yang masih ketakutan.
"Felix, kita naik saja ke tempat tidur."
Felix hanya mengangguk, ia sebenarnya tak terlalu bisa mencerna apa yang dikatakan oleh Hyunjin.
Tanpa mengucapka apapun lagi, Hyunjin segera mengangkat tubuh Felix dan merebahkannya di atas tempat tidur yang cukup besar miliknya.
Hyunjin lalu menarik selimut dan menyelimuti tubuh mereka berdua, lelaki manis itu kembali beringsut memeluk Hyunjin, tubuh bahkan wajahnya tenggelam di dalam selimut, astaga kenapa Felix bisa terlihat sangat menggemaskan seperti ini?
"Hey ada apa?" Hyunjin mengelus punggun Felix lagi saat anak itu mengeratkan pelukannya di tubuh yang lebih besar.
"Pe-petirnya terlalu keras."
Astaga, Hyunjin baru sadar jika baru saja petir berbunyi cukup keras. Biasanya Felix bisa mengatasi hal hal seperti ini dengan cukup baik, namun entah kenapa belakangan ini Felix merasa sedikit kesulitan, mungkin faktor tekanan batin yang terasa semakin berat.
Hyunjin tidak bisa mencegah untuk tidak penasaran, meski pada awalnya Hyunjin memilih untuk tak acuh, namun lama kelamaan pertanyaan demi pertanyaan mulai bermunculan di kepalanya. Sepertinya tak masalah jika Hyunjin bertanya, toh mereka sudah cukup dekat.
"Lix, sebenarnya apa yang membuatmu begitu takut dengan hujan?"
"..."
Hening, tak ada jawaban dari Felix.
Hyunjin bahkan sudah menunggu selama sepuluh menit dan Felix masih enggan untuk membuka suara.
Hahh...mungkin saja Felix tidak ingin membicarakannya.
"Dulu...aku dibuang."
Hyunjin sedikit tersentak saat mendengar suara Felix, terlebih lagi jika tak salah dengar, suara Felix sedikit bergetar.
Hyunjin lalu dengan sigap menyingkap selimut yang menutupi wajah Felix, dan benar saja, wajah lelaki manis tersebut memerah, menandakan jika Felix tengah menahan tangisnya mati matian.
"Tidak masalah Lix, kau tak perlu bercerita jika kau tak ingin."
Felix menggeleng lemah, sepertinya untuk ukuran orang yang sudah ia repotkan, Hyunjin memang harus tau.
•
Flashback On
Seorang anak laki laki tengah meringkuk ketakutan di dalam gelapnya malam hari. Anak laki laki yang tak lain adalah Felix saat berusia lima tahun itu tengah terisak kebingungan, belum lagi kegelapan dan juga dinginnya hujan membuat tangis Felix semakin keras.
Ia tak tau tengah berada di mana, yang Felix tau hanya ayahnya yang telah meninggalkan Felix di tempat seperti ini.
Anak manis tersebut tidak mengerti, tadi ayahnya mengatakan akan mengajak Felix jalan jalan dan saat ini ia justru ditinggalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Rain [Hyunlix] ✔
FanfictionHyunjin hanya punya Felix, dan begitupun sebaliknya. Dominant : Hyunjin Sumbisive : Felix __________ Copyright © smuthieflx 13 April 2020